Tin......tin, drit......cit. Terdengar bunyi klakson dan rem mendadak.
"Woi...minggir dong!" | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku
"Minggir ke mana lagi? ini sudah di pinggir." Cowok misterius itu lagi, aneh. Dia nyengir sambil garuk-garuk kepalanya yg mungkin tidak gatal hanya untuk menghindari kesalahannya.
"Kenapa motornya?
"Kempes."
"Bisa bawa motor gigi gak?"
"Bisa." Aku membayangkan pasti aku disuruh naik motornya terus dia mengikutiku di belakang, tapi kan tidak ada talinya?
"Kamu bawa motorku, duluan saja." Dia menyalakan motornya .
"Kamu, bagaimana?"
"Gampang."
Aneh, gak tega lah aku enak-enakan naik motor sementara dia dorong motorku.
"Hai..!" dia mengagetkanku.
"Kenapa melamun, bentar lagi masuk dihukum tau rasa kamu." Dia memberi isyarat agar aku cepat naik motornya.
Aku langsung naik motornya, setelah mengucapkan teria kasih. Sampai sekolah tepat bel sholat duha. Aku langsung menuju mushola mengikuti kegiatan. 07.25 kami semua keluar dari mushola rehat 5 menit sebelum KBM.
Seperti biasanya guru piket membariskan anak-anak yang terambat, aku lihat cowok misterius juga ada di sana, jadi merasa bersalah.
"Maaf Pak bisa bicara sebentar? pintaku pada Pak Andi. Kami bicara agak jauh dari anak-anak yang sedang dihukum. Aku menceritakan kejadian tadi pagi dan sedikit meyakinkan agar Khalid tidak dihukum dan alhamdulillah Pak Andi setuju.
-------
Kelas masih masih ramai belum ada guru, aku ambil hp dan kucari nomornya di group sekolah. Dia orang yang paling suka komen di group, alhamdulillah wa nya lagi on.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Maaf motorku bagaimana?
"Pulang sekolah ketemu di bengkel dekat bakso malang."
"Biar aku ke sana sendiri saja, kunci motormu aku kasih pas istirahat di kantin ya?"
"Gak...usah. ketemu di bengkel saja!" Wa nya langsung gak aktif, mungkin sudah ada gurunya. Dasar cowok misterius, kenapa coba mempersulit? Aku langsung matikan handphon karena Bu Tari sudah masuk kelas.
------
"Hai...Brow kok bisa sih Ente kagak dihukum hari ini?" Sayup kudengar percakapan di ujung kantin.
"Hai...Brow kok bisa sih Ente kagak dihukum hari ini?" Sayup kudengar percakapan di ujung kantin.
"Ada bidadari yang menyelamatkannya...haha."
"Masak....Siapakah bidadari itu?"
"Woi....jawab.....jangan pura-pura gak dengar Lu"
"Berisik kalian, mau Gue traktir gak?" Tanya Khalid, kenapa dia tidak menjawabnya padahal aku penasaran dengan jawabannya.
"Maulah......"Terlihat 2 cowok temannya berlari ke depan pesan makanan. Aku memang tidak melihatnya karena mereka duduk di belakangku, aku angkat hp ku ke atas sehingga terlihat dia duduk 3 kursi membelakangiku. Tak lama temannya kembali duduk dan asyik dengan makanannya dan tidak ada yang bersuara lagi.
"Fi....kamu ngapain sih diam saja dari tadi?" sapa Rina yang ada di depanku.
"Gak papa, mau nambah gak makannya? Aku traktir hari ini. Sebenarnya aku malas mendengar dia komen. Telingaku masih ingin mendengar pembicaraan mereka.
"Lid....pulang sekolah ke bascamp ya, ada party?"
"Gua ada acara."
"Ketemu bokap Lu?"
"Gak....."
"Wah bukannya Lu hanya takluk sama bokap, acara apa ni, sampai nyaingin bokap Lu?"
"Adalah....."
Dert...dert.., hpku getar.
(Guetahu kamu nguping.....gak usah GR)
(Gak...lah ngapain GR, kalau kamu ada acara biar aku ambil sendiri), aku kirim pesan untuknya.
(Gak usah ngatur....bawel) Aku mau ngetik lagi tapi Rina mengejutkanku.
