Hidup Ini Bukan Hanya Sekedar Uang

Suatu sore, seorang penjual gorengan yang sedang menjajakan dagangannya mendengar suara panggilan,
"Gorengan!" | Cerpen Motivasi Hidup Ini Bukan Hanya Sekedar Uang


Si penjual menghentikan langkah. Menoleh ke belakang.
"Beli?" ibu penjual memastikan.
Pertanyaan itu dijawab lewat anggukan kepala.
Si penjual berjalan balik, ke rumah pembeli. Sesampainya, ia menurunkan dagangannya yang dari tadi disunggi di kepala.


"Beli apa?" ucap ibu penjual.
"Tahu isi. Berapaan, Bu?"
"Seribu-an."
"Ada berapa itu sisanya, Bu?" pembeli bertanya lagi.
"Lima belas."
"Ya sudah beli semua. Soalnya mau ada saudara main ke mari."
Tak disangka ibu penjual bilang seperti ini,
"Jangan semua ya, Mas."


"Loh kenapa? Kan mau dibeli."
"Di gang depan ada langganan saya soalnya. Suka beli tahu isi. Kasihan kalau hari ini dia nungguin terus tahu isinya kehabisan. Sisakan tiga atau lima, ya."


Pembeli itu tersenyum. Ternyata masih ada penjual seperti ini. Padahal tidak pasti pula langganan dia di gang sebelah hari ini membeli tahu isinya.


"Ya sudah," si pembeli mengangguk, memahami. "Beli sepuluh aja kalau begitu."
Mengangguk. Ibu penjual memasukkan sepuluh gorengan ke dalam kantong plastik.


Ya, karena bagi si ibu, berdagang bukan sekedar tentang uang. Lebih dari itu, ini tentang tolong menolong dalam kebaikan. Saling memenuhi kebutuhan. Ibu pedagang mendahulukan nurani ketimbang akal bisnis. Bagaimana jika hari ini langganannya sengaja tidak masak karena menunggu tahu isi buatannya, lalu mendapati yang diharap-harap sudah habis diborong orang lain. Jelaslah kecewa.


Meski ibu penjual juga tak bisa memastikan, apakah hari ini si langganan akan beli gorengannya.
Tak masalah, kalaupun langganan hari ini tak beli. Karena sekali lagi, baginya berdagang bukan sekadar tentang uang. | Cerpen Motivasi Hidup Ini Bukan Hanya Sekedar Uang