Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 4



Julak membukakan pintu pagar sementara aku membuntuti dibelakangnya. Tampak wajah lelah suamiku. "Darimana yah? | Cerpen Misteri Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 4

Kok malam betul nyampe nya?" Tanyaku dibalik tubuh Julak.

"Dari Grogot dek, besok siang balik lagi, ada kerjaan disana mungkin seminggu gak pulang. Kamu mau pulang aja kah ke Balikpapan atau ikut aku ke Grogot ?" Tanyanya sembari menawarkan.

Aku langsung menyambar
" pulang... Aku mau pulang aja. Aku kangen mamak sama bapak. Boleh ya yah?" Pintaku manja.
"Iya sayang, ayo sudah kita pulang sekarang. Ayah mau siapkan pakaian buat seminggu di Grogot".

Aku menggangguk dan segera berpamitan pada Julak. Tak lupa aku ambil dulu tas,dompet serta hp di kamar.

Kami berboncengan pulang. Di jalan aku mengajak bicara suamiku supaya suasana tidak tegang.

"Ayah tadi pagi ke Grogot sama sapa yah ?"

"Sendirian dek , mendadak juga dipanggil suruh kesana, ada kerjaan sedikit"

"Oh tapi pulangnya banyak temen nya ya yah., enak dunk pulang ramai-ramai gak kesepian di jalan." sahutku santai.

Karena memang sejak di depan rumah Julak itu aku lihat ada banyak orang dibelakangnya suamiku. Tapi aku tidak bisa melihat siapa saja karena gelap dan lampu teras cahayanya hanya cukup menerangi sedikit bagian diluar pagar.

Suamiku sontak menghentikan motor. Lantas menoleh kepadaku sambil bertanya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa kujelaskan.

"Sekarang masih ada?"

Aku menoleh ke belakang, kulihat masih ada 2 motor dibelakang ku ikut berhenti, masing-masing bergoncengan hanya saja lampu motornya mati jadi aku ga bisa lihat mereka siapa saja.

"Masih ada yah, tuh teman-teman mu kah?"

Suamiku langsung tancap gas. Sepanjang jalan dia bebacaan dan begitu sampe dirumah dia langsung loncat membuka pintu dan berlari ke dapur mengambil garam.

Aku masih bengong dengan tingkahnya. Semua dilakukannya secepat kilat bahkan aku belum sempat bertanya.

Begitu kembali dari dapur dengan setumpuk garam ditangan, suamiku melempar garam sekeliling rumah sambil membaca ayat 4 dan ayat Qursy.

Barusan selesai dan suamiku hendak duduk. Mendadak kami dikejutkan dengan suara kelapa jatuh.

Gubraaakkkk...
Nyaring banget suaranya.

Aku yang merasa yakin banget kalau itu kelapa beranjak mau mengambilnya.

Suamiku menahanku.
"Mau kemana ?"

"Itu nah yah ada kelapa jatuh, lumayan buat dibikin santan"

"Dek emang di sekitar sini ada pohon kelapa?"

Aku Tersadar.
" Iya ya yah.... Trus itu apa dong yang jatuh?"

"Itu glundung pringis"

"Apa itu?" Tanyaku penasaran.

"Hantu" jawab singkat suamiku.

Whuaaaaa aku mendekat dan memeluk suamiku.

"Coba jangan nakutin nah" Kesal ku.

"Lho kamu aneh. Sudah tahu disekitar-sekitar sini gak ada pohon kelapa kok bisanya bilang kelapa jatuh"

Usai kami berdua menyiapkan semua keperluan buat besok hari berangkat. Kami pun bersiap-siap untuk tidur, masuk kelambu. Aku berdoa banyaaaaakkkk sekali berharap malam ini gak ada gangguan apa-apa karena aku capek sekali dan ingin bisa tidur nyenyak. Baru saja selesai berdoa. Aku tiba-tiba kepengin pipis. Aku minta suami menemani tapi ternyata dia sudah tertidur lelap . Kasiannya kecapean pasti bolak balik Grogot.

Sambil mulut ini tidak henti-hentinya nya berdzikir aku ke kamar mandi. Ngelewatin dapur yang luas itu aku merinding. Cepat-cepat aku masuk kamar mandi lantas pipis. Begitu selesai aku keluar. Gelap terlihat diluar dinding dapur yang cuma disekat teralis dan atapnya masih pake daun.

Bulu kudukku meremang lagi.

Aku cepat-cepat masuk ke dapur dan menutup pintu lantas memasang suduk lawang. Balik ke kamar buru-buru masuk kelambu.

"Amaaaaaannn" fikirku tenang.

Belum juga merebahkan badan, terdengar pintu diketuk 3 kali. Aku menoleh ke suamiku. Berharap dia mendengar dan terbangun.

Ketukan itu berulang 3 kali.

Aku langsung menutup kepalaku dengan bantal dan menutup seluruh tubuh dengan selimut.

Ketukan itu kali ini pindah ke jendela tepat samping tempat tidur kami.

Tok...Tok...Tok...

Ketukan itu terdengar jelas di jendela tepat disamping kasur kami.

TOK...TOK...TOK...

Makin nyaring suaranya.

Aku bebacaan tidak karu-karuan pokoknya aku baca semua doa dan surah-surah yang aku tau.

Tepat di ketukan ketiga.

TOK...TOK...TOK...

Ceklek... wusss... braaakkkk...

Gerendel terbuka dan daun jendela hampir melayang terhempas menghantam dinding luar.

Aku menutup mata tidak berani lihat keluar. takuuuuuutttttt.

Suamiku tidur seperti dibius, tidak bergeming sama sekali meskipun nyaring dan berisiknya suara jendela membentur dinding tadi. Aku memeluk suamiku sambil mengguncang guncang tubuhnya.

"Ayaaaaahhh banguuunnnnn jendela kebuka tu naaaaaaaaa whuaaaaa" dan aku menangis sejadi-jadinya.

Masih tetap menutup mata. Tidak berani buka sama sekali.
Kapok rasanya liat penampakan-penampakan kemarin malam.

Sayup-sayup terdengar suara angin.
Seperti gemuruh, makin nyaring, dan diantara suara itu ada namaku dipanggil lamat-lamat.

"Endaaaaaaaaaaaaaahhhhhh"

Whuaaaaa aku makin nangis. Makin erat aku peluk suamiku,masih tetap berusaha membangunkannya. Mulut ini udah tidak ada berhentinya bebacaan sejak keluar kamar mau pipis tadi.

Sekian menit kemudian.

Teeessss...

Salah satu tali kelambu putus, akibatnya salah satu bagian kelambu jatuh menimpa tubuhku. Aku makin histeris. Dan anehnya suamiku tetap tidak bangun.
Meskipun aku sudah berteriak sekaligus menangis sejadi-jadinya nya di telinga suamiku.

(Huff nulis ini acil jadi merinding sendiri nah)

Aku teringat perkataan mamakku lagi. katanya kalau tengah malam tali kelambu putus, biarkan aja, jangan dibetulkan, tunggu pagi datang baru dipasang lagi. Aku lupa apa penjelasan mamakku. Aku bahkan tidak terlalu menanggapi serius perkataan mamakku waktu itu. Suara gemuruh angin masih tetap terdengar. Namun tidak ada lagi yang memanggil namaku. Perlahan aku mendengar suara daun jendela menutup sendiri. Lantas suara angin hilang dengan sendirinya. | Cerpen Misteri Jangan Bakar Terasi Saat Senja Di Kalimantan Part 4

- Bersambung -