Cinta Yang Terlarang Ini Dosa Siapa Part 2

Taukah kau apa yang paling menyiksaku di pengunjung hari?

Adalah angin dingin tanpa suara hangatmu. Demi air hujan yang membasuh laraku, kita tetap berpelukan walau dalam bayangan. | Cerpen Cinta Cinta Yang Terlarang Ini Dosa Siapa Part 2

18 Tahun yang lalu.

Waktu berputar tiga bulan lamanya aku tak memberikan kabar pada Alina di pulau dewata. Seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami akhirnya celah untuk kabur sejenak dari pengawasan Eva terdapatkan.

"Dek Va sayang.. Mas bolehkan melihat sebentar proyek di Kalimantan!"
"Mas kan udah janji?"
"Iya.. ini yang terakhir!"
"Benar?"
"Iya sayang," ucapku merayu minta izin akhirnya terdapatkan pula.
Besoknya aku pergi ke Kalimantan untuk melihat proyek disana dan tiket pesawat pun sudah terbeli. Namun di tengah perjalanan aku bertemu sesorang yang ingin pulang kampung namun tak ada biaya.

Bukannya sok baik hati, memang sudah menjadi tradisi aku menolongnya dengan memberikan tiket pesawat itu padanya dengan atas namaku. Beruntunglah saat cek in bisa lolos dan ia terbang ke pulau boerneo sedangkan diriku memilih naik bus lewat darat menuju Bali.

Tak disangka ternyata pesawat itu mengalami peristiwa naas dan aku tak bisa mengabari Eva di rumah. Sesampainya di Bali ternyata rumah Alina sudah kosong dan menurut tetangga dia pulang ke jawa.

Tanpa berpikir panjang kali lebar akupun menyusulnya dengan tujuan memberinya kejutan. Pasti Alina sangat merindukanku tentunya begitu juga dengan diri ini yang sudah tak sabar ingin bertemu.

Aku memang belum pernah datang kerumahnya namun alamat tempat tinggal keluarganya masih terekam jelas dalam ingatan otak ini. Udara dingin di desa Pesangrahan Batu Malang menyambut kedatanganku malam itu setibanya disana.

Semburat lampu menyala menyapa gelap malam membuat nampak peni akan perkampungan yang berjajar naik turun di atas bukit pegunungan. Kerlap kerlip nyala lampu membuat nampak indah langit malam itu.

Malu bertanya sesat di jalan, meski hanya bermodal bertanya pada warga sekitar desa itu akhirnya aku menemukanya juga.

"Pak.. permisi numpang nanya?" Tanyaku pada warga yang sepertinya hendak kondangan.
"Iya... Mas ada apa?" Tanya balik mereka.
"Alamat rumah Alina sebelah mana ya pak?"
"Alina siapa ya Mas?"
"Alina yang bekerja di Bali!"
"Oh ..Yang hari ini punya hajad. Itu depan mas udah kelihatan yang rumahnya ramai," balas mereka yang langsung pergi.

Rumahnya ramai? Ada apa ini, siapa yang menikah? Mulailah pikiran ini kacau tidak karuan. Bimbang mengambang penuh tanya.

"Pak... permisi numpang taya?" Tanyaku tergopoh menghentikan para bapak-bapak dengan berjau rapi itu.
"Ada yang bisa dibantu Mas?"
"Yang nikah itu benar Alina pak?"
"Iya... Benar," jawaban bapak-bapak itu bagaikan pertir menyambar hati ini.
"Suminya orang mana pak?"
"Oh suaminya teman sekolahnya dulu. Katanya mereka ketemu di Jakarta lalu pulang kampung dan menikah."

Menikah? Bagaimana mungkin Alina bisa mengkhianatiku seperti ini. Tubuhku gemetar tersengat sangat menahan amarah tak tertahan berantakan, sakit hancur berkeping-keping.

Benar adanya mahkota kesucianya memang diberikan padaku, lalu apa artinya wanita binal itu menikah dengan laki-laki lain. Begitu mudahnya dia mencampakan diriku seperti ini.

