Pak Bos memandangku sejenak dan tersenyum. Aku agak tegang sebenarnya tapi setelah lihat senyumnya jadi rileks.
"Apa yang sedang mengganggumu Lid? Biasanya kamu tidak begitu? Masalah cewek ya?"
"Aku hanya tersenyum, "maaf Pak. Ya begitulah , sekalian saya minta do'nya 2 hari lagi saya mau ikut tes SBMPTN."
"O....begitu, kamu mau kuliah? " | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 6
"Iya Pak, kalau saya diterima saya tidak bisa gabung lagi sama Bapak."
"Bisa Lid, kamu kan jago ngolah data , biar anak-anak yang ke lapangan kamu tetap bantu Bapak buat ngolah data ya. Bapak senang kamu ada keinginan kuliah. Maaf kalau tadi Bapak kasar padamu."
"Gak Papa Pak, mental saya sudah dilatih begitu sejak sekolah."
"O...iya? Ok....istirahatlah. Ini sudah ok kok.terima kasih. Semoga kamu lulus SBMPTN."
"Aamiin, terima kasih banyak atas semuanya."
Pak Bos langsung pamit pulang.
Pak Bos langsung pamit pulang.
Sepeninggal Pak Bos aku buka hp lagi, dia tadi mengalihkan pembicaraan. Sudah jam 12 tapi wa nya masih on.
"Belum tidur?"
"Belum."
"Lagi ngapain? Nungguin wa ku ya?"
"Gr amat sih, Ngerjain tugas sebentar lagi kan UAS.
"O.....tapi dah malem istirahatlah nanti sakit." Kenapa aku jadi alay ya? Waduh kacau juga aku ini.
"Kamu juga tuh, kan mau tes? biar fres nanti ujiannya."
"Ok...dech.makasih ya atas obrolannya dan bimbingan Kakak..." Perhatian juga dia.
"Lebay..., sebentar aku mau tanya, boleh?" Aku malu sebenarnya tapi harus aku tanyakan.
"Bolehlah, masak gak? "
"Tentang video?"
"Video di belakang sekolah? O....yang kamu mau menjadi istri aku ya?" Aku menggodanya, gak tahu ah perasaan ini gak bisa ditahan. Antara pengen ngobrol sama menjaga itu berat.
"Ngaco.....bukan hanya itu kali. Berarti bener kan ada yang sengaja memvideokan?"
"Iya?"
"Kamu punya?"
"Iya?"
"Masih ada?"
"Masih?"
"Kenapa gak kasih tahu aku?"
"Buat apa?"
"Itu kan tentang aku? malulah kalau sampai ada yang lihat?"
"Cuma Seli, aku dan Kafka. Kamu pasti ketemu Kafka ya? jadi tahu video itu?"
"Iya....Tapi Seli kan bisa nyebarin ke siapa saja?"
"Gak mungkin."
"Kenapa?"
"Sudah aku ancam."
"Ih...serem, beraninya ngancam. Beneran?"
"Bawel, masak aku bohong."
"Kasih ke aku ya? terus kamu delet, atau delet langsung saja."
"Kenapa?"
"Malu..."
"Malu....ketahuan kalau kamu mau menungguku?"
"Aku takut itu cuma candaan."
"Jago matematika , tapi sempit mikirnya?"
"Maksudnya?"
"Wadow....Mak....ni anak, beneran stupid ya? tapi kok jago ya.....Mana mungkin aku becanda.Itu serius, kamu masih mau kan? Masya Allah,Ya...Tuhan, bukakanlah mata hati anak ini?"
"Lid....delet ya?"
"Ada syaratnya."
"Apa?"
"Jika kamu sudah menjadi milikku atau milik orang lain."
Aku sengaja menunggu jawabannya, aku lihat dia sedang mengetik tapi lama banget dan tiba -tiba gak aktif. Ya....Robb, marahkah dia?
"Shaf....."
"Iya...."
"Bagaimana? Kok gak dijawab?
"Jawab apa?"
"Kamu mau menungguku atau orang lain?"
"Kamu maunya bagaimana?"
"Astaghfirullah, balik nanya...Shafiyah...aku mau kamu menunggu aku jemput ke ayahmu untuk menjadi istriku, apakah kamu bersedia?" Lama lagi dia tidak menjawab.
"Ada syaratnya?"
"Apa?"
"Bapakku..., jika bapakku setuju aku setuju."
"Cuma itu syaratnya?"
"Iya ...kalau aku cuma itu, gak tahu kalau Bapak." Silahkan bersaing dengan Akbar, karena Bapak sudah kesengsem dengan Akbar. Gumamku dalam hati.
"Aku akan berjuang, tapi mungkin agak lama ya, karena aku harus mengejar impian, impian yang lain selain dirimu."
Lama tak ada jawaban, aku sudah tidak bisa membendungnya lagi. Biarlah dia berprasangka apa, tapi setidaknya aku lega sudah tahu harus dengan apa aku mendapatkannya.
"Boleh tahu, impianmu yang lain?"
