Hantu Yang Nelangsa Gost Jaman Now

Hal pertama yang harus kalian ketahui tentang saya, adalah bahwa saya ini hantu. Setan juga boleh. Dedemit atau jurig serta apa pun sebutannya yang mau kalian pakai untuk menamai saya, suka-suka saja. Saya tidak akan ambil pusing. | Cerpen Lucu Hantu Yang Nelangsa Gost Jaman Now

Karena kalau terlalu dipikirkan bisa bikin stress. Dan stress tidak baik bagi jenis hantu menawan, seksi dan menggoda seperti saya. Soalnya nanti muka saya yang sudah busuk dan jelek akibat meninggal gara-gara wajah kejeduk kaca mobil ini bisa tambah hancur.

Saya terlalu banyak bacot, ya. Ups. Bacot tidak baik digunakan oleh gadis baik. Saya ralat kalau begitu.

Maaf karena saya terlalu banyak bicara. Sekarang saya lagi bosan, nih. Menunggu Gojek yang tidak kunjung datang menjemput. Padahal saya sudah pesan sejak setengah jam yang lalu. Positive thinking. Mungkin si abang driver-nya kejebak macet. Atau bisa jadi dia berak dulu di pinggiran kali Ciliwung, terus kecebur dan kesedak kotorannya sendiri.

Ugh. Ngapain sih gadis polos seperti saya memikirkan hal yang menjijikkan seperti itu? Nggak banget.

Susu Murni Nasional~

Saya melongo seperti remaja belia yang diberi tanda diskon 90% di mall-mall. Tahu kenapa? Karena suara klakson tadi.

Iya. Itu tadi suara klakson dari Gojek yang saya pesan. Apa tidak salah, ya? Kuping saya keracunan nada Susu Murni Nasional, kah?

"Maaf, Neng. Ini motor saya error. Habis dibenerin dibengkel, suara klaksonnya malah jadi lucu. Hehehe."

Terserah apa katamu sajalah, Bang Driver.

Saya mengibaskan rambut dengan gaya sombong seatap. Karena langit ketinggian, makanya saya ambil contoh dari atap.

"Iya deh, Bang," ujar saya lalu buru-buru naik ke boncengan dengan posisi miring.

"Mau ke mana, Neng?" tanya si Abang Driver.

Saya tersenyum. Memang sengaja tidak memberitahu di mana detil saya hendak minta diantar. Karena ini adalah salah satu misi penting bagi saya.

Misi untuk menambah point plus saya sebagai hantu. Dengan cara menakut-nakuti seseorang. Semakin mereka ketakutan, akan makin tinggi poin yang saya dapat. Dan kalau poin yang saya hasilkan sudah banyak, bisa ditukar menjadi uang. Lumayan buat biaya operasi kresek wajah saya yang hancur di alam ghaib. Kresek karena saya hantu. Kalau plastik kan buat manusia, bahasanya jadi lebih layak pakai.

"Antar saya ke pertigaan blok M, Bang."

Mendengar jawaban saya, si bang driver tampak tersentak. Dengan sok kaget dia menoleh ke saya. "Neng ini hantu, ya?"

Gantian, saya yang tersentak mendengar pertanyaannya. Bahkan sampai bikin saya terjungkal ke bawah. Untung sedang pakai daster dirangkap celana training.

"K-kok Abang tahu?" tanya saya antara percaya dan tak percaya.

Padahal saya sudah melakukan penyamaran dengan maksimal, loh. Kok masih saja ketahuan? Jangan-jangan bang Driver ini punya indra ke-sebelasan. Eh, maksud saya ke-enam.

Bang Driver menggeleng-geleng seperti sedang dugem. "Soalnya cuma hantu yang bakalan pergi ke sana di jam-jam segini, Neng."

Oh. Begitu, ya. Benar juga, sih.

Saya berdiri, sesudah itu berjalan mendekati lagi motor si bang driver. Akan tetapi, motor itu malah agak menjauh.

"Neng mendingan batalin orderan di saya. Saya ini Gojek khusus manusia, Neng. Bukan makhluk dari dunia lain."

Saya melotot. "Abang kok rasis?" bentakku tak terima.

Bang driver meringis. "Bukan begitu, Neng. Saya Gojek-in kan karena mencari nafkah. Kalau yang saya boncengin hantu, emangnya Eneng punya duit buat bayarnya?"

Saya refleks mengeluarkan koleksi dedaunan kering yang saya kantongi sejak beberapa hari ini.

"Tuh 'kan, Neng. Asal Neng tau, anak saya butuh jajan. Sehari dia wajib jajan 3 Kinderjoy."

Saya mendelik. "Gila. Anak Abang borosnya kebangetan."

Si abang cuma menghela napas pasrah. "Makanya itu, Neng. Jadi, saya mohon pengertiannya. Jangan marah, lalu dendam ke saya dan nanti malah menghantui saya."

Saya manyun. "Terus, kalau orderan Abang saya batalin. Ke blok M-nya saya mesti gimana?"

Si Abang nyeletuk, "Neng 'kan bisa terbang."

"SIT saya udah habis masa berlaku, Bang," curhat saya makin berlagak nelangsa.

Abangnya mengernyit. "SIT itu apa, Neng?"

Saya mendengus. "Surat Izin Terbang lah, Bang."

Abangnya melongo.

"Jadi, gimana nih, Bang? Beneran gak mau antarin saya?"

