Kisah Kasih Cinta Dalam Secawan Madu

''Ini istri baruku, adik madumu'' Hendra memperkenalkan wanita itu pada Kasih.
''Namanya Asti.'' sambung Hendra lagi. | Cerpen Lucu Kisah Kasih Cinta Dalam Secawan Madu


Kasih menatap suaminya bingung, antara percaya dan tidak, mungkin ini hanya lelucon, pikirnya.
Lihat...Hendra tertawa, dia tersenyum mengatakan itu. Ini pasti lelucon, tapi sungguh...lelucon ini sangat tidak lucu.
''Kenalkan..nama saya Asti, Abang sudah cerita banyak tentang kakak pada saya, semoga kita bisa akur dan membahagiakan suami kita ya kak'' wanita muda itu mengulurkan tangannya pada Kasih.
Sejenak..Kasih membiarkan tangan halus itu mengapung di udara, otaknya masih mencoba mencerna apa yang sedang terjadi, dan di satu titik kemudian dia sadari, ini bukan lelucon Hendra, ini bukan candaan. Hendra tertawa...tapi bukan kepadanya, tapi pada wanita itu...


Suami...kita..kita...??
Kita itu maksudnya aku dan perempuan itu?, Kasih mengurai informasi yang sepotong sepotong masuk di lini otaknya.
Abang...
Wanita itu memanggil suaminya abang..?
Panggilan yang biasa Kasih sebut untuk Hendra, suaminya.
Di pandanginya suaminya, mencari celah kalau Hendra hanya menjahilinya seperti biasanya.
Tapi nihil...


Hendra balik menatap matanya, tajam...memberi kesan sekaligus jawaban untuk pertanyaan yang berputar putar di kepala Kasih.
Kasih seperti berhenti bernafas saat melihat Hendra memeluk wanita yang masih mengulurkan tangan padanya, merengkuh tangan itu dan menurunkannya lalu mencium kening wanita itu, dihadapannya..


''Kamu harus menerima dia di hidupku dik, sekarang dia juga jadi bagian dari hidup kita, hidupku dan hidupmu''
Kasih terpaku, kakinya serasa tidak memijak lantai lagi, rasanya ingin pingsan saja agar tidak mendengar lagi kalimat selanjutnya yang meluncur dari bibir Hendra.
Betul...dia tau, bahwa dalam agamanya seorang suami diperbolehkan ber poligami, mempunyai istri empat, tapi....tapi bukan begini.Tidak seperti ini...
Kami hanya bertengkar kecil dan hari ini dia membawa wanita lain kerumahku, dia membagi hatinya hanya karena pertengkaran konyol itu, jerit hati Kasih.


Tunggu..., mungkinkah pertengkaran kemarin hanyalah cara Hendra untuk mencari alasan untuk beristri lagi, Kasih mulai berprasangka..
Iya...tentu saja...
Ini sudah di rencanakannya..
Ini semua sudah di atur oleh Hendra...
Tiba tiba tanah yang di pijaknya serasa berputar, serta merta Kasih terduduk...mencoba berpegangan pada pinggir sofa yang berusaha keras dia rengkuh. Ada sesuatu yang terasa mengiris hatinya, sembilu bahkan masih kurang menyakitkan dari ini. Sakit sekali..


Di pegangnya dadanya yang mulai terasa sesak, sungguh sesak...dan dia tidak bisa menghentikan airmatanya yang berkejaran turun, berlomba membasahi pipi putih Kasih. Rasanya..kenapa sesakit ini, aku belum siap...aku belum siap, jeritnya..tapi semua hanya bergema di dalam hatinya.
''Aku belum siap bang, kenapa abang tega menyakiti hatiku..'' Kasih berteriak...dia berteriak seperti orang yang kehilangan kesadaran.