Tidak... Aku ini laki-laki tentu tidak ada ruginya bahkan seharusnya diri ini merasa beruntung karena keperawanan Alina dipersembahkan padaku.

Buat apa aku menyesal? Jawab!

Oh... tidak otak ini rasanya seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Alina itu hatiku dan tentu saja bagaimana aku bisa hidup tanpa hati ini? Tidak lengkap, gersang, hampa.

Bodoh.. Bodoh... Bodoh sekali aku ini yang masih saja mengharapkan cinta dari seorang yang telah berkhianat. Apa aku ini terlalu naif? Pastinya ini bukan hukum karma.

Semoga saja hukum karma membalasnya... Tidak... Ini bukan karmaku... Ya Tuhan Sang Maha Pencipta apa yang harus hamba lakukan?

Langit dan bumi sebagai saksi aku tak rela diperlakukan seperti ini menghancurkan pernikahan mereka harus terjadi. Tiba-tiba otak ini bertanya, bagaimna dengan Eva yang telah kau hianati Urya? Tidak........

Aku dapat mendengarmu wahai cintaku, mendengar panggilan dari sebrang lautan dan merasakan kelembutan sentuhan sayap-sayap jiwamu.

Aku tinggalkan ranjang tidurku dan berjalan di atas rerumputan, embun malam membasahi pakaian dan kaki ini.

Aku di sini berdiri di bawah keindahan bunga pohon-pohon kenari menanti panggilan jiwamu.

Apakah kau masih ingat saat kita bercengkerama di bawah rindang pepohonan, yang menaungi kita dari kemanusiaan? Sebagaimana tulang rusuk melindungi rahasia illahi dalam hati agar tidak terluka.

Apa kau masih ingat saat kita bercanda manja di bawah rindang pepohonan. Dan pulangnya bentol semua karena di gigit nyamuk.

Banyangan kenangan indah bersama Alina kini telah mengkikis logika akal sehat.

Aku pulang dengan menelan kekecewaan yang mendalam dan hanya mengikuti langkah kaki entah kemana angin akan membawanya.

Setibanya di bandara Juanda aku memang tidak langsung masuk ke bandara karena otak ini masih saja tidak setabil. Seperti air mendidih bergejolak membakar jiwa remukan sukma bernanah berdarah.

Pikirku dengan lebih memilih berjalan-jalan dulu menghilangkan stres akan lebih baik atau beli saja cewek di surabaya kan banyak pilihanya. | Cerpen Cinta Cinta Yang Terlarang Ini Dosa Siapa Part 2

Ya memang Gang Dolly menjadi pilhan.

"Taxi.." Panggilku keluar bandara. Dengan cepat kilat sopir-sopir disitu mendekat.
"Kemana Bos?"
"Keliling saja Kota Surabaya."
"Baik," Sopir itu lalu membukakan pintu dan kami melaju entah kemana. Dalam mobil itu entah mengapa terlintas pikiran setan menggerogoti otak ini.

"Pak ada Cewek yang bisa pakai gak?"
"Ada Bos," balasnya dengan senyum mengembang.
"Bersih gak pak?"
"Bersih Bos penampilanya.. Kalau barangnya siapa yang tau? Mau Anak Sekolahan atau umuran berapa?"
"Susah juga ya Pak.. Kalau yang cantik pasti udah banyak yang pakai. Kalau jelek staternya gak mau hidup."
"Yok opo Bos," balasnya dan kami tertawa bersama. Untuk sejenak stres itu bisa terlupakan.

Satu persatu foto-foto cewek dalam hape pak sopir taxi bandara itu ia tujukan padaku, rata-rata memang mereka masih umur 18 tahun hingga kepala tiga. Lalu satu aku pililh dan kami menjemputnya.

Setelah berkenalan dalam mobil taxi itu sengaja aku memang tidak langsung cari tempat untuk main namun lebih memilih berkeliling kota surabaya. Mulai dari pasar Atom, Tunjungan dan Mall-mall besar di kota pahlawan kita kunjungi hingga seharian penuh dan malamnya kami menginap di SBA Hotel bersama cewek yang mengaku bernama Celine itu.

