Aku Mengalami Pelecehan Oleh Tukang Cukur

Sebelum kuceritakan lebih mendetail ada baiknya aku jelaskan sedikit mengenai sebab musabab hal ini bisa terjadi, selain cara berpakaian aku sangat memperhatikan gaya rambut dan hal itu berlaku ke hampir semua laki-laki di dunia ini kurasa. | Cerpen Sedih Aku Mengalami Pelecehan Oleh Tukang Cukur

Aku memang tinggal di kota kecil namun punya banyak tempat pangkas rambut ataupun barbershop, yang hampir semuanya sudah kuhampiri untuk memangkas rambut.

Kesialan itu terjadi saat pertama kali mencoba untuk memangkas rambut di sebuah salon yang tidak jauh dari rumah, salon yang baru dibuka tapi sudah banyak pengunjung, salon bergaya modern, lebih seperti barber shop menurutku meski secara konsep aku tidak terlalu mengerti perbedaan keduanya, berbagai ukuran etalase yang di penuhi alat cukur, minyak rambut, dan beberapa kosmetik perawatan rambut tersusun rapi di sana.

Dindingnya di cat dengan penggabungan warna yang artistik, di beberapa bagian terpajang poster artis Holywood lama, poster Britney Spears dengan rambut blonde yang terurai dengan tatapan nakal dan gambar laki-laki dengan brewok dan gaya rambut yang lagi trend, under cut.

Semuanya berjalan normal di kursi tunggu sampai akhirnya giliranku untuk di pangkas, itu sesudah isya dan aku adalah client terakhir.
Di awal tidak ada yang mencurigakan, si tukang pangkas terlihat sangat manly, bertubuh besar dan tegap tapi iya suaranya kecil dan lembut.

"Mau model apa mas?"

"Di tipisin aja samping dan belakangnya bang."

"Mas tinggal dekat sini ya ?"

"Iya, di gang sebelah bang" jawabku.

"Mas kerja dimana ? Kalo pagi rapi banget, ganteng"

" Aku guru bang, ya harus selalu rapi."
Sebagai seseorang yang terobsesi dengan dunia psikologi, membaca gesture tubuh dan raut wajah. Aku merasa ada yang tidak beres dengan si tukang pangkas namun aku tetap membuat diriku merasa senyaman mungkin.

"Udah nikah mas ? Atau udah punya pacar ?" Dia menanyaiku dengan malu-malu sambil mengigit bibir.

"Belum bang, tapi kalo.."

"Aku juga belum mas he he."secepat kilat ia memotong bicaraku yang belum selesai. Aku merasa sangat risih, rambutku baru mulai di pangkas, aku menahan diri sampai rambutku selesai.

"Brewoknya lebat ya mas, mau di rapiin ?"

"Tidak usah bang !." Suaraku mulai meninggi dan menepis tangannya yang mau menyentuh brewokku.

"Maaf mas, kalo boleh jujur aku suka ke mas, aku sudah memperhatikan mas dari awal aku pindah kesini."

Dia berhenti mencukur, tangannya bergetar memegang gunting, wajahnya gugup, dari kaca aku bisa melihat dia bernafas dengan berat. | Cerpen Sedih Aku Mengalami Pelecehan Oleh Tukang Cukur

Sontak aku langsung berdiri dari bangku, karena gerakanku yang tak terduga, leher bagian belakangku mengenai gunting yang di pegangnya, aku merasa ada sesuatu yang mengalir, kupegangi leherku, tanganku berlumuran darah, aku panik dan menahan pedih luka, aku menjauh dari si tukang cukur. Dia masih memegangi gunting, matanya memerah, cepat mengarah ke pisau cukur di bawah kaca.

- Bersambung -