Dipandanginya Hendra yang masih berdiri, lelaki itu...lelaki yang dia cintai, kenapa tega sekali...Matanya kemudian beralih menatap lantai yang terlihat semakin kabur.
Sekali lagi...tangisnya pecah. Kali ini sungguh tidak terbendung, dia menangis sekuat tenaganya...menjerit, tapi yang tersisa di akhir kekuatannya hanyalah isak pilu.

''HAHH.....HAHHH.....'' Kasih terbangun dari tidurnya, terengah engah, dia meraba sudut matanya dan merasakan ada bulir bulir di sudut matanya.
''cuma mimpi...'' ucapnya masih dengan nafas yang tidak teratur.
Di pandanginya Hendra yang sedang tidur disampingnya, laki laki itu tidur dengan sangat nyenyak, mengeluarkan nyanyian yang berirama dari mulutnya. Biasanya, Kasih akan tergelak mendengar suara ngorok Hendra, tapi kali ini....entah kenapa rasanya...
Plakk....!!!


Kasih memukul mulut Hendra. Hendra terbangun kaget, tapi kemudian melanjutkan tidurnya kembali.
Sayup sayup terdengar suara orang mengaji dari Masjid, Kasih turun dari tempat tidurnya dan menuju dapur. Hatinya masih belum sepenuhnya pulih, dihidupkannya kompor dan mulai memasak air untuk kopi Hendra.
Tiba tiba dari arah belakang dirasakannya tubuhnya di peluk, tubuh Kasih mendadak kaku, tidak merespon pelukan rutin suaminya setiap pagi itu. | Cerpen Lucu Kisah Kasih Cinta Dalam Secawan Madu


''Selamat pagi bidadari abang yang paling cantik...'' Hendra mencium Kasih, tapi Kasih menghindar, dia pindah ke pojok dapur dan mulai mencari cari cangkir kopi.


Hendra diam..menatap Kasih dengan bingung. Oh..Tuhan, apalagi salahku kali ini, tanyanya dalam hati. Apa tadi malam nggak sengaja menyikut wajahnya, atau nggak sengaja memunggunginya, atau... ini lagi masa periode wanitanya. Oh...makhluk Tuhan yang paling misterius..
Hmm...harusnya buku tentang memahami wanita yang di sodorkan Roby kemarin aku ambil aja, kata Hendra dalam hati.


''Ada apa sayang, Abang salah apa kali ini''
''Abang ga salah apa apa, Kasih yang salah, Kasih yang ga becus jadi istri..''
Lho...lho...apa ini, nanyanya cuma sepotong, jawabnya sampe berapa potong gitu. Hendra menggaruk kepalanya yang tidak gatal.


''Adek lagi PMS ya..?'' normalnya laki laki ga akan berani bertanya hal ini.
Kasih meledak lagi dalam tangisnya, Hendra terkejut dan langsung memeluk istrinya lagi.
''Adek kenapa..? cerita dong sama abang...''
''Tadi adek mimpi abang kawin lagi...huuuaaaaaa.....'' Kasih menangis di dada Hendra.
Sejenak Hendra melongo dan sesaat kemudian dia tertawa terbahak bahak.
''Ya, ampun kirain apaan, cuma itu..'' Hendra masih tertawa terbahak.
''Cuma itu...abang bilang cuma itu..!!!!!'' Kasih menatap Hendra tajam.
''Hahahaha....duhh, istri abang makin cantik kalo cemburu gini''
''Abang mau punya istri lagi nggak ?!!!''
''Ya..nggak dong, satu ini aja udah cukup buat abang''
''Bener ya...''
''Iya, sayang''


''Awas kalau macam macam, Kasih potong potong, Kasih tumis bagiin ke tetangga''
''Aww...ngilu nya, kalo di asam pedas aja gimana..?''
''Abaaaaaang....!!!!'' | Cerpen Lucu Kisah Kasih Cinta Dalam Secawan Madu
Tawa Hendra meledak kembali memenuhi ruang dapur...