Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 10

"Maaf kalau boleh tahu anda siapa? dan ada keperluan apa? Apa benar anda diutus Bapak saya?"

Laki-laki yang wajahnya agak lebam itu kembali melihatku dan berkata dengan nada gugup.

"Sa..saya....sudah ketemu bapak kamu, sekarang kamu ikut aku untuk persiapan pernikahan." Dia berkata dengan cepat dan menunduk. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 10

"Saya telpon bapak dulu."

"Gak usah, maksud saya sudah janjian sama IO nya jadi harus segera. Kita naik motor saja."

"O...gitu, saya pamit dulu sama temen." Dia mengangguk aku langsung ke dalam pamitan sama Mbak Wati dan ambil jaket. Dia agak heran juga sebenarnya, kok aku mau jalan sama cowok tapi setelah aku jelaskan bahwa dia sudah ketemu bapak, Mbak Wati mengangguk walaupun kulihat wajahnya bengong.

Dia memberikan helm padaku dan langsung membawanya menuju jalan raya, awalnya aku tidak curiga tapi kenapa motornya tidak berhenti. Mau ke mana sebenarnya? Aku bertanya tapi dia malah melajukan motornya dengan kenceng.

Aku benar-benar khawatir, perasaanku mulai tidak enak ketika dia menarik tanganku agar berpegangan di tubuhnya. Aku tidak mau, walau bagaimanapun kami belum halal.

Kekhawatiranku benar-benar terbukti saat dia membawaku ke daerah yang sepi, di sebuah tanah lapang yang banyak ditumbuhi ilalang dan semak. Dia berhenti dan memintaku turun.

"Siapa sebenarnya kamu? dan apa maksudmu?" Aku berkata dengan ketakutan sambil tanganku mencari-cari hp di kantong. Ya ...Allah betapa bodohnya aku, main percaya saja sama orang dan gak bawa hp lagi. Selamatkan aku Ya...Allah.

Dia membuka helmnya dan mendekatiku aku berjalan mundur dan berhenti terhalang sebuah pohon semak.

"Kamu gak kenal aku? padahal aku sangat mengenalmu. Kamu pintar tapi bodoh. Jika bapakmu menolakku maka tak kan kubiarkan orang lain memilikimu dengan sempurna."

Aku ketakutan melihat dia bicara keras, sepertinya aku pernah dengar suara itu.

"Bukankah kamu ojek on line malem kemaren." Dia ketawa ngakak.

"Iya betul, masih pintar kamu, tapi tetap saja bisa aku bodohi.

"Tolong jangan ganggu aku, salahku apa hingga kamu dendam begitu sama aku."

"Diam......!" Aku kaget dia membentakku.

"Salahmu karena kamu terlalu baik, terlalu menjaga diri sampai jodohpun kamu percaya ke orang tua kamu. Kamu tidak kenal aku...hah....padahal kita satu kampus. Tapi kamu kenalnya hanya sama orang-orang yang baik. Mana mau kamu mengenaliku, bahkan naik ojek, kamupun tidak mau kalau tidak terpaksa.Tapi, gak...masalah, justru aku makin penasaran sama kamu, kamu pasti masih suci, aku jamin berciuman pun kamu tak pernah kan? pasti enak rasanya."

Dia mendekatiku, aku tak bisa ke mana-mana, dia memegang daguku. Ya...Robb tolong hambamu yang bodoh ini.

'Tenang cantik aku akan mulai dari atas dan pelan-pelan....Aku akan merusakmu sebelum lelaki brengsek itu memilikimu."

Dia sudah mencengkerang kedua pipiku, aku berusaha menendangnya tapi dia mencengkeram dengan erat aku berusaha melepaskan tangannya dengan kedua tanganku. Tapi dia terlalu kuat dan.....

Brug.......suara orang jatuh, menubruknya aku sempet oleng tapi segera berdiri.

Kedua lelaki itu bergelut, berguling di tanah saling mengunci dan memukul. Lelaki dengan pakaian rapi itu tampak berusaha keras, dan....sepertinya aku mengenalnya.

