Berkaos Oblong Dan Jeans Bolong Bolong

Susah nya jadi cowok jaman now membuatku hijrah.

Emang apa hubungannya antara kesusahan seorang pria dan hijrah, mungkin bagi sebagian orang tak berhubungan tapi bagiku ini memilki korelasi yg cukup erat.| Cerpen Motivasi Berkaos Oblong Dan Jeans Bolong Bolong

Menjadi mahasiswa sebuah PTN dengan modal kiriman orang tua dan pas- pasan dan beasiswa yang kadang tersendat membuatku harus selalu memutar otak supaya bisa bertahan di kejamnya dunia kampus jaman now.

Kalau di desa ku, untuk menembak seorang wanita, modal kembang mawar hidup yang minta sama tetanggapun aq sudah pede. Tapi di kota baru PDKT ceweknya sudah wanti- wanti kalau dia lebih suka bunga deposito daripada bunga apapun di dunia ini. Dan mundur lah aq. Di desa, berbekal motor pinjaman aq sudah bisa ngapel anak gadis orang di malam minggu, aq ajak keliling balai desa, duduk di pinggir taman kota, belie es the harga 5000 perak, segelas ber dua di tambah gorengan 3 buah 2000, pulangnya dia sudah sumringah dengan pipi memerah. Di kota jangan coba, kukira cukup Cuma di bawa keliling mall, pegang2 baju yg di jual, elus-elus tas di etalase, numpang duduk di depan bioskop sambil ngobrol panjang gak keruan, ternyata setelah malam minggu pertama ku dan dia, dia pun minta putus.

“Maaf mas, kalo cuma muter- muter mall aja bukan level aq, aq jga gak mau kayak orang bodoh mas suruh megang2 tas di etalse itu, aq mau nya bahagia mas, dan bahagia itu dimulai dari mas nraktir aq makan, nonton dan tentu saja ngebeliin aq baju dan tas. Itu semua belum termasuk uang pulsa tiap bulan dan oleh- oleh untuk mama di rumah, kalo mas nggak sanggup ya udah kita PUTUS.” Pesan itu begitu panjang dan menusuk hati. Tanpa ku balas pun ia sudah tau jawabanku, dan aku pun kehilangan pacar ku di hari pertama kencan.

Bermain kata- kata gombal adalah keahlianku di desa dan banyak wanita yang jatuh bangun mengejarku termakan kata- kata manis ku. Di kota, semua tak laku. Ketika itu aku mengirim puisi cinta pada Dinda adik tingkatku, dua hari dua malam aku menulisnya dengan harapan ia kan terpesona, tak lupa ku taburi kelopak mawar merah di dalam amplop pink untuk menambah kesan romantic. Dan tak lama akupun mendapat balsannya “mas lain kali kalo PDKT jangan kirim surat ya coba kirim pulsa atau transfer uang gitu” Dan akupun terdiam.

“Cewek sekarang Cuma lebih realistis Di, mereka maunya yang pasti- pasti, mereka udah sadar kalau cinta itu gak bisa di belanjain he he “ Itu Tio temanku.

“Kemana harus kucari wanita yang menerimaku apa adanya Yo”
“Cari ke masjid sana ha ha ha “ kata nya tertawa.
“kenapa masjid” jawabku
“karena di sana kabarnya ceweknya bisa dilamar dengan modal basmallah ha ha ha”

Aku tau Tio Cuma bercanda, Cuma itu sangat mengena. Mungkin juga selama ini cewek yang ku taksir selalu high class Bahasa kerennya, selalu anak gaul yg pake high heel dengan rambut pirang plus dandanan sekelas artis, mungkin aku salah sasaran.Kalau kupikir- pikir wajar saja mereka mau cari cowok kaya, biaya perawatan wajahnya saja konon kabar lima kali lipat dari biaya bulanan yg di kirim emak dari desa.

Dan masjidpun aku datangi. Benar banget, di sini semuanya berhijab walau tak semua berhijab panjang, sebagian besar kalem- kalem walau ada juga yang rame. Pakaian mereka sederhana tak banyak aksesoris yang melekat di badannya tapi ada juga yang bermobil ke kampus. | Cerpen Motivasi Berkaos Oblong Dan Jeans Bolong Bolong

Ini kumpulan anak- anak alim pikirku. Mereka senang sekali ketika pertama aku datang walau ada juga yang risih melihat aku yang Cuma berkaos oblong dan memakai jeans bolong- bolong. Dan petualanganku di sinipun dimulai…