Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 4

"Sebentar.....nama kamu siapa? Sepertinya aku kenal....." Dia menatapku sekilas langsung mengalihkan pandangan ke ruang kelas. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 4

"Brewok Kakak, panggil saja dia Brewok" Gerr... seluruh kelas tertawa, tapi justru menyelamatkan aku, bisa melenggang ke tempat duduk tanpa menyebutkan nama.

"Ok ....hari ini cukup sekian dulu, mudah-mudahanan kita ketemu lagi.

"Pasti Kakak." Dia keluar dulu dan...pasti melihatku karena penasaran, GR ...dikit boleh kali. Aku berhitung dalam hati, satu...dua...tiga...Aku langsung menunduk. Dia juga melenggang keluar. aku tahu dia pasti penasaran denganku.

Setelah itu temanku langsung ke bagian administrasi agar dia menjadi pengajar tetap selama seminggu dan mereka menyetujui karena ternyata guru sebelumnya juga sangat sibuk.
------

Shafiyah pov

Aku berjalan menuju halte terdekat, sambil terus memikirkan cowok brewok yang ada di kelasku tadi, sepertinya aku mengenalnya. Kenapa jantungku berdegup kencang begini ya?

Tin......tin...tin.....Bunyi klakson mengagetkanku karena aku jalan agak ke tengah. Astaghfiullah, buru-buru aku minggir dan duduk di tepi jalan untuk menetralisir kakagetanku barusan.

Sebuah motor vario berhenti di depanku, tanpa membuka helm dia memberiku kode untuk meberiku tumpangan tapi aku menolaknya.

"Maaf terima kasih, kamu...si Breowok tadi ya? apa aku mengenalmu? Dia hanya melambaikan tangan dan pergi begitu saja.

Aku kembali berjalan menuju halte, alhamdulillah tidak pelu waktu lama untuk menunggu angkutan umum.

----

Khalid pov

Aku mengikutinya dari belakang disaat pulang, ceroboh sekali dia jalan ke tengah jalan raya, apa yang sedang dipikirkannya?

Aku menghampirinya untuk mengecek, sebenarnya apa dia baik-baik saja, sekaligus mengujinya apa dia mau dibonceng sembarang orang.

Dia agak kaget, dan bertanya dengan hal yang sama seperti tadi, "apa dia mengenalnya?" Ya pasti kenallah gumamku dalam hati tapi belum saatnya kamu tahu. Aku masih berjuang memperbaiki semuanya untuk menjemputmu jika Allah mengizinkan.

Aku tinggalkan dia yang masih melongo tapi dari spion ku liat dia mulai berjalan dan naik angkot. Hatiku sedikit lega aku akan mengikutinya sampai dia sampai di kos. Aku memang tahu beberapa hal tentang dia karena kantor dan sekaligus tèmpat tinggalku tak jauh dari tempat kosmu.

Tak ada yang kebetulan, memang semua takdirnya, setahun yang lalu ketika Bosku mengajak tinggal di kantor selagi di Jakarta aku melihatnya sedang keluar dari kosan, untung dia tidak melihatku.

"Aku maunya langsung dilamar oleh seorang laki-laki Sholeh yg bertanggung jawab dunia akhirat."

Itu adalah kalimat yg pernah kudengar dari mulutnya saat dia sedang berada di kantin. Aku memang punya sedikit harapan, karena dia tahu betapa brengseknya aku sampai peristiwa motor yg mogok itu, sedikit tindakan yang menyadarkanku hingga merubahku sampai saat ini dan selamanya aku tetap belajar.
-----

Hari ini jadwalnya mengajar aku tidak mau terlambat seperti kemaren. Aku sudah datang 10 menit sebelum waktunya dan mengambil posisi duduk yang tidak mungkin dia mendekat. Apalagi hari ini adalah hari terakhir bimbel karena 2 hari lagi sudah tes SBMPTN. Aku harus benar-benar fokus.

Hatiku terganggu sebenarnya tapi aku harus bisa fokus, PTN juga impianku. Aku ikut larut dalam soal-soal yang dia sajikan, cara mengajar yang diikuti kata motivasi dan trik cepatnya membuatku sempat terpana. Untung temen sebelahku yang jail menyadarkanku.