"Aaakkkk..." Terdengar suara teriak kesakitan. Lelaki berdasi itu menarik tangan ojek on line itu ke belakang sampai terdengar bunyi patah, setelah itu dia jedot-hedotkan mukanya ke tanah basah sampai mukanya tak terlihat.
Dia tarik dasinya dan diikat kedua tangan ojek itu ke belakang.

"Masih belum cukup yang semalam? Nekat benar kamu ini ya. Pakai cara yang propesional jangan pakai otot terus." Aku dengar dia memakinya.

"Paman tolong urus dia. Aku yang sejak tadi duduk dengan memeluk kedua lututku sempat melihat Pak sopir yg semalam menarik tubuh ojek on line dibantu beberapa orang. Kemudian aku menunduk lagi sambil terus beristighfar
Laki-laki itu, mendekatiku berjongkok di depanku
-----
Khalid Pov

"Sebentar Paman," Aku lihat ada laki-laki ke kosan Shafi. Hari ini jadwalku ke kantor Bos ku yang dulu untuk bekerja sama. Kantornya sesudah kosan Shafi. Aku lihat laki-laki yang kukenal, aku minta Pak Sam memarkirkan mobil agak jauh tapi tetap bisa melihat. Tak lama aku lihat Shafi dan laki-laki itu pergi naik motor. Mau ke mana mereka. Aku jadi curiga dan deg...degan.

"Pak Sam, di sini sambil awasi ke mana merek perginya aku ke dalam sebentar.

Aku bertemu dengan temannya, dia bilang Shafi pergi sama calon suaminya aku langsung pamit menuju mobil dan minta paman menjalankan mobil mengikuti mereka. Aku raih hp di kantungku. Menelpon bapak.

"Assalamualaikum Pak, ini Akbar."

"Waalaikumsalam, e...Nak Akbar apa kabar?"

"Kabar buruk Pak, apa Bapak sudah ambil keputusan untuk Shafi?"

"Belum Nak." | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 10

"MasyaAllah , Shafi dibawa kabur orang ngakunya utusan Bapak dan shafi nyangka itu calon suaminya."

"Masya Allah, tolong ya Nak....tolong selamatkan Shafi, Bapak sudah memilihmu sejak lama Nak. Tolong selamatkan calon istrimu."

"Baik Pak, mohon doanya.

Aku menutup telpon dan fokus ke jalan, Alhamdulillah paman bisa mengejarnya.

"Jaga jarak Paman biar tidak curiga."

"Baik Den." Sebenarnya aku sangat khawatir, kalau bisa terbang aku dah terbang mengambilnya dari tukang ojek itu. Dia membawa ke areal perumahan yang belum jadi. Allahu Akbar, jalan setapak dan becek.

"Paman berhenti di sini dan cari bantuan aku akan mengejarnya dulu."
Benar dugaanku laki-laki itu mau berbuat kurang ajar pada Shafi. Ya...Allah tolong bantu hambamu Ya...Robb. Aku akan melompati sungai kecil ini dan berharap bisa menabrak Laki-laki itu yang sedang memegang wajah Shafi. Tak ada jalan lain aku harus melompat.

"Bismillahirohmanirohim,......."

Brug....aku berhasil menubruknya dan langsung bergulingan berkelahi tak karuan, aku fokus mengalahkannya, sambil melirik Shafi sebentar yang sedang ketakutan. Aku mempercepat gerakanku, karena sudah kasihan lihat shafi, sampai laki-laki itu tak bisa melawan.

Aku panggil Paman yang sudah datang bersama warga, aku suruh mengurusnya terserah mau di apakan, yang penting bidadariku selamat.

Aku mendekatinya dengan ragu, ingin sekali aku memeluknya dan menenangkannya sepertinya dia ketakutan sekali. Dia duduk dengan memeluk kedua kakinya, kepalanya menunduk sambil beristighfar. Alhamdulillah ia masih ingat Allah.

"Shaf....kamu baik-baik saja kan?"Aku jongkok di depannya. "Kita pulang yuk, sudah hampir magrib."

Dia mengangkat kepalanya, melihatku sebentar. Sungguh sedih melihatnya. Wajahnya pucat, matanya berair menahan air mata.

"Khalid........kamu Khalid kan?"

Tiba -tiba terdengar isak tangisnya, dia menutup mulutnya dan tergugu menumpahkan segalanya terlihat punggungnya berguncang hebat. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 10