Si abang seolah tersadar lagi. Sesudah itu dia tersenyum tidak enak. "Maaf banget nih, Neng. Tapi 'kan, setahu saya sekarang sudah ada aplikasi khusus untuk mengantar makhluk-makhluk seperti Eneng."

Hah? Beneran itu? "Masa sih, Bang?" tanya saya tak percaya lagi.

Si abangnya melirik saya seolah meremehkan. "Neng sendiri hantu tapi kudet. Ada kok Neng aplikasinya. Coba deh cari." | Cerpen Lucu Hantu Yang Nelangsa Gost Jaman Now

"Emang apa namanya?"

"Go-Han. Gojek Hantu."

Aplikasi Gojek Hantu ternyata benar-benar ada di aplikasi PlaySetan. Kenapa saja saya selama ini baru tahu? Kenapa tidak ada yang pernah memberi tahu saya? Huh.

Saya harus segera mengunduh dan menginstal aplikasi ini. Sebab sepertinya, kawan hantu yang lain belum ada yang up to date, bahkan review aplikasi saja masih kosong. Jadi, saya kemungkinan bisa memegang rekor karena telah menjadi pelanggan pertama dari si GoHan ini.

Begitu selesai melakukan registrasi, saya segera memesan GoHan untuk mendatangi lokasi saya. Kemudian mengambil bukti screenshot untuk saya sebarkan ke media ghaib sosial. Mampus. Pada irilah kalian sama saya.

Tidak lama, sebuah kendaraan berupa kereta hitam dengan kuda tanpa kepala yang menariknya turun dari langit. Membuat saya takjub beberapa saat.

Wah. Sudah jelas mereka semua pasti iri pada saya. Bahkan di dunia manusia saja hal-hal seperti ini belum ada. Beruntungnya orang yang sudah mati seperti saya masih bisa merasakannya.

Kereta itu berhenti di samping saya. Pengendaranya adalah seorang makhluk berjubah hitam membawa celurit panjang. Dia diam saja dan hanya menunjuk ke satu-satunya tempat yang ada di kereta ini. Jadi, saya putuskan untuk langsung naik. Dan tanpa aba-aba, kereta ini meluncur terbang lagi ke atas langit malam.

Eh, tunggu. Apa si Abang Go-Han tidak mau menanyai dulu saya mau pergi ke mana? Main terbang aja. Kalau salah arah bagaimana?

Do you wanna build a snowman~

Nada tanda ada pesan masuk datang ke ponsel saya. Jadi, dengan gaya anggun maksimal, saya membukanya. Ini pasti dari salah satu para dedemit yang iri mampus pada saya. Kan ....

[DASAR DEDEMIT JALANG SOK GHAHOOL! GO-HAN ITU TUH APLIKASI YANG BAKALAN MEMBAWA KAMU KE NERAKA JAHANAM, JALANG. REVIEW-NYA JELAS KOSONG KARENA SEMUA PELANGGANNYA BERAKHIR TERJUN KE API NERAKA. GIMANA SIH KAMYUU. UDAH BOSAN JADI MAKHLUK GAIB BUSUK?]

"Gah....! Ciyus lo! Miapah! Kyaaaah!"

Saya histeris sesudah membaca pesan itu. Refleks berdiri dari dalam kereta, kemudian berlari keluar. Dan kehisterisan saya semakin menjadi-jadi karena saya lupa bahwa tadi saya sedang dibawa terbang. Otomatis badan ramping saya ini langsung saja meluncur ke bawah. Mana Surat Izin Terbang saya sedang habis masa berlaku. Kalau saya terbang, nanti saya akan dianggap melanggar aturan lalu akan dijebloskan ke dalam penjara keghaiban.

"Tidaaak! Tolong saya!" jerit saya sampai bikin tenggorokan sakit. Kemudian ....

Byurr!

"Ohok! Ohok!"

Astaga. Bau busuk macam ini yang terserap oleh hidung serta mulut saya? Mengapa rasanya seperti kotoran manusia?

"Astagfirullah. Ada setan! Ada setan jatuh dari langit nyemplung ke empang! Tolong! Padahal taik gue sebentar lagi baru mau keluar! Arrrgh!"

Seketika tubuh saya mematung mendengar perkataan orang yang kabur sambil nenteng celananya itu. Saya ... ada di empang?

Namun, melihat suasananya yang begitu suram, busuk, dan lengket, saya percaya bahwa saat ini saya memang sedang berendam di dalam empang. Di empang.

Empang.

Tempat di mana puluhan kilogram kotoran manusia saling berdesakkan dan terapung-apung. Menjijikkan sekali. Tapi, ini masih lebih baiklah daripada saya berakhir masuk ke neraka jahanam. Kecebur ke empang masih bagusan ke mana-mana. Saya belum sempat bertaubat sebagai hantu, makanya saya belum siap dimasukkan ke neraka.

Sehabis mendarat dari empang, saya tidak lupa selfie sesudah itu update status;

"Habis nyemplung ke empang nih, Wahai Demiters semua. Masih untung nggak jadi masuk neraka."

Selekasnya, saya berjalan pergi. Mencari-cari lokasi kamar mandi terdekat yang bisa saya gunakan untuk numpang membersihkan diri. | Cerpen Lucu Hantu Yang Nelangsa Gost Jaman Now

Dengan harapan, semoga kejadian menyedihkan semacam ini tidak akan pernah saya alami lagi.

"Awas kamu, Bang Gojek. Saya bakalan hantuin kamu dan bikin semua duit kamu berubah jadi daun kering!"

Sumpah saya selaku hantu nelangsa yang baru saja terkena tipu daya.