"Mas Brewok, kok bengong? Kakaknya lihatin tu. "Aku langsung menyibukkan diri lagi dengan soal-soal.

"Ada yang bisa dibantu?" tanyanya entah pada siapa karena tidak menyebutkan identitas, aku tidak mau menatapnya apalagi jantungku tak bisa diajak kompromi.

"E...Kakak tanya ke siapa ya?" Celoteh Hanif.

"Ke... siapa... saja?" Jawabnya gelagapan entah apa penyebabnya.

"Sama Mas Brewok bukan?" Tanya temen sebelahku. Aku memelototinya, dia berjalan ke arah kami, untung tak ada jalan ke arahku. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 4

"Ya...Allah selamat kan aku, aku tak ingin dia mengenaliku saat ini." Doaku dalam hati, hampir saja dia berada 2 meja di depanku, seorang anak memanggilnya.

"Kakak, aku gak ketemu ni, mentok."

Alhamdulillah Ya ...Allah dia berbalik arah, jantungku mulai tertata kembali.

Waktu telah habis, kenapa dia tidak keluar duluan seperti biasanya? Waduh...aku harus menyelinap diantara teman-teman tapi tempat duduk yg aku pilih tadi menyulitkanku bergerak cepat.

Alhasil aku paling belakang. Aku lewat sambil membungkuk saja tanda hormat, tapi dia malah memanggilku. Ya...memanggilku karena sudah tidak ada yg lainnya.

"Tunggu..."Aku hanya berhenti tapi tidak membalikkan badan.

"Kamu Khalid kan?" Ya...Robb apa yangg harus kulakukan, akhirnya aku punya ide. Tanpa menengok aku lambaikan tanganku sekali ke atas entah tanda apa karena aku juga tak mau bohong tapi juga belum mau berterus terang. Aku langsung berlalu dengan cepat. Maafkan aku bidadariku.

------
Shafiyah pov

Dia itu Khalid, aku mengenalinya? setahun wajar kalau dia berambut gondrong dan berewokan kalau tidak dirapikan sama sekali . Tapi kenapa dia menghindariku? Aku akan pastikan hari ini supaya dia mengakuinya.

Dia sudah datang duluan, pinter dia milih tempat duduk yg tidak bisa aku jangkau, aku memang suka melihat satu persatu siswa bimbelku kecuali bangku pojok itu.

Saat aku menerangkan plus motivasi dan trik, memang agak panjang penjelasanku dia sempet menatapku dan aku yakin itu dia. Aku coba memancingnya dengan pertanyaan.

"Ada yang bisa dibantu?" Dia terlihat gelagapan dan langsung menyibukkan diri, sebenarnya jantungku juga berdetak cepat tapi mengalahkan rasa penasaranku, aku berjalan mendekati meja pojok itu memang tak bisa langsung menjangkaunya tapi paling tidak bisa lebih dekat melihatnya. Aku hanya ingin memastikan saja, tapi murid di depan memanggilku. tidak mungkin aku mengacuhkannya.

Saat pulang aku sengaja mempersilahkan siswa-siswa duluan, aku yakin dia akan belakangan keluar karena posisinya yang di pojok. Benar saja dia berjalan buru-buru saat aku merapikan peralatanku. Aku panggil dia, dan memastikan namanya.Dia mmang berhenti aku berharap dia balik kearahku dan memanggilku tapi ternyata nihil. Dia hanya berhenti sejenak dan mengangkat tangannya entah apa maksudnya terus berlalu begitu saja.

Serasa aku punya dosa saja, kenapa dia begitu. Aku yakin pasti Khalid. Aku belum beranjak dari kelas, aku buka wa aku cari namanya dan langsung aku ketik.

(Assalamualaikum Khalid).

Aku kirim, wa nya aktif, aku tunggu dengan dada berdebar tidak karuan. Tapi aku melewatkan sesuatu, aku langsung berdiri melihat ke jendela. Untung ruangan ini lebih tinggi dari lorong. Kalau dia membuka hp dan membalas berarti bener. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 4

Aku lihat dia berhenti duduk dan membuka hp nya, tak lama hp ku bergetar.

- Bersambung -