Aku Bukalnlah Cewe Idaman Lelaki

"Aku itu suka cewek yang cantik. Yang pintar dandan, bisa masak, jago nyanyi, badannya mulus, pintar dan kalem menawan. | Cerpen Lucu Aku Bukalnlah Cewe Idaman Lelaki

Pokoknya kalau ada cewek kayak gitu di hadapanku, udah bakalan aku sikat, deh."

Aku merasakan kehancuran tiada terkira sesudah mendengar Ferianto Ahmad Jaelani--gebetanku mengutarakan kalimat itu. Hancur karena aku teramat jauh dari kriteria idamannya. Merasa sangat tidak bisa sebanding dengan tipe cewek yang disukainya. Soalnya aku ini 'kan nggak suka dandan, masak gak becus, nyanyi suaraku fals, badanku penuh daki, bodoh dan lagi nggak ada kalem-kalemnya. Mengucap salam setiap pulang saja setara sedang berkampanye pakai toa.

Malang nian nasibku. Mungkin Feri memang bukan jodohku. Atau lebih parahnya, aku malah nggak punya jodoh.

Aku mau menangis jadinya.

"Del, kenapa kamu malahan diam aja?"

Aku beralih tatap dari bakso di mangkuk kembali kepada Feri. "Apa?"

Aku dan Feri ini tinggal sekelas, sekarang sedang makan bareng di kantin. Kami berteman sudah semenjak semester pertama sebagai murid kelas 11 dimulai. Karena aku cewek tomboy, Feri merasa aku cocok dengannya. Sebagai orang yang bisa diajak berbagi cerita dan hobi. Contohnya, suka menonton pertandingan bola atau Motto GP. Bukan cewek yang pintar dandan apalagi yang jago nyanyi atau bisa masak.

Feri nyengir. "Kamu ada kenal nggak tipe cewek kayak yang aku sebutin tadi?"

Aku semakin ingin menangis mendengar pertanyaannya. Berpikir bahwa aku harus mencarikan sosok cewek idaman teruntuk cowok yang sangat aku sukai.

Iya. Feri ini sudah aku sukai sejak lama. Anaknya asik, baik, lucu, usil, dan ngangenin. Cewek biasa kayak aku ini mana bisa menepis pesonanya begitu saja. Meskipun sadar dia nggak mungkin bisa menyadari perasaanku, tetap saja aku mendambakannya.

Kau hancurkan aku dengan sikapmu, Feri. Sadarkah kau telah menyakitiku, Feri. Lelah hati ini memperhatikan kamu, Feri. Cinta ini membunuhku, Feri. Oh, Feri ... andaikan kau sadar seberapa besar cintaku padamu.

Sebentar, ini kenapa aku malah mendadak nyanyi coba?

Aku berdeham. "Cewek yang kayak gitu, ya."

Aku mulai berpikir. Yang cantik, pintar masak, jago nyanyi, bisa dandan, kalem menawan, badannya mulus dan pintar. Di sekolah ini memang ada cewek yang seperti itu? Kalau di film-film sih sepertinya banyak. Cewek yang sekelas seleb juga ada lah. Tetapi, cewek di sekitar sini?

"Emangnya ada cewek yang kayak yang kamu sukain itu di sini?"

Mendengar responsku selanjutnya, Feri malah tertawa. Membuat aku cukup kaget dan melotot ngeri melihat reaksi lebaynya. Ada yang salahkah dengan pertanyaanku?

Feri menatapku dengan sorot konyol. "Nah, gimana menurut kamu? Cewek yang kayak gitu emangnya ada?"

Aku menggeleng apa adanya. Karena jujur saja, kalau dipikir-pikir tipe yang seperti itu langka.

"Makanya itu. Kalau aja ada cewek yang kayak gitu, nggak bakalan 'kan aku masih jomblo sampe sekarang?"

Aku nggak mengerti maksudnya. "Jadi?"

Feri terkikik. "Cewek yang kayak begitu tuh adanya cuma bisa dikhayal, Ardela Fahmasari. Jadi, ya, mustahil bisa aku temuin beneran di dunia." | Cerpen Lucu Aku Bukalnlah Cewe Idaman Lelaki

Loh? Itu artinya, tipe cewek idaman yang beberapa saat tadi dia sebutkan itu nggak benar-benar serius?

"Berarti kamu gak bener-bener suka sama cewek model begitu?"

Feri mengangguk seraya mengaduk isi mangkoknya yang kosong. "Ya, aku jelas suka. Cuma, ya ... aku realistis aja. Kalo pun nanti aku beneran nemuin cewek model begitu, apakah dia bakal mau sama cowok kayak aku?"

Aku refleks menyemburkan tawa tertahan.

Feri mendelik. "Heh! Ngece kamu, ya. Ketawa sampe segitunya!"

Aku tertawa sudah. "Ya, Alhamdulillah kamu sadar diri."

Feri mencibir komentarku dalam diam.

Aku mengembuskan napas lega. Bersyukur karena Feri nggak betulan menginginkan tipe cewek yang seperti Dewi Maha Sempurna itu.

"Lagian kalo mau nyari cewek yang mau sama aku, gak perlu jauh-jauh, sih. Kan yang di depanku ini juga ada."

Suasana ramai di kantin mendadak saja hening bagiku. Alhasil, jantungku berdebar-debar mendengar ucapannya. Dia kali ini nggak serius juga, kan?

Feri nyengir. "Hayoo, yang suka sama aku, tapi gak pernah mau ngaku. Cieee, cieee."

Wajahku langsung saja terasa gerah.

Eh, dasar cowok sialan ini. Sedikit, aku menyesal sebab harus dia yang menjadi cowok yang kusukai.

Aku sekadar mendengus. Nggak berniat membantah ataupun menanggapi ejekannya.

Namun, rupanya Feri masih belum ingin berhenti. "Gimana kalo cowok yang kamu suka ini suka juga ke kamu, Del? Kamu mau gak jadi cewekku?"

Aku mengerang. "Bisa nggak kita bahas ini nanti lagi? Aku malu!"

Feri menertawaiku. Sedangkan aku cuma bisa menutupi muka. Ah, sial. Aku sungguhan menyukai ini. Situasi canggungku dengannya, tawanya, caranya menggodaku, semuanya. Andai benar Feri menyukaiku, aku gak punya alasan untuk menolak menjadi ceweknya. Sekalipun bukan sebagai cewek idaman, sekadar sebagai cewek yang disukainya sudah cukup. | Cerpen Lucu Aku Bukalnlah Cewe Idaman Lelaki