Gadis Nakal Itu Adalah Miliku

Dug ... plak ...

terdengar langkah kaki dari luar, seperti sedang berlari menuju depan rumahku.

"Ma ... Azka tidak bisa tidur. Azka takut, Ma."

Azka adalah anak semata wayangku yang baru berusia 6 tahun. Sudah beberapa malam belakangan ini dia tidak berani tidur sendiri di kamarnya. | Cerpen Cinta Gadis Nakal Itu Adalah Miliku

"Iya, Nak. Sini mama peluk."

"Azka tidur sama mama lagi, boleh?"

"Boleh, Nak" kucium keningnya, berharap dengan itu bisa mengurangi tubuhnya yang gemeteran itu.

Kutengok jam dinding yang berada tepat di atas pintu kamar kami. Jam menunjukkan pukul 01.00 malam.

"Ayo! tidur lagi, Nak."

"Ga bisa, Ma."

"Besok kamu sekolah, Nak."

Hiks ...

Azka menangis sesenggukan. Suara keributan depan rumah kami belum juga berhenti. Makin menjadi-jadi. Teriakan mereka tengah malam begini, seperti tidak punya otak saja. Apa mereka tidak malu berkelahi dan teriak-teriak di depan rumah orang.

"Agh ... tidaaak ... Azka takut, Ma."

Azka menjerit ketakutan memdengar perkelahian itu. Akupun sebenarnya takut mendengar teriakan mereka. Saling mencaci antara satu dengan yang lain. Kutarik napas panjang. Huh ...

Kubuka jendela perlahan. Kuintip. Kucoba mencermati bahasa tubuh mereka. Astaga ... salah satu dari mereka ternyata adalah seorang gadis belia. Seorang gadis keluyuran tengah malam begini. Kupahami kalimat yang keluar dari mulut mereka, sepertinya mereka berkelahi karena sedang memperebutkan gadis itu.

"Dia milikku, bukan milikmu. Pergilah kamu. Jangan kau ganggu." Begitu kira-kira yang sedang dikatakan lelaki berkulit hitam putih dan coklat itu.

"Kamu tak akan mungkin mendapatkannya, karena dia berikan aku pertanda cinta. Janganlah kamu banyak bermimpi." Kata lelaki berkulit hitam pekat.

Seperti lagu "Yovi and the nuno" saja. Kudengarkan lagi jawaban dari lawannya. Kupahami baik-baik kata yang keluar dari mulutnya. Masih saja mereka beradu kata.

"Agh ... " kesekian kalinya Azka menjerit ketakutan.

Sebagai seorang ibu, aku tak bisa hanya tinggal diam. Aku tak terima dengan kelakuan mereka. Demi anakku. Kuberanikan diri menegur mereka. Kuambil kayu berukuran cukup besar. Kulemparkan pada mereka.

Plak ...

Mengenai kepala salah satu dari mereka. Mereka menoleh padaku. Setelah itu, mereka berteriak dan bertengkar kembali. Edan ... segitunya mereka memperebutkan gadis nakal itu. Kusebut gadis nakal, mana ada gadis baik-baik keluyuran tengah malam begini.

Demi anakku, Azka. Kuberanikan mengambil tindakan lebih nekat lagi. Kuambil ember berisi air penuh.

Byuuur ...

Kusiramkan air itu kepada mereka semua.

Plak ... plak ... plak ...

Mereka bertiga lari terbirit-birit tanpa berani berkata sepatah kata pun padaku. Salah satu dari mereka yang berkulit hitam putih dan coklat, lari terbirit-birit sambil meninggalkan berak setelah kusiram air tadi.

uwaaksh ...

Aku hampir muntah. Dasar ga punya otak. Berak di depan rumah orang. Bikin repot saja.

"Hayy kalian ... Ini peringatan terakhir. Satu kali lagi berani kembali ke sini, kusiram kalian dengan air panas. Biar kulit kalian melepuh menyisakan daging. Lalu dagingmu kupotong-potong buat kujadikan bakso. Mau? Heh ... habis sudah kesabaranku pada si belang tiga milik tetangga. | Cerpen Cinta Gadis Nakal Itu Adalah Miliku