"Nanti ya....doakan saja, mudah-mudahan kamu ikhlas."
"Untuk?"
"Semuanya.Istirahatlah sudah malam."
Aku langsung mematikan hp ku, terlalu lama chating terlalu banyak keinginan. Aku tidak mau merusak hatiku dan hatinya saat ini. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 6
-----
Shafiyah pov
Shafiyah pov
Seminggu kemudian
"Nuri.....kamu kok selalu sama Kafka? apa jangan-jangan kalian...?
"Iya....kami pacaran, sejak SMK kali.Kamu saja yang sibuk sendiri jadi gak tahu sahabatnya punya pacar."
"O...gitu, maaf ya."
"Basi." Kata Kafka, "BTW sudah tahu kabar Khalid." Aku hanya diam menunduk, apa yang harus kukatakan pada mereka? nyatanya aku tidak tahu banyak tentang dia.
"Kalian sendiri sejauh mana tahunya?" Sejak malam itu tak ada kabar lagi bahkan aku juga tak tahu dia dimana?
"Hebat lho Khalid itu Shaf, Bapaknya kan punya konsultan sendiri tapi dia tidak mau bergabung dengan Bapaknya, dia milih kerja di konsultan orang lain. Sudah mulai berkeliling Indonesia dia...."
Ceritanya berhanti, karena Kafka menyenggol lengannya dan memelototinya.
"Jadi Khalid bekerja?" Aku coba pancing lagi, Nuri kan gak betah kalau punya cerita. Termasuk hubungannya dengan Kafka sebenarnya aku tahu tapi dia yang minta agar aku jangan menyinggungnya di depan Kafka.
"Iya....."kembali dia diam, melihat ke arah Kafka bicara dengan muka melas.
"Kaf....maaf ya, kasihan Shafi, sebenarnya kan dia pengen tahu tentang Khalid, naksir dia?"
"Beneran Shaf...?" Kafka....membelalakkan matanya yang sipit itu, karena di keturunan Cina.
"Benerlah.....sayang, masak kalau tidak dia rela adu mulut sama Pak Andi waktu itu. Lihat saja wajahnya sekarang, malu-malu kucing, merah-merag delima gitu."
"O...jadi, kalian pengen ketemu aku hari ini hanya untuk pamer, kalian sudah jadian, terus ngebuli aku begitu? Tahu gitu aku langsung pulkam tadi."
"Gak....lah Shaf, kangen aku sama kamu," Nuri memeluk tubuhku. "Sekalian cucurak, sebentar lagi bulan puasa kan. Kapan lagi kita bisa makan bersama di siang hari."
"Ok...dech. Kalian kapan pulkam?"
"Hari ini, habis ketemu kamu, tadinya mau semalam. Si ganjen ni pengen ketemu kamu katanya. Kafka angkat bicara.
Jadi Khalid bekerja juga, pantesan pas bimbel serasa dikejar waktu, tidak santai seperti yang lainnya. Aku tersenyum sendiri mengingat chatingannya malam itu? Walaupun setelah itu dia ngilang lagi tanpa jejak. Aku cukup percaya dengan ucapannya. Haruskah aku menunggunya? Tapi bagaimana kalau yang dipilih Bapak bukan dia?
"We.....ada yang bahagia ni?" Nuri meneriakiku. Aku hanya nyengir saja." Senyum sendiri gak jelas.
"Shaf....cucurak yuk, sama alumni semua?"Ajak Kafka.
"Kamu saja yang umumin di goup ya?"
"Sudah ada sih panitianya, maksud saya kamu datang ya."
"Insya Allah diusahakan, sudah libur ini kok kuliahnya."
------
Aku baru sampai rumah sore hari, kitika malam kangen-kangenan Bapak dengan semangat mendekatiku dan bercerita.
------
Aku baru sampai rumah sore hari, kitika malam kangen-kangenan Bapak dengan semangat mendekatiku dan bercerita.
"Seminggu yang lalu Nak Akbar ke sini lho Shaf...."
"Ada perlu apa Pak?"
"Silaturahmi sekalian minta doa restu." Deg....jantungku langsung berdetak kencang.
"Santai dulu Shaf...bukan doa restu nikah kok. Dia sedang melakukan sesuatu dan minta didoakan."
"Oh....hatiku langsung adem.Ada lagi gak Pak yang ketemu Bapak?"
"Maksudnya?"
"Bapak ni ya, kok pura-pura lupa. Kan Mbak Shafi sudah menyerahkan jodohnya ke Bapak. Cowok yang mendekati Mbak Shafi pasti disuruh ke Bapaklah." Rizal mulai nimbrung.
"Oh....ada, seminggu yang lalu. Tapi gak ketemu sama Bapak."
Kata Ibu ikut bicara, dikeluarga kami memang terbuka begini kalau sudah kumpul semua. Aku memang hanya dua bersaudara dengan Rizal. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 6
"Siapa Bu? tanyaku dan Bapak bersamaan."
"Widih....kompak Bapak dan Anak, sama-sama penasaran ya?" Celoteh Rizal sambil tertawa.
- Bersambung -