Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 2

Cinta memang hadir begitu saja. Tanpa memberikan kesempatan untuk bisa memilih. Cinta terkadang membahagiakan tapi terkadang sangat menyakitkan. Jika hati sudah berani mencintai berarti harus berani sakit dan kecewa. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 2

Perjumpaan setiap hari, interaksi, dialog bahkan hanya sekedar jalan bareng, telah membuka dan meluluhkan hati Arnetha. Aji sesosok yang sangat sempurna di mata Arnetha. Aji juga laki-laki yang sudah membuat hatinya mengenal cinta dan rindu untuk pertama kalinya.

Dear diary,
‘Aku tak tahu apa sebenarnya yang sedang aku rasakan pada Aji. Teman yang kukenal baik selama tiga tahun ini. Ada rasa yang berbeda padanya. Tapi aku tak berani mengartikannya. Biarlah takdir saja yang akan membawaku pada CINTAnya.’

“Tha…,” teriak Mita.

Arnetha segera menutup buku diarynya dan menoleh ke arah Mita yang sedang berlari menghampiri Arnetha.

“Kenapa, Mit?”

“Tha, tadi aku mampir ke rumahnya Aji, kata pembantunya Aji kecelakaan kemarin pulang kuliah,” ucap Mita terburu-buru.

“Ya Allah, terus sekarang Aji dirawat dimana, Mit?” Arnetha panik.

“Di rumah sakit daerah Jakarta Selatan,” jawab Mita.

“Ayo, Mit. Kita kesana sekarang!” Ajak Arnetha sambil menarik lengan Mita.

“Loh, kita kan ada kuliah pagi ini? Apa nggak nanti setelah kuliah aja, Tha?”

“Aku mau lihat kondisi Aji sekarang, Mit!”

“Trus kuliahnya gimana?”

“Bolos…” jawab Arnetha sambil berlalu pergi meninggalkan Mita.

Mita berlari mengikuti langkah Arnetha. Bahkan suara Mita memanggil, Arnetha pun tidak menggubris.

***

Di depan ruang rawat inap, Arnetha melihat kondisi kepala, tangan kiri dan kaki kiri Aji ditutup perban. Masih ada dokter dan suster yang sedang memeriksa kondisi Aji saat itu. Arnetha dan Mita hanya melihat dari kaca jendela kamar Aji dirawat.

“Kalian temannya Aji?” Tanya seorang Ibu pada Arnetha dan Mita.

“Iya, tante. Kami teman kuliah Aji,” jawab Mita.

Arnetha yang hanya terdiam menatap jauh ke arah Aji, sambil sesekali menyeka air matanya. Kemudian dokter dan suster pun keluar dari kamar Aji dan berbincang dengan Ibunya Aji.

Arnetha dan Mita membuka pintu kamar perlahan.

“Hei, kalian tahu darimana aku disini?” Tanya Aji dengan senyum tersungging di bibirnya.

“Tadi pagi aku mampir ke rumahmu, Ji. Pembantu kamu yang cerita sama aku,” jelas Mita.

“Loh, kamu kenapa nangis, Tha? Aku nggak apa-apa kok…,” ucap Aji pada Arnetha.

Arnetha merasa malu sendiri, menunduk dan mengusap air matanya. Arnetha terbawa perasaannya pada Aji, sehingga mengundang bulir itu hadir mengaliri pipinya.

“Ciiiee, Arnetha, sedih ya…,” ledek Mita. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 2

“Tahu nggak, Ji. Tadi tuh aku ditarik-tarik sama Arnetha, ngajakin kesini. Sampe bolos kuliah nih, Ji!” sambung Mita lagi sambil melirik ke arah Arnetha.

“Iya, Tha? Hahahaha aku geer nih, Tha!” Canda Aji.

“Cepet sembuh ya, Ji…,” ucap Arnetha menyelak tawa Aji dan Mita.

“Gitu doang? Ngomong apa lagi dong, Tha, biar Aji lebih cepet sembuh,” Mita masih menggoda Arnetha.

Mungkin wajah Arnetha saat itu merah seperti tomat, bagaimana tidak, Mita menggoda Arnetha di depan Aji, laki-laki yang sangat dikaguminya selama ini.

Tak pernah skalipun Arnetha cerita tentang isi hatinya pada siapapun termasuk Mita, sahabatnya. Dia memendam rasa itu seorang diri.

“Aku sama Mita pamit ya, Ji,” ucap Arnetha lembut.

“Iya, Tha. Terima kasih ya, udah bela-belain jenguk aku,” jawab Aji.

***

Diperjalanan menuju kampus mereka yang terletak di kota Depok.

“Tha, kamu sama Aji ada apa sih? Kok aku curiga ya?” Tanya Mita penasaran.

Arnetha yang pendiam, hanya tertunduk tanpa jawaban.

“Tha, cerita dong. Aku temen kamu kan, Tha? Kamu nggak percaya sama aku?” Mita masih diselimuti penasaran.

“Kamu suka sama Aji, Tha?” Mita langsung menebak.

Arnetha yang masih tertunduk diam dan enggan untuk membuka mulutnya.

“Tha, jawab dong, Tha!” Kali ini Mita sedikit berteriak.

“Aku nggak tahu, Mit. Sejak kapan perasaan itu muncul,” sebaris kalimat yang diucapkan Arnetha membuat Mita membelalak.

“Aku juga nggak tahu harus bagaimana, aku nggak mungkin ungkapin semua ini sama Aji. Aku khawatir perasaanku merusak hubunganku dengan Aji,” jelas Arnetha lagi.

Ada bulir-bulir bening mengalir di pipi Arnetha. Mita menatap mata Arnetha dalam-dalam, seolah dia merasakan apa yang sedang sahabatnya rasakan saat itu.

“Nggak enak rasanya, Mit. Memendam seperti ini. Tapi, berdekatan dengan Aji saja sudah membuatku senang,” ada senyum tersungging dari kalimat terakhir yang Arnetha ucapkan.

Mereka hanya saling terdiam. Mita menggenggam tangan Arnetha kuat. Sesekali saling pandang.

“Kamu janji ya, Mit. Nggak akan bilang ke Aji!” Pinta Arnetha.

“Iya, Tha, aku janji,” jawab Mita.

“Cinta adalah urusan hati, Mit. Biarkan saja takdir membawa cintaku berlabuh dimana. Yang jelas, aku hanya ingin menikmati kebersamaan dengan Aji. Itu saja,” ucap Arnetha.

Mereka terdiam, tak ada lagi pembicaraan.

Hanya suara deru kereta yang menemani perjalanan mereka, hingga pemberitahuan dari masinis bahwa kereta sesaat lagi tiba di stasiun Pondok Cina. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 2

Mereka pun bersiap turun.

~Bersambung~