"Woi.....Fi, sudah bel, kamu mau di sini saja?" Aku langsung beranjak pergi diikuti tatapan aneh Rina yang merasa tak kuanggap.
-----
-----
Hari ini aku piket, jadi tidak bisa pulang cepet. Aku lihat hp sebentar sudah ada wa darinya.
"Saya sudah di bengkel."
"Maaf aku masih piket, tinggal saja kalau mau ke bascamp?"
"Stupid ......kunci motorku kan di kamu!"
"Eh....iya maaf, tadi gak mau aku kasih.kamu gak mau."
"Berisik...." Notifikasi wa nya langsung gak aktif. Aku segera mempercepat tugas piketku, Rina yang melihat aku melongo saja apalagi setelah aku pamit.
"Rin maaf ya aku buru-buru, assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, Shofi......napa si Lu hari ini?" Aku tak menggubrisnya. Langsung pergi meninggalkannya.
----
Aku sampai bengkel 15 menit kemudin, ketika kuucapkan salam tukang bengkelnya menjawab dengan melongo, sedangkan anak survai itu hanya menjawab pelan.
----
Aku sampai bengkel 15 menit kemudin, ketika kuucapkan salam tukang bengkelnya menjawab dengan melongo, sedangkan anak survai itu hanya menjawab pelan.
"Ini kunci motormu, langsung pulang saja!"
"Bayarnya berapa?"
"O...gak usah Mbak, orang dia......" Khalid langsung memotongnya pembicaraannya.
"Sudah, kamu pulang saja!"
"Aku laper pengen makan bakso itu, mau nemenin gak?" Aku lihat matanya melotot.
"Serius? jam mau aku temenin?" Aku hanya mengangguk dan langsung jalan ke tukang bakso. Aku juga tidak tahu kenapa mengajaknya? Lagian kenapa mesti melitot gitu matanya? Aneh memang.
-------
Aku lagi melompat mau mengambil buku yang ada di rak paling atas, tinggi amat ni rak perpus ya batinku.
"Makanya tumbuh tu, ke atas bukan ke samping, mau ambil buku apa?"
Tanpa menoleh aku menunjuk buku berjudul autocad karena aku kenal betul suara itu, makanya aku tidak mau berbalik. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku
Aku bergeser ke samping kemudian dia mengambilnya dan menyerahkannya padaku.
"Terima kasih." Dia hanya senyum singkat dan pergi bagaikan angin.
Aku mulai berfikir kenapa dia suka datang jika aku butuh bantuan? tapi kadang juga cuek saja seperti orang tak kenal.
Kemaren dia diem saja ketika Seli sengaja menumpahkan es doger di bahuku padahal semua orang di kantin heboh. Tapi waktu aku kebingungan di kamar mandi, bajuku basah setelah kubersihkan sisa-sisa es nya. Dia datang membawakan baju dan jilbabnya. Tidak tahu dari mana cowok itu mendapatkannya dalam waktu singkat.
Har ini saat pertandingan voli classmeting, Seli kembali menyerangku karena kalah mainnya. Dia menendang kakiku dari belakang, tenagaku yang sudah terkuras saat pertandingan tidak bisa seimbang dan terjatuh.
Teman-teman sudah mengerubutiku sementara yang lain ada yang memarahi Seli, sekilas aku lihat Khalid tersenyum sinis, tapi aku tidak tahu untuk siapa senyum itu diberikan. Saat aku berdiri dan berjalan menuju kelas dia sudah tidak terlihat.
------
Hp ku bergetar nomor tak dikenal masuk.
( Gua tunggu di belakang Lab kimia)
Aku lihat gambar Dp nya, hatiku bergetar seolah tidak rela lihat foto itu. Foto Seli dan Khalid, wajahnya begitu dekat.
Pasti ini Seli, kalau Khalid namanya sudah aku save. Tapi buat apa Seli minta ketemuan? Daripada penasaran aku ke sana sajalah.
------
Aku lihat seorang cewek bediri membelakangiku, pasti itu Seli. Aku ucapkan salam panjang, dia hanya menjawab pendek.
Aku lihat seorang cewek bediri membelakangiku, pasti itu Seli. Aku ucapkan salam panjang, dia hanya menjawab pendek.
