Setelah ini aku lebih tau kamu.
Lelaki keras kepala yang kukuh dalam memegang satu pendapat. Kamu tahu, itu yang membuatku tertarik. Tapi bukankah lelaki harus begitu, tegas dan bertanggung jawab. Bahkan kamu sering sekali ngambek tapi hanya sebentar saja. | Cerpen Cinta Aku Hanya Ingin Cinta Yang Utuh
Ngambek dalam hal sepele sekalipun. Aku kadang kesal sikapmu kekanak kanakan sekali,, tapi sialnya kamu berhasil biat aku tertawa lagi dengan tingkahmu yang kadang begitu konyol. Lucu, padahal kamu yang sebetulnya ngambek 'kan? Sayang ... perempuan memang ingin selalu benar.
"Satu kali kami pernah ngobrol bersama. Ayah bilang kelak jika kamu memiliki istri, jangan pernah marah atau memarahinya. Sayangi dia, sebab Ayah tau perempuan itu mempunyai hati yang lembut, perempuan juga punya harga diri. Kamu dengarkan?" Tanyamu memastikan.
"Ya, Aku dengar."
"Jadilah perempuan shalihah,"pintamu lagi.
"Perempuan shalihah?", Aku keheranan.
"Shalihah itu kaya gimana, Aku bersikap seperti apa?" Aku bertanya penasaran.
"Jaga wudhumu, perbaiki shalatmu, sering sering kajian."Neng pernah dengar perempuan shalihah itu yang rela di madu," jelasmu dengan nada sedikit menantang.
"Ah, apa Aa punya niat kesana?"
"Enggak,"
"Kenapa gak seperti Ayah? Memiliki istri lebih dari satu," Aku bartanya membuat nya sedikit monohok.
"Mungkin Ayah bisa adil, tapi Aa rasa gak semudah itu dan gak akan pernah bisa,"jelasnya.
"Kenapa?"
"Kamu tahu, di luar sana mereka mencemooh karena Ayah memiliki istri lebih dari satu, padahal syariatnya dalam islam memang di perbolehkan. Tapi mungkin mereka hanya tidak tahu dasar hukum sebenarnya, mereka cuma mampu nyinyir dan menyindir, dan lucunya mereka tak berani bicara di depan Ayah, mereka berani hanya di depanku. Aku gak mampu menyanggah danapa lagi menyangkal, dan itu rasanya sakit."
Wajah mu berubah masam tidak semanis sebelumya, Aku menyadari ada luka yang tak sembuh disana.
"Jadi," Aku pasang wajah sumringah.
"Jadi apa?" Lelaki berkacamata itu mengernyitkan dahi.
"Apa Aku harus membuat surat perjanjian hitam diatas putih agar Aa gak menikah lagi?" Pintaku dengan menyunggingkan senyum.
"Silahkan, bila perlu. Bahkan harus ada saksi kedua belah pihak orang tua kita ajak sekalian Pak polisi, " jawab nya santai.
"Ngapain bawa bawa polisi?"
"Nanti kalau salah satu nya melanggar, contoh kalo Neng menikah lagi, biar di tangkap sama Pak polisi nya ," kamu terkekeh.
"Haha ... Aa apaan sih," Aku tersungut di detik kemudian tersipu malu.
Kami saling terdiam beberapa saat, ini pertama kalinya kami ngobrol sesuatu yang lebih intim. Setelah seminggu lalu kami resmi menikah, bahkan mungkin obrolan terbilang sensitif.
"Jadi ayo kita bikin surat perjanjian nya?" Suaranya memecah keheningan tadi.
"Gak usah, gak jadi."
"Loh kenapa, bukan nya tadi minta syarat itu," nadanya sedikit meledek.
"Neng percaya sama Aa, tapi janji ya ...?"
"Iya ... "
"Jawabannya gak meyakinkan.Aku tanya sekali lagi apa benar Aa punya niat kesana ?!? Jika iya, Aku memilih mundur sekarang. Demi Allah aku enggak ridho,"Tanyaku sedikit menohok.
Perempuan memang bergitu menanyakan hal yang sama lagi dan lagi, hanya sekedar untuk memastikan bahwa keyakinan nya tak tergoyahkan lagi.
So, lelaki jangan bosan menjawab ya.
"Ya ampun, Neng ini bawel sekali." Dia mencubit pipiku gemas.
"Enggak lah, jika seseorang hidup di satu lingkungan dengan kebiasaan menikah lebih dari satu, bukan berarti semua orang berprinsip sama mengikuti adat tersebut 'kan?"
"percayalah aku tidak sama, bagiku cukup satu. Kamu,"ucapmu meyakinkan.
