Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 13 Tamat

Dan sekarang di sinilah kami terdampar, di ranjang pengantin kamar hotel berbintang lima. Hebat benar suamiku ini dapat fasilitas gratis nan mewah. Kerjanya bagus kali ya?

Dia langsung merebahkn dirinya di kasur, capek kali ya tadi sore habis berantem, kemudian menyiapkan pernikahan ini. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 13 Tamat

Pantesan ketika di mobil dia sibuk dengan hp nya ternyata ini yang dia lakukan.

"Wahai....nona manis, kenapa diam saja? Bukankah tadi akan menumpahkan semuanya? apa yang mau ditumpahkan?"

Dia mengagetkanku, tadinya aku mau ganti baju, nggak jadi karena dia bangun dari rebahannya.

"Aku bingung?"

"Kenapa?"

Dia menatapku tajam, sambil merapikan rambutnya yang berantakan habis tidur padahal aku suka begitu.

"Habisnya kamu aneh, datang dan pergi sesuka hati."

"Tapi kamu suka kan?"

Walah dia malah membuatku malu setengah mati.

"Kenapa diam lagi?

Dia mendekatiku, aku jadi gugup, apa yang akan dia lakukan? Dia memegang kedua tanganku, hangat menjalar di seluruh tubuhku.

"Bicaralah sayang, kamu sudah jadi istriku sekarang."

Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku lepaskan tanganku dari genggamannya aku pegang kedua pipinya.

"Mas......."Aku tiba -tiba membeku.

"Iya....sayang, terima kasih kamu telah merubah panggilanmu."

Aku merasa tubuhku memanans karenanya , dan sepertinya ada yang aneh dengannya.

"Mas sakit ya? pipi kamu, jidat kamu panas banget."

Dia memelukku dalam diam. Kurasakan hembusan nafasnya juga panas.

"Kamu sakit Mas? Aku lepaskan pelukannya.

"Aku hanya capek sayang."

"Ini bukan hanya capek, Mas kan habis berantem tadi sore dan menyiapkan ini semua dan gak tahu apalagi yang Mas lakukan sebelumnya."

"Masih bawel kamu ya." Dia berkata sambil menowel hidungku.

"Ganti baju dulu ya , terus minum obat, tapi beli obatnya di mana? Mas Khalid ada obat gak?"

Dia hanya tersenyum dan kembali memelukku.

"Nggak usah panik sayang, Mas pernah lebih parah dari ini ketika di Papua, cukup temani Mas istirahat saja ya."

Aku melihatnya, bibirnya juga tampak kering.

"Aku buat minuman hangat dulu ya, Mas rebahan dulu, eh .....tapi ganti baju dulu biar nyaman. Aku ambilkan baju ya." Aku bingung sendiri.

Aku beranjak dari ranjang, mencari sesuatu yang disediakan pihak hotel. Untung fasilitas lengkap di sini, air panas, dingin lengkap dengan teh, gula, kopi, susu dan makanan ringan.

Untuk kondisinya saat ini, susu coklat panas lebih cocok dan pas. Aku segera membuatnya.
Dia masih duduk memperhatikanku. Sambil mengusap wajahnya.

"Minum Mas, habisin ya."

"Baju-baju Mas ada di mana?"

"Di tas merah itu kalau nggak salah, Mama yang bawain tadi."

Aku segera membuka tasnya, mengambil switer dan apa ya bawahnya? Ada sarung, celana pendek,.....

"Trening saja sayang, yang warna hitam itu....." Dia tahu kebingunganku.

"Ganti dulu ya di sini saja, aku juga mau ganti baju di kamar mandi."

"Kenapa di kamar mandi?"

"Ada yang harus aku....."

"Masih halangan ya?" Aku hanya tersenyum, sebenarnya sesampai di hotel tadi aku sudah mandi besar karena sudah beres haidnya. Aku malu saja kalau harus ganti pakaian di depannya."

Keluar dari kamar mandi aku melihatnya berbaring. Aku betulkan selimutnya, aku cari handuk kecil untuk mengompresnya, dia bener-benar lemas dan memejamkan matanya. Aku pegang kepalanya, panasnya belum turun .

Aku usap rambutnya, reflek dia mengaduh, aku lihat ternyata ada luka di kepalanya. Habis berantem tadi kali ya.

Aku mau bertanya tapi dia kembali menutup mata. Aku ambil hp di tas, menghubungi Rizal untuk mencarikan betadin dan obat turun panas.

Sepuluh menit kemudian Rizal datang, dia juga khawatir tapi aku bilang gak papa dan jangan bilang ke siapa-siapa

"Mas......minum obat dulu ya."

Aku angkat kepalanya sampai posisi bisa minum. Dia nurut saja, dan hanya tersenyum terus kembali memejamkan mata. Aku menunggunya sambil mengganti kompres dan mengobati kepalanya yang luka.

"Maaf ya Mas, diobati dulu lukanya." Dia hanya tersenyum tanpa membuka matanya. Ada beberapa luka di kepalanya, untungnya hanya luka kecil. Mungkin terkena batu kerikil atau semak duri tadi sore.
-----
Khalid po

Aku sudah tak kuat hanya sekedar untuk membuka mata, tapi aku masih dengar dia memintaku minum obat, meminta izin mengobati luka dan terakhir yang kuingat adalah dia mengelus kedua pipiku dan mengusap hidungku dari ujung ke pangkal dengan telunjuknya sehingga aku merasa nyaman dan tertidur.

