Pemandangan yang kulihat menggelikan. | Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 2
Abang ganteng sedang mengangkan jemuranku. Tapi yang bikin aku tertawa ketika Abang ganteng mengangkat dalamanku (pakaian dalam) dengan jari telunjuk dan jempolnya. Sepertinya dia merasa jijik megangnya. Ahahahaa... dasar Abang ganteng. Orangnya pendiam tapi perhatian. Kamarin dia ngasih pembalut dan sekarang ngangkatin pakaian aku yang di jemuran.
Aku segera menghampiri Abang ganteng. Dia terkejut melihat kedatanganku dan segera meletakkan pakaian yang dipegangnya sambil berucap maaf. Lalu dia pergi. Hujan pun turun. Aku masuk ke rumah dan meletakkan pakaian yang kupegang begitu saja. Aku kembali senyum pas ingat bagaimana abang ganteng mengangkat dalamanku. Setiap kami ketemu dia tak pernah bicara. Hanya senyum aja. Mentanglah punya senyuman maut gitu. Khakk... Aku senyum sendiri memikirkan kata-kata yang terlintas dalam hatiku, senyuman maut.
Semenjak abang ganteng menempati kos-kosan sebelah, Maris dan Kresia rajin datang ke kosanku hanya tuk sekedar melihat senyum abang ganteng. Dia hanya tersenyum tanpa bicara kalau bertemu kami. Itu yang membuat Maris dan Kresia tergila-gila. Menurut Kresia lelaki pendiam itu kalau sudah jatuh cinta maka dia akan berubah jadi romantis dan perhatian.
Seperti pagi ini, Maris dan Kresia datang hanya sekedar melihat abang ganteng berangkat kerja. Kuakui penampilannya nyaris sempurna jika dia berangkat kerja. Aku pun ikut penasaran seperti Maris dan Kresia sebenarnya abang ganteng kerja di mana. Dari pakaiannya seperti kerja di kantoran atau perusahaan. Tapi kalau benar kenapa dia mau tinggal di kos-kosan seperti kosan kami yang kecil, hanya ada satu kamar, dapur dan ruang tengah berukuran
8 × 7 meter. Dan gang masuknya pun sempit.
Hanya bisa lewat satu motor saja.
8 × 7 meter. Dan gang masuknya pun sempit.
Hanya bisa lewat satu motor saja.
Pernah ketika Maris pulang kerja. Motornya sudah masuk hampir setengah tapi harus mundur lagi lantaran ada motor yang ingin keluar. Dengan perasaan kesal dia memundurkan motornya. Ternyata yang keluar adalah abang ganteng. Maris gak jadi marah lalu berkata padaku ketika sudah di depan kosku, " hilang capekku lihat abang ganteng." Aku jadi tertawa. Abang ganteng bisa ngasih energi baru buat Maris. Tapi aku...? Ntahlah. Di usiaku yang sekarang kenapa aku begitu cuek dengan lelaki. Padahal keluargaku terus bertanya kapan aku menikah. Aku jadi malas ngangkat telpon dari keluargaku karena setiap mereka menelepon pasti membicarakan soal pernikahan. Kadang aku merasa sangat bodoh yang masih saja mengharapkan Hafiz yang sudah dua tahun tak ada kabar beritanya. Aku emang tidak terlalu memikirkannya tapi aku tidak pernah membuka hatiku tuk Pria lain semenjak kepergiannya ke Mesir tuk melanjutkan S2 nya.
"Nad.., kayaknya abang ganteng suka ma kamu," kata Kresia ketika kami duduk di teras kosku.
"Jangan ngaco dech," jawabku.
"Iya loh. Pernah aku lihat dia ngintip pas kau mau berangkat kerja. Dia terus lihatin sampai kau hilang dari pandangannya."
"Bukan berarti dia suka ma aku."
"Gak cuma sekali loh"
"Hmm..siapa sich nama abang ganteng?"
"Ntah..."
"Dia udah tiga kali loh angkatkan jemuran aku."
Kresia tertawa. " Masa' sich Nad ?"
"Iya Kres..."
"Jangan ngaco dech," jawabku.
"Iya loh. Pernah aku lihat dia ngintip pas kau mau berangkat kerja. Dia terus lihatin sampai kau hilang dari pandangannya."
"Bukan berarti dia suka ma aku."
"Gak cuma sekali loh"
"Hmm..siapa sich nama abang ganteng?"
"Ntah..."
"Dia udah tiga kali loh angkatkan jemuran aku."
Kresia tertawa. " Masa' sich Nad ?"
"Iya Kres..."
Akhh... Sial banget. Saluran air mampet di hari Minggu. Pakaian kotor menumpuk. Ginilah kalau nyuci pakaian seminggu sekali. Aku jadi ingat Kresia nantangin aku, kalau aku tau nama dan pekerjaan abang ganteng, dia bakal nyuci pakaianku selama dua minggu. Kesempatan nih tuk bicara sama abang ganteng dengan alasan minta tolong benerin pipa air. Segera saja aku ke rumah abang ganteng dan mengetuk pintu rumahnya. Tidak berapa lama pintu terbuka.
"Abang boleh minta tolong gak? Pipa air aku lagi mampet." Aku memohon. Abang ganteng malah masuk lagi ke dalam. Aku jadi shok melihatnya. Sombong banget sich batinku. Tidak berapa lama dia keluar membawa tang, gergaji dan beberapa perkakas lainnya. Dasar abang ganteng si mahal suara. Aku udah sempan salah paham.
"Abang boleh minta tolong gak? Pipa air aku lagi mampet." Aku memohon. Abang ganteng malah masuk lagi ke dalam. Aku jadi shok melihatnya. Sombong banget sich batinku. Tidak berapa lama dia keluar membawa tang, gergaji dan beberapa perkakas lainnya. Dasar abang ganteng si mahal suara. Aku udah sempan salah paham.
Kami pun berjalan menuju kosanku. Aku menunjukkan saluran air. Abang ganteng memeriksanya. Lalu dia naik. Oh.. mungkin yang bermasalah bagian atas batinku. Setelah 15 menit Abang ganteng turun lalu menyuruh aku menghidupkan cok kontak airnya dan air pun keluar. Lalu abang ganteng turun. Tiba-tiba Abang ganteng setengah berteriak, " Akhh...."
"Kenapa bang?" tanyaku panik
"Gak apa-apa kok." jawabnya.
Kulihat kaki Abang ganteng berdarah. "Abang..., kakinya berdarah."
"Oh.. Ini kegesek ma paku."balasnya santai.
Aku mengambil kotak P3K. "Duduk dulu bang biar aku bersihkan lukanya." Abang ganteng duduk lalu aku pun segera membersihkan luka di kakinya. Aku menoleh ke wajah abang ganteng dan tatapan mata kami bertemu. Dia tersenyum. Aku balas senyumannya. | Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 2
"Kenapa bang?" tanyaku panik
"Gak apa-apa kok." jawabnya.
Kulihat kaki Abang ganteng berdarah. "Abang..., kakinya berdarah."
"Oh.. Ini kegesek ma paku."balasnya santai.
Aku mengambil kotak P3K. "Duduk dulu bang biar aku bersihkan lukanya." Abang ganteng duduk lalu aku pun segera membersihkan luka di kakinya. Aku menoleh ke wajah abang ganteng dan tatapan mata kami bertemu. Dia tersenyum. Aku balas senyumannya. | Cerpen Lucu Aku Mencintaimu Abang Yang Ganteng Part 2
Lalu aku mengalihkan pandangan ke kakinya yang terluka.
- Bersambung -