Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 5

Abang ganteng mengantar aku pulang ke Kos. Karena malam sudah larut dia tidak pulang ke rumah melainkan nginap di Kosnya. | Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 5

Senin pagi aku buru-buru berangkat kerja. Akibat kesiangan bangun tidur. Kulihat Abang ganteng juga sudah siap-siap. Sepertinya dia mau berangkat kerja juga. Dia mendatangi aku

"Ayo sama Abang aja berangkatnya!"

Karena aku juga sudah terlambat. Takut ketinggalan angkot jadi ku iyakan saja ajakan Abang ganteng. Abang ganteng diam saja sambil nyetir. Dasar mahal suara, batinku.

"Hmmmm...," aku berdehem

"Kenapa Nad?"

"Diam aja sich."

"Kamu juga."

"Main tebak-tebakan lagi yuk."

"Apa...?"

"Konyol ya?" aku tersenyum

"Gak juga. Abang suka kok tebak-tebakan kamu."

"Kalo gitu jawab nih! Apa persamaan mobil Jambi dengan gadis Medan?"

"Gak ada dong samanya."

"Ada...."

"Apa?"

"Sama-sama pakai BH."

Abang ganteng berpikir.

"Kok bisa?" tanyanya.

"Apa coba plat mobil Jambi?"

Abang ganteng kembali berpikir. Lalu dia tertawa.

"Ada-ada aja kamu Nad."

****

Selesai memeriksa tugas anak-anak, aku ambil hape lalu mengaktipkan datanya. Masuk pesan lewat messenger. Aku terkejut melihat nama sipengirim. Sudah dua tahun akun ini tidak aktip.

[Assalamu alaikum Nadia? Bagaimana kabarnya?]

Kulihat pesannya lima menit yang lalu. Lalu kubalas

[Wa'alaikum salam. Alhamdulillah baik-baik aja bang]

Tidak berapa lama masuk pesan balasan

[Abang udah balik ke Indonesia]

[Kapan bang?]

[Seminggu yang lalu. Abang udah selesai S2 nya]

[Alhamdulillah]

[Boleh Abang minta Nomor WA nya?]

[Masih yang lama bang]

[Gak ada lagi ma Abang]

Aku mengetik nomor WA ku lalu mengirimnya. Dulu setiap kali pesan dari Hafiz masuk hatiku selalu bergetar. Tapi sekarang aku tidak merasakan getaran itu lagi. |Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 5

Entahlah. Allah Maha membolak-balikan hati manusia.

Lalu masuk pesan lewat WA

[Ini nomor WA Abang]

[Iya bang]

[Besok Abang ke Jakarta. Boleh mampir?]

Aku tidak membalasnya. Lalu masuk lagi pesan

[Udah tidur ya Nad]

Aku matikan data seluler tanpa membalas pesan dari Hafiz. Disaat aku sudah lupa dengannya, dan mulai merasakan kenyamanan dengan pria lain, Hafiz muncul lagi.

Aku keluar dari dan duduk di teras sambil menatap bintang. Abang ganteng muncul

"Abang..., kok ada di sini?"

"Biar dekat dengan kamu."

"Pengen ya kolak buatanku lagi?"

Abang ganteng tertawa.

"Boleh. Kalau mau masakin lagi buat Abang."

"Besok dech pulang kerja aku cari pisang. Oh ya kok bisa kemarin Abang punya banyak pembalut wanita?"

"Waktu itu ada promosi di Mall. Jadi pembalut itu ketinggalan. Abang telpon supaya dijemput, katanya kasih karyawan aja. Pada saat itu semua karyawan wanita udah pulang jadi Abang bawa. Lupa tuk bawanya lagi ke Mall. Jadi Abang kasih aja ma Nadia."

"Tapi serius loh bang, kok Abang tinggal di sini lagi?"

"Kan Abang udah bilang biar dekat ma kamu."

"Di sinikan sumpek."

"Abang udah biasa tinggal di rumah sempit seperti ini Nad. Dulu aku dan Ibu tinggal di rumah kecil kami sewaktu Ayah masih ada. Kami pindah ke rumah besar itu setelah Nenek, Ibunya Ayah meninggal. Karena Ayah anak tunggal makanya semua harta Nenek jatuh ke tangan Abang. Dulu, ayah diusir Nenek dari rumah karena Ayah suka menghambur-hamburkan duit. Itu sebabnya kami tinggal di rumah yang kecil."

"Hmmm...."

"Kalo kamu, kenapa milih jauh dari orangtua?"

"Pengen mandiri aja bang."

Ya...itulah alasan yang selalu kukatakan jika ditanya soal pilihanku jauh dari orangtua. Aku tidak ingin ada orang lain tau alasanku pergi sebenarnya untuk melupakan Hafiz yang tidak pernah ada kabar. Sulit bagiku melupakannya jika tetap berada di sana.

"Main tebak-tebakan lagi yuk?"

"Apa...?"

Aku terkejut. Biasanya aku yang ngajak main tebak-tebakan. Kali ini justru Abang ganteng yang ngajak.

"Tau gak? Abang terus mikir tebakan apa yang ingin Abang tanyakan gara-gara Nadia suka main tebak-tebakan."

Ahahahaa... Aku tertawa

"Lalu?"

"Abang punya. Apa fungsi daun telinga?"

"Untuk mendengar."

"Itu fungsi gendang telinga."

"Mmmmm.... Apa ya? Nyerah dech."

"Untuk cantolan kacamata."

"Laaa...," aku tertawa, "tebakan abang lebih konyol dari tebakanku."

Abang ganteng tersenyum

"Itu pertanyaan Abang sama kayak tebakan orang Medan. Apa fungsi tulang?"

"Apa jawabnya?"

"Menjaga Nantulang."

Abang ganteng bingung. Aku tertawa.

"Kami orang Batak kalo ada saudara kandung Ibu yang laki-laki dipanggil Tulang. Dan Nantulang itu Istrinya Tulang. Makanya fungsi Tulang adalah menjaga Nantulang."

Abang ganteng tertawa

"Baiklah. Udah malam. Abang balik dulu. Gak enak berduaan gini sampai larut."

"Kalo ada yang lihat takutnya kita malah dinikahkan."

"Kalo dinikahkan ya baguslah."

"Apa???"

"Kenapa? Nadia gak mau ya nikah ma Abang?"

Aku terdiam.  | Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 5

"Ya udah Abang balik dulu. Semoga mimpi indah."

- Bersambung -