"Tapi mungkin Neng gak seshalihah perempuan yang rela di madu, seperti yang Aa bilang tadi," sembari tertunduk Aku sedikit menyesali hal ini. | Cerpen Cinta Aku Hanya Ingin Cinta Yang Utuh
"Gapapa, itu hanya satu pintu syurga yang terbuka, Ada banyak pintu syurga yang lainya terbuka untuk wanita shalihah."
"Benarkah?" Mata ku berbinar. "Apa itu," tanyaku lagi penasaran.
"Neng jadi istri yang mentramkan hati Aa, istri yang bisa menjaga diri dan amanah saat Aa pergi kerja, jadi ibu yang baik untuk anak kita nanti," jelasnya sembari mengusap kepalaku lembut.
"Nabi Muhammad saja tidak menduakan Sayyidah Khadijah, Dia setia pada satu perempuan shalihah itu. Perempuan yang pertama kali masuk islam merelakan harta dan jiwa nya untuk mendampingi Rasullullah memperjuangkan agama Allah. Perempuan yang telah melahirkan dua laki laki dan empat perempuan dari rahim sucinya. Salah satu perempuan surga menjadi penghuni surga karena ketaatan nya pada suami," tambahnya lagi.
"Neng mau seperti mereka," matanya menatapku lekat.
"Ya aku mau," bulir bulir mata ini terjatuh tak tertahankan lagi.
Perempuan mana yang tidak terenyuh mendengar ketaatan mereka yang keimanan yang tak mesti di ragukan lagi.mereka pantas menjadi bidadari syurga 'kan?
Dia mengusap air mataku tak berhenti bergulir.Lelaki berkacamata itu mendekat lalu memelukku erat.
"Aa yakin neng bisa," ucapnya menyakinkan dan itu membuatku nyaman berada dalam pelukannya.
***
"Neng tau Aa terlahir dari istri ke empat ayah yang di ceraikannya saat aa masih balita."nadanya melemah.
Aku terrbangun dari pelukannya.
" Ah... kok bisa?"
"Entah," jawabnya singkat.
"Jadi selama ini Aa tinggal bersama ibu tiri juga adik tiri?"
"Iya. Ibu ada istri pertama Ayah, beliau kembali pada ibu setelah menceraikan istri ke dua sampai Empatnya," ucapnya lirih.
"Apa Aa punya keinginan hidup dalam keluarga utuh?"
"Tentu, tapi manusia cuma punya ingin sedang Allah yang punya kehendak."
Aku merasakan nyeri yang tersayat disini.
Bahkan Aku baru tahu, ngambek nya kamu itu memang hanya karena ingin di manja. Di balik tingkah konyolmu di dalam sana tersimpan luka yang tak sembuh, mungkin belum sembuh. Dengar lelakiku aku bersedia menyembuhkan nya, meski mungkin retaknya tidak akan lagi utuh, perihnya mungkin tidak akan pernah lupa. Tapi setidaknya aku bersedia membuatmu memiliki rasa yang baru,hangat dan membuatmu selalu nyaman, yang selama ini kamu tidak mendapatkannya dari siapapun.
Kami berdua kembali terdiam.
"Neng kenapa dulu saat ta'aruf jutek dan galak sekali?"uapan nya membuat ku terkekeh geli.
Dia ini pintar sekali mencairkan suasana canggung yang sedari tadi menyelimuti.
"Lain kali jangan terlalu galak lah, untung saja Aa nya sabar, " suara mu mengisyaratkan permohonan.
"Aku galak?? Jhahaha... itu kan dulu Aa," Aku tertawa geli.
Wajahku memanas, semburat merah merona melebur di antara hidung mancungku. Lucu, bagaima bisa dia bilang aku 'Galak' padahal aku tidak begitu, mungkin ini sikap ku yang dingin, jarang perhatian layaknya muda mudi yang di mabuk asmara. Ah ini hanya usaha untuk menjaga.
Toh saat Kamu belum sepenuhnya menjadi milikku. Jika akad belum terucap,cincin belum melingkar di jari manisku, bagiku kamu tetap masih orang lain.Aku enggan bermersaan denganmu menikmati manisnya cinta bergelut rayu manja.
"Tapi sekarang aku gak segalak dulu 'kan?" Tanya ku penasaran.
"Enggak, hanya sesekali saja."
"Hah ... apa iya, kapan?"
"Saat Aa ketahuan merokok lagi," kamu terkekeh.
"Ah Aku ada ide, gimana kalo aku bikin perjanjian hitam di atas putih Aa harus berhenti merokok," nada pinta ku sesikit menantang.
" Gak usah, surat itu gak akan bisa terealisasi tanpa izin suami. Dan Aa gak akan kasih tanda tangan nya," ucapmu sambil tertawa terbahak. | Cerpen Cinta Aku Hanya Ingin Cinta Yang Utuh
"Iiiih ... Aa nakal," Aku mencubit hidung mancungnya, Gemas.