Segera aku mengeluarkan KTP untuk standard check in dan menunggu sejenak di area lobby untuk mempersiapakan kamar. Meski sudah seharian menghabiskan waktu dengan cewek seksi dan cantik tetap saja dalam otak ini hanya ada Alina dan Eva.

Karena otak ini sudah tak waras lagi, aku meminta Celine membawa temanya satu lagi dan tentu saja sengaja kamar dengan 3 orang aku pesan. Tidak beberapa lama staff resepsionis memanggil dan mengatakan kamar sudah siap.

Karena badan sudah terasa lelah, kamipun langsung segera naik ke lantai satu menuju kamar. Segera aku hamburkan tubuhku diatas ranjang besar dalam kamar bertipe Suite dan Celine segera masuk kamar mandi membersihkan diri.

Tak lama kemudian temanya yang bernama Angel itu datang ke kamar hotel dan kami pun saling berkenalan lalu membuat kesepakatan. Celine masih berendam dalam bathub berisi air hangat munkin dia juga kelelahan menemani dan mendengarkan ocehan mulutku seharian.

Hari itu impianku untuk menyatukan Eva dan Alina terwujud dengan pengganti Celine dan Angel. Aku tau ini hanya kenikmatan semu namun setidaknya beban otak ini hiang untuk sesaat.

Seumur hidup inilah pertama kalinya aku bersama dua wanita dalam satu bak mandi. Menari bersama bertiga melupakan semua beban yang ada hingga pagi dan malam itu aku membuat takdirku sendiri.

Setelah menyelesaiakan segala adminitrasi kepada kedua gadis itu aku memutuskan hendak pulang ke jakarta pada siang hari. Pagi itu sengaja aku jalan kaki untuk menikmati indahnya kota surabaya setelah semalaman menari bertiga.

Aku masih saja membayangkan jika Eva dan Alina bisa bersatu seperti mereka batapa bahagia hati ini. Namun... Terakhir yang aku ingat adalah saat mobil Hamer itu menghantamku. .....?

***

Neutron-neutron dengan cepat merangkai saat Kanya melihat foto Ayah Raditya yang masih terpajang rapi sejajar dengan foto-foto keluarganya di situ.

"Papa loe dulu ganteng juga ya Dit? Pantes nurun ke anaknya. Gue bahkan tak tau siapa kedua orang tua gue." entah mengapa bibir kanya begitu mudah mengurai kata-kata yang justru membuat kepedihan dalam hati Raditya yang selama ini sangat merindukan kasih sayang seorang Ayah.

"Jadi masak gak?"
"Ayo.. Biar gue aja yang masakin lho. Tapi loe kudu janji kalau gak enak jangan ngedumel ya?"
"Iya dah."

Bercanda manja masak di dapur justru bukan Anya yang masakin Radit melainkan sebaliknya. Ternyata cowok ganteng itu pandai memasak mungkinkah itu warisan bakat dari Surya. Begitu juga dengan gadis-gadis cantik yang selalu ingin mendapatkanya.

Sedari tadi Kanya hanya memandangi Raditya yang begitu lincah menjadi koki menyiapkan semua masakan di atas meja. Dalam hatinya Kanya bertekad bagaimana pun caranya ia harus bisa mendapatkan hati pemuda di depanya itu. Bahkan jika kalau memang terpaksa dan diperlukan, mahkotanya pun siap ia korbankan.

Ah .. tidak bagaimana mungkin seorang gadis yang masih duduk dibangku SMA bisa mempunyai pemikiran seperti tak semestinya. Mungkinkah seorang Kanya rela melakukan hal semacam itu?

Seharian penuh gemericik hujan tak kunjung juga reda hingga Kanya malam itu entah bisa pulang apa tidak. Kini tinggalah mereka berdua dalam rumah sebesar itu jika berteriakpun tak akan ada orang dengar belum lagi mamanya Radit gak akan pulang malam itu. | Cerpen Cinta Cinta Yang Terlarang Ini Dosa Siapa Part 2

Setanpun turun bersama butiran-butiran air hujan menyuruh manusia berpesta pora sepanjang malam. Apakah lingkaran karma itu akan terjadi pada Raditya putra Surya?

- Bersambung -