Cairan Kimia Membuatku Merasa Cantik

Aw ! Jarum tumpul menembus ujung hidung menyemprotkan cairan asam hialuronat disana. Tidak sakit tapi ngilu nya sampai ubun-ubun. | Cerpen Kehidupan  Cairan Kimia Membuatku Merasa Cantik

Hanya 15 menitan filler hidung selesai.

" Sudah selesai Dok ?" Mematut wajah baru di cermin bulat yang disodorkan Dokter muda bermata sipit. Dia tersenyum puas.

" Hanya segitu yang bisa hidungmu tampung, " senyumnya mengembang. Aku tersenyum bahagia. 20 menitan lalu aku datang dengan hidung lebih rendah, kini naik jauh, persis hidungnya Aurel putri Anang.

" Kita lanjut filler bibir yah, " ajak dokter. Aku segera menyerahkan cermin. Kemudian kembali memegang tongsis merekam tindakan dokter atas wajahku. Filler yang kupilih lebih mahal, karena sudah mengandung lidocain, sehingga tanpa perlu pemakaian cream anestesi.

Penyuntikan di bibir lumayan celekit dua kali lipat dari hidung, kuterima empat tusukan dibibir dalam. Tidak banyak, karena aku tidak ingin hasil yang lebay, meskipun dokter terlebih dulu bertanya,

" Mau bibir seperti bibir siapa? " Dokter menyebutkan nama-nama artis untuk aku pilih. Lagi-lagi aku menggeleng. Full aku serahkan keputusan pada Dokter berparas Jelita.

Tidak lama. Filler bibir selesai. Memberikan cermin bulat ajaibnya lagi. Nyata kah? Gumamku Dalam hati yang berbunga-bunga.

" Sekarang kita angkat pipi kanan kiri dengan benang agar lebih kencang, sehingga memberi efek glowing, " Kembali manut atas semua tindakan dokter. Dari awal aku hanya menyerahkan foto ku terakhir sebelum kecelakaan merengut kecantikan wajahku.

" Dasar Perempuan jalang !" Teriakannya membahana, diambang sadar antara bangun dan fikiran di alam tidur, badanku melompat spontan. Darah mendesir cepat naik ke kepala, belum seratus persen kembali pada kesadaran sempurna, sebuah balok kayu untuk menempel lukisan dikebaya tepat mengenai wajah (cetakan bordiran)

Terjungkal keras, ubun-ubun belakang membentur lantai keramik. BUG !! Tangan ditarik lalu diseret kasar. Tak ada perlawanan dariku, punggung badan mengenai ubin lantai bergerenjul,

" Bakar !" Sayup kudengar satu suara. Badan ini mendekati tungku yang penuh dengan kayu bakar, secepat kilat dia melemparkan tubuhku kedalam perapian. Suara perempuan melengking dalam tangisan,

" Eling, Le, eling !" Tapi wajah ini merasakan panas yang dahsyat. Sakitnya minta ampun. Kembali tubuh ini diseret, diangkat, lalu dibawa lari menuju ruang tengah. Sampai disana ingatanku hilang.

Ada yang menggelitik ditelinga.

" Laa ilaaha illalloh.... " suara yang sangat ku kenal. Tapi suara itu menjauh lagi. Lenyap. Aku melihat banyak cahaya. Dari barat, dari timur, semua penuh dengan cahaya. Mataku sakit. Perih. Lalu berusaha menutup mataku dengan tanganku, biar kuhalangi silaunya, berusaha menggerakkan, berat, tangan ini tertahan batu. Aku berusaha menggeser batu itu, tapi sangat berat, Bismillah ku coba menggeser lagi, yup ! Batu bergerak sedikit....

" Teteh sudah sadar.... " Terasa pipiku basah. Suara dari yang kukenal itu begitu dekat.

" Ayo buka mata pelan-pelan teteh..... " Mengikuti perintah. Membuka mata dengan sisa-sisa tenaga.

Ibu mertua dan adik ipar bungsu tengah duduk sedekap dihadapan ku. Mata mereka basah dengan air mata. Baru saja ingin bertanya, tendangan keras menghujam betisku.

" Jawab ! Apa yang sudah kamu lakukan sama si A !" suara menggelegar suamiku membahana, ketika tubuhnya bergerak maju, mereka menahanmu. Pupil mata bergerak ke samping, banyak tetangga disana, mereka semua menontonku. Menyaksikan auratku. | Cerpen Kehidupan  Cairan Kimia Membuatku Merasa Cantik

" Panas ... " Lirih suaraku menyampaikan apa yang kurasakan atas wajah dan tubuhku. Tapi tubuh besar suamiku kembali bergerak maju, mereka menahan lagi.

" Api neraka jauh lebih panas buat kamu perempuan penzina !! " DEG ! Seperti pukulan kayu besar menghujam jantungku. Aku sedikit pun tidak mengerti. Suami berlayar, enam bulan sekali baru pulang. Makanya menurut dokter, kecil kemungkinan bagi kami memiliki anak.

Mencoba mengingat kembali.

Siang itu, lepas dluha masuk inbok S istri dari A yg juga teman berlayar suami. S marah besar atas pengakuan suaminya, bahwa A masih sangat mencintaiku. Dulu Sebelum akhirnya berjodoh dengan suami, A terlebih dulu mengungkapkan perasaannya untuk melamar ku, sayang saat itu ibunya A tidak setuju dengan alasan, aku hanya lulusan SMA.

S dengan sombong menghinaku, menyumpahi hingga mengancam akan menghancurkanku. Tidak diberinya aku kesempatan menjelaskan. Sampai akhirnya aku memilih mematikan Hp, tidur. Lalu tiba-tiba datang suami tanpa pemberitahuan, dan melemparkanku ke tungku perapian.

Ruang tengah rumah kembali sepi. Mantan Suamiku telah kembali bekerja terbang menuju Singapura. Dari mulutnya terucap Talak sebelum berangkat. Dia meyakini kiriman screen shot chat yg dibuat antara aku dan A adalah benar-benar nyata. Meski aku bersumpah chat itu fitnah, dia tetap tidak terima.

Aku telfon nomor akun WA yang berhasil mengirimkan fitnah besar atas rumah tanggaku :

Tuuuuut.... Tuuuuut..... tersambung, suara perempuan disana,

" Bagaimana rasanya dicampakkan oleh orang yang kamu cinta ? Begitulah aku oleh suamiku ! Dan itu semua gara-gara kamuuuu !" Klik. Hubungan diputuskan.

" S. Silvi ......." gumamku.

Kini wajahku kembali setelah suntik filler dimana-mana. Lebih bagus dari conto foto asliku. Dokter Juwita berhasil memberikan sentuhan buatan.

Tapi suamiku tidak kembali. Dia lebih memilih mempercayai bisikan dari nomor WA yg penulisnya pun dirahasiakan, ketimbang aku istrinya yang menunggunya dalam do'a untuk keselamatannya yang dipanjatkan setiap tengah malam. | Cerpen Kehidupan  Cairan Kimia Membuatku Merasa Cantik

" Dokter Juw, sekalian ubah keseluruhan mukaku sampai tidak lagi menyisakan guratan wajahku, " permintaanku yang disambut acungan jempol dokter Juwita.