Amira mengintip ponsel, dibuka aplikasi Wa miliknya. Tangan mungilnya menekan sebuah nama. Dimas Syailendra, pemilik hati yang lima tahun ini sanggup menggenggam erat cintanya.
Dua jam lalu, Dimas mengatakan ingin istirahat karena seharian tugas kantor menumpuk minta diselesaikan. Membuat tubuh dan otaknya lelah. Dan Amira mengiyakan. Karena baginya, Dimas bukanlah tipe pembohong. Dia selalu jujur tentang apapun untuk menjaga hubungan mereka.
Hubungan jarak jauh memang sangatlah sulit dan berat untuk dijalani. Tapi untuk masa depan yang mereka impikan. Hidup bersama dalam hubungan yang halal. | Cerpen Sedih Cinta Yang Terkikis Jarak Dan Waktu
Sekitar dua tahun yang lalu, Dimas memutuskan untuk menerima pekerjaan di Jakarta. Katanya, pekerjaan yang ditekuni di kota asalnya-Malang, tidaklah menjanjikan, hanya seorang karyawan biasa. Di kota besar itu, Dimas ditawari kedudukan sebagai marketing, jurusan kuliah yang dulu dia ambil.
"Bukannya ilmu itu harus diterapkan," kata Dimas dulu berusaha membujuk supaya melepaskan. Amira diam hanya wajahnya terlihat mendung, " kamu gak percaya kalau aku mampu memegang janji."
Amira tertunduk. Melepaskan butiran kristal yang sejak tadi mengitip.
"Kamu mengenalku jauh sebelum kita mengikat sebuah hubungan...."
"Cinta itu pudar bersamaan waktu!" sela Amira cepat. Dan diiringi tangis menggetar hati bagi yang mendengarkan.
Dimas terkesiap menyaksikan penolakan Amira yang mencoba untuk memeluknya.
"Aku janji akan memberimu kabar setiap waktu. Akan membalas pesanmu biarpun saat itu aku sibuk luar biasa. Tolong, biarkan aku menggapai mimpiku. Setelah aku mendapatkannya, aku pasti membawamu kesana sebagai istri."
Janji Dimas yang selalu dipegang teguh Amira. Sebulan sekali, Dimas menyempatkan diri pulang ke Malang. Selalu membalas cepat yang dikirim Amira karena Dimas tahu betapa pencemburu kekasihnya itu. Dua tahun bukan waktu singkat untuk menjalin hubungan sangat berat tanpa dilandasi cinta yang kuat.
Hanya beberapa hari ini, Amira merasakan sesuatu yang mengganjal hatinya. Dilayar ponsel itu terlihat kontak Dimas tertulis online.
Membuat hati Amira meradang.
[Katanya, capek kok masih online terus.]
Itu yang ditulis lalu dikirimkan Amira pada Dimas. Tidak menunggu lama pesan itu berubah warna menandakan terbaca. Hanya saja tidak lekas dijawab. Malah keluar aplikasi.
Merasa tercidukkah dia? Lalu mencoba untuk memanipulasi keadaan.
Dering benda pipih mengangetkan Amira dari segala rasanya. Dilihat dari layarnya, Dimas sang penelepon.
"Tidak seperti yang kamu pikirkan?" kalimat pertama yang terdengar ditelinga Amira. Gadis bermata sipit itu hanya diam. Menekan perasaan sakit walau belum tentu nyatanya.
"Amira, kamu masih disitu?" tanya Dimas dengan notasi agak tinggi. Dari suaranya terdengar rasa cemas.
"Kami sedang membahas kerja. Laporan yang aku kerjakan tadi ternyata banyak masalah. Kamu mengerti'kan, Amira. You're the first and last love in myheart."
Ungkapan yang selalu meluluhkan hati. Dan sayangnya, Amira selalu percaya. Sebenarnya, Amira mau memberitahu bahwa dia juga diterima bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Setelah di wisuda, Amira mengirim beberapa surat lamaran kerja di perusahaan di ibukota. Dan tanpa disangka, ada tiga perusahaan yang mau menampungnya menjadi salah satu karyawan.
Amira sudah mendapatkan restu kedua orangtua. Hanya saja, dia tidak memberitahu masalah ini pada Dimas. Biar menjadi kejutan, pikirnya.
"Dimana?" tanya Amira. Sudah Dua bulan, dia berada di Jakarta. Dan selama itu, dia sudah mendapatkan banyak kenyataan pahit tentang cinta yang berusaha dia pertahankan.
"Di kantor, lembur." jawabnya di telepon genggamnya.
"Pingin video call dong!"
"Ada pak bos..." jawabnya sedikit terbata. Suaranya terdengar panik.
Dimas menjatuhkan ponsel digenggaman ketika melihat Amira sudah berdiri dihadapan. Seketika tangannya melepas cengkeraman tangan seseorang yang sedari tadi menggenggam erat.
"Amira?" pekiknya penuh keterkejutan.
Tak ada tangis. Tak ada kata makian. Amira memang sudah memantapkan hati untuk situasi ini. Tangisnya sudah berlalu. Semenjak mengetahui pengkhianatan Dimas. Akh! Rasanya dunia kiamat saat itu melihat kenyataan bahwa ternyata Dimas menjalin hubungan dengan wanita lain. Bahkan terlihat perut sang wanita membuncit.
Selama satu tahun, Amira dibohongi. Ternyata di Jakarta, Dimas sudah menikah dengan wanita lain. Dan parahnya lagi masih memberi janji palsu pada Amira. | Cerpen Sedih Cinta Yang Terkikis Jarak Dan Waktu