Aku terbangun, setelah merasa badanku basah oleh keringat dan tangan kananku terasa berat. Rupanya dia tertidur, aku lihat jam di dinding jam 03 pagi. Lama juga aku tidur. Dia duduk di kursi dan kepalanya tertumpu dintara tangannya dan tanganku karena dia memeluk dan menggenggam tanganku dengan kedua tangannya dia pasti kelelahan dan tertidur.

Aku mau duduk takut membangunkannya. Aku belai kepalanya yang masih tertutup jilbab, kualihkan ke pipinya. Dia menggeliat dan bangun dengan ekspresi kaget masih menggemgam tanganku.

"Mas.....kok bangun? masih sakit ya? Maaf ya aku ketiduran."

Aku tersenyum melihat ekspresinya yang panik khas orang bangun tidur.

"Mas sudah enakan, makasih ya sudah merawat dan menjagaku. Mas mau bangun.

"Bangunlah....."

"Gimana mau bangun, tangan Mas kamu genggam erat gitu."

"Eh...oh....maaf."

Dia tersipu malu dan melepaskan tangannya.

Aku bangun menyenderkan kepalaku di ujung ranjang dan bergeser ke tengah, kemudian menariknya agar duduk di sebelahku. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 13 Tamat

"Kamu kalau tidur pakai jilbab begitu?"

"Nggak lah, ini kan karena ada...."

"Ada aku, aku suamimu Shafi, kita sudah menikah.

Dia menundukkan wajahnya, aku buka jilbabnya dan aku sandarkan kepalanya di bahuku, aku belai rambutnya yang hitam sebahu. Aku ingin berbuat lebih sebenarnya.

"Kamu tidur lagi ya? ngantuk kan dari tadi jagain Mas. Biar Mas jagain kamu."

"Nggak papa Mas, sudah hampir pagi pasti gak bisa tidur. Boleh aku tanya sesuatu?"

"Bertanyalah."

"Sejak kapan Mas cukur rambut dan brewoknya?"

"Haha....kamu suka atau penasaran?"

"Sebenarnya ....aku suka ...Mas brewokan."

Aku pegang kedua pipinya dan kukecup singkat bibirnya yang gemesin itu. Reflek dia memekul dadaku tapi malah membuatku bergejolak hebat apalagi dia malah betah di dadaku.

"Nanti juga tumbuh lagi, Mas cukur sebulan yang lalu waktu ngadep Dosen pembimbing, beliu perfectsionis, detail sampai kepenampilan juga dinilai. Mas nggak mau mempersulit diri jadi dirapikan semuanya.

"Mas sudah skripsi? kok cepet sih?"

"Aku kan mau menikah setelah sarjana, aku nggak mau membiarkanmu menunggu terlalu lama. Jadi aku kejar program percepatan."

"Aku yang kuliah duluan saja belum lulus."

"Kenapa bisa begitu?"

"Ada satu mata kuliah yang kurang puas hasilnya jadi aku ulang. Sebenarnya lulus, lagi pula skripsiku terganjal pembimbing yang lagi ke luar negri .

"Oh...gitu.

"Aku diizinkan menyelesaikan kuliah kan?"

"Ya...iya lah sayang. lanjutkan mimpimu."

"Mimpiku sebagian bersamamu Mas.

"Wah...aku jadi tersanjung ni, kamu membuatku menahan."

"Nahan apa?"

"Nahan...apalah? Masak harus Mas jelasin. Kamu sudah dewasa kali walaupun belum sarjana hehe."

"Ngeledek ni."

"Nggak lah. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya tapi dia menghindar.

"Kita sholat dulu Mas."

"Kamu sudah sholat ?"

"Iya.....Sudah mendekati subuh. Kita sholat sunah dulu ya sebelum subuh tiba. Mas....bener kan sudah sehat?"

Aku mengangguk dan mengajaknya wudhu. Dia menyiapkan sajadah untuk sholat kami berdua.

Selama kuliah aku juga masuk himpunan mahasiswa islam dan aku banyak belajar di sana jadi sudah tidak memalukan lagi untuk jadi imam sholat.

Selesai sholat Aku berbalik menghadapnya, dia langsung mencium tanganku. Dan aku berdo'a. Kemudian aku angkat dagunya agar menatapku.

"Shaf....aku mencintaimu karena kamu mengikuti perintah-Nya karena itu aku memperbaiki diri karena-Nya, menghindarimu karena-Nya agar aku dipertemukan lagi denganmu karena -Nya. Dan kini kamu sudah ada di depanku bidadariku. Aku sangat bahagia."

"Aku juga bahagia Mas, Aku juga mencintaimu karena-Nya, dan akupun berusaha menjaga diriku agar bertemu denganmu karena-Nya.

Aku Ikhlas menjadi istrimu Mas dan tolong Ridhoi aku di setiap langkahku agar aku bisa menggapai surga-Nya bersamamu. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku Part 13 Tamat

Aku mencium keningnya, aku buka mukenanya dan di simpan asal.

"Boleh aku tunaikan kewajibanku sebagai suammu?"

Dia hanya mengangguk malu, majahnya merah delima, aku angkat tubuhnya dan kubawa ke ranjang membayar kerinduan dalam indahnya halal.

- Tamat -