"Kamu.....boleh bangga sekarang semua orang memuja dan membelamu. Puas kamu, membuatku terjatuh." Dia membalikkan badan dan langsung nerocos gak karuan.
"Maksudnya apa Sel? Aku benar-benar tidak tahu.
"Kamu telah merebut semua dariku, kepopuleranku, perhatian bahkan Khalid juga."
"Aku tidak merebut apapun darimu Sel."
"Kamu...perlu tahu sejak Khalid dekat denganmu dia tak pernah lagi jemput aku, tak pernah lagi datang ke rumah ku bahkan selalu membelamu dan memutuskanku. Dia lebih memilih pergi ke rumahmu, menjemputmu, selalu membelamu dan pacaran sama kamu."
Seli mengucapkan dengan suara parau dan linangan air mata.
"Aku tidak tahu dengan semua yang kamu tuduhkan Sel, Aku tidak pacaran sama Khalid, tidak pernah dijemput, tidak pernah datang ke rumahku. Aku juga tidak mengambil kepopuleranmu." Aku menghela napas sebentar.
"Aku bahkan tak tahu dengan perasaaannya. Satu yang aku tahu dia sering mempermainkan perasaanku, kadang dia peduli padaku tapi kadang juga cuek. Besoknya lagi dia membelaku tapi besoknya lagi dia menjauhiku."
Aku berkata dengan penuh emosi, tidak tahu kekuatan apa yang mempengaruhiku aku benar-benar emosi.
Seli mendekati dan menamparku dengan sangat keras. Aku terduduk memegang pipiku yang panas dan sakit sehingga mengalirlah air mataku. Aku tidak tahu kenapa dia sampai menamparku.
Tiba-tiba kudengar suara di belakanngku. Suara yang sangat aku kenal. Suara yang dikuti tepuk tangannya.
"Hebat......hebat banget Sel....lu yang kalah dan salah tapi menyalahkan orang lain. Dasar tak tahu malu. Kalau Gue mutusin elu karena gue sudah tidak menginginkannya. Sebenarnya diantara kita juga tidak ada apa-apa, semua hanya untuk gengsi lu. Bukankah waktu itu lu bilang, tidak akan menuntut apapun jika gue suka dengan orang lain?"
Buat kamu, perempuan berjilbab. Memangnya kamu mau aku datang ke rumahmu dan menjemput setiap hari? Apakah jamu juga mau jika aku apel setiap malam minggu?Apakah kamu juga mau aku menyatakan perasaanku padamu. Cukup aku saja yang tahu dan aku akan datang dan menyatakannya jika tepat waktunya."
"Hai...perempuan sok suci, sudah jelas bukan Khalid menyukaimu, apa yg dibilang barusan sudah cukup membuktikan. Aku sengaja undang kalian ke sini agar saling jujur. Aku sudah tidak peduli lagi sekarang, bagiku cukup sudah Khalid memang tak pantas untukku dan aku juga bukan siapa-siapanya dia kok. Walaupun aku pernah berharap dengan pura-pura pacaran dia bis suka beneran saya aku, tapi ternyata gak bisa."
Seli langsung pergi setelah menepuk bahuku, jujur aku tak tahu maksudnya. Aku berdiri dan ingin melangkahkan tapi suara itu menghentikanku.
"Apakah kamu mau aku datang sekarang kerumahmu? minta izin pacaran? atau nanti memintamu untuk jadi istriku?" Kenapa dia bilang begitu ya? kasih dua pilihan yang sudah pasti tidak memilih yang pertama.
Tanpa menoleh mulutku bilang...
"Nanti saja?" Kata-kataku barusan berarti aku mau menjadi istrinya? bodo amat aku ini ya? apa aku menyukainya? jadi emosiku tadi karena luapan kekesalanku ? Aku jadi malu setengah mati.
"Berarti kamu juga......?"
"Juga apa?"
"Ah sudahlah, pergilah sebelum ada yang menangkap basah kita, dikawinin aja nanti berabe urusannya."
"Dasar cowok misterius." Aku pergi sambil menggerutu. Dia berteriak.
"Aku dengar apa yang kamu ucapkan. | Cerpen Cinta Cowok Misterius Itu Mau Menjadi Pacarku
Tunggulah kalau kamu juga menginginkannya."
- Bersambung -