Aku harus move on-atau benar-benar akan buta melihat perhatian orang lain? Cukuplah aku sembunyi menahan patah hati akut ini. | Cerpen Lucu Bingkisan Pernikahan Yang Datang Terlambat
Sudah satu tahun tapi masih terasa rasanya diPHPin dengan kata serius.
"Kalau kau tidak mau menerima wanita pilihan ibu mu...aku yang akan pergi!" pertengkaran itu belum juga benar-benar membuatnya jera berhenti mengejarku. Cinta mungkin memang buta, tapi untuk urusan menikah ,kawin lari itu bukan impianku!
"Tok,tok,tok"
"...."
"Melan..., jalan yuk , menghirup udara segar" suara bang Heri di balik pintu kamar.
"Males bang, belum mandi" aku pun beranjak.
"Kreeekkk..."
"Mau sampai kapan menutup diri di kamar? Masih gagal move on?" selidiknya.
Aku menghela nafas. "Kayaknya ada Lambang di teras depan"
"Cowok itu lagi? Sepagi ini? Ngapain?" aku mengernyitkan dahi.
"Buruan mandi, sudah jam 08.00, jangan kalah ma ayam!"
bang Hery berlalu.
Baru juga kemarin ketemu. Mungkin cuma mau balikin buku.
Aku Berusaha tenang.
"Hey, bertamunya kepagian" sapaku sambil sedikit grogi. Tentu bukan karena ketampanannya tapi karena dia pemuda pandai yang berhasil lolos masuk fak bahasa inggris di UNY. Ahh mahasiswa.
"Boleh masuk?" nampak canggung dengan simpul manisnya.
"Ya"
"Silahkan duduk"
"Sebentar aku ambilkan minum"
Mengangguk sambil tersenyum.
Aku kembali duduk dengan segelas teh hangat.
"Silahkan diminum" ucapku sambil meraih remot menyalakan tv.
Hening. Hanya sesekali terlihat dia menatapku. Menunduk ketika tak sengaja tatapnya tepat mengenai retinaku.
"Ada apa sepagi ini datang?" aku berusaha membuka percakapan.
"Ini bukunya, bagus! Aku suka" ucapnya sambil membuka saku celana.
"Ya terimakasih",
"kita sama-sama baru lulusan tapi kau pasti lebih muda dariku" aku berusaha menjelaskan. Berharap tidak ada maksud lain dari kedatangannya.
Dia tersenyum.
"Tidak, aku yang lebih pantas di panggil abang. Kamu pernah nyantri ya?"
"Tidak" jelasku berbohong.
"Aku sudah tahu banyak tentang kamu, bolehkan aku lebih mengenal?" tatapannya membuatku salah mengartikan.
Hening untuk beberapa saat.
"Aku pengen kita lebih akrab," tiba-tiba dia pun beranjak setengah berlutut.
"mau kan jadi pacar aku?"
"Apaan si, ayo bangun jangan pakai adegan Romeo & Juliet gini. Malu!" membuatku terpaksa bergeser tempat duduk.
Dia meraih tanganku.
"Aku serius!"
"Jangan pegang-pegang! Bangun atau aku pergi!"
Dia pun kembali duduk dan mematikan tv.
Aku menghela nafas. Jelas tak ada alasan untuk memalingkan pandanganku.
Mungkin saja aku belum benar-benar bangun.
"Aku tau ini terlalu cepat, tapi aku yakin dengan apa yang aku lakukan"
"Iya, baru juga tiga kali ini kita bertemu. Kamu pasti bercanda" gurauku.
"Aku nekat. Dulu aku memang cowok playboy tapi aku ingin berubah setelah mengenal mu. Entah mengapa aku langsung aja suka saat pertama kita bertemu"
"Tapi aku tidak suka" jelasku balas menatapnya.
"Aku tau...,tapi aku bisa membuatmu jatuh cinta"
"Yakin?" aku mengernyitkan dahi.
"Ya, karena aku tak pernah mendapat penolakan. Jadi kamulah wanita yang pertama bilang tidak suka." dia membuang muka dengan gaya masih percaya diri. Memang sich selain tampan, dia punya bulu mata yang lentik dan gigi yang rapi. Coba kalau dia mau nyantri. batinku tak terasa senyum-senyum sendiri.
"Hemmm, kamu ceroboh!" jelasku membuang muka.
"Aku akan berusaha menggantikan Seta dalam hati mu"
Benar-benar membuatku heran.
"Dari mana kau tahu nama Seta?!" selidikku membuatnya berbalik menatapku tajam.
"Aku tahu semua tentang mu, tentang pelarian mu ke sini, perjodohan, dan lebih banyak."
Serba salah mau duduk seperti apa, serasa di bawah terik tanpa payung.
"Berilah aku kesempata,Tiga bulan saja, dan setelah aku tak berhasil mengambil posisi Seta di hatimu, Kau boleh melupakanku"
Dia menatapku tersenyum mencurigakan.
"tapi kenapa kau tak memakai hijab, aku saja malu melihat auratmu"
Jlep, oh benarkah. Spontan aku meraba rambutku yang masih terasa basah.
Malu! Tapi kaku akan beranjak pergi.
"Kau lebih cantik berhijab. Apalagi kau pernah tinggal di Pesantren".
"Ya, aku lupa" ucapku menyembunyikan rasa malu.
"Aku jawab besok, sudah siang,k au pulang ya...?"
"Besok aku tlpn, nanti aku akan pulang ke Solo, sekalian berpamitan"
"Mana abang mu"
Dengan rasa malas aku beranjak. Pasti abang akan menggodaku habis-habisan.
Seperti menahan ketawa.
"Bang.... ada yang mau pamitan" jelasku rada jengkel.
Hanya senyum menggoda. | Cerpen Lucu Bingkisan Pernikahan Yang Datang Terlambat
"Abang ngintip ya?!" seruku sambil mencubit lengannya.