Sebut saja aku Anissa, aku terlahir dari keluarga yang cukup berada. Aku juga mempunyai kekasih, dia sangat menyayangiku. | Cerpen Romantis Aku Beruntung Dan Bahagia Bisa Memiikinya
Dia selalu sabar dalam menghadapi sikap burukku. Sikapnya yang sabar, dan penyayang serta perhatiannya itulah yang membuat hatiku luluh. Sekarang aku kelas 2 SMA, sedangkn dia kelas 2 SMA. Dulu aku mengenalnya karena tak sengaja bertemu dan sempat pulang bareng.
Saat itu hujan turun dengan lebat mengguyur Ibukota Jakarta. Terpaksa aku harus berteduh diperpustakaan sekolah.
"Hey, kenapa sendirian?" aku mencari sumber suara itu yang membuatku kaget.
"Iya, kan mereka udah pulang duluan" jawabku cuek.
"Mereka ujan-ujanan?" Tanyanya kembali.
"Iya"
"Kenapa lo gak ikut?"
"Gapapa, takut kena oceh lagi sama nyokap gua"
"Hahaha, bilang aja lo takut ujan kan? Huuu, dasar anak Mami!" Katanya sambil tertawa.
"Eh, enak aja. Enggak ya!"
"Kalo gitu lo bareng gua aja yok? Kebetulan gua lagi gak gonceng siapa-siapa tuh." katanya menawarkan. Dalam hatiku sih, aku menilainya kalo dia itu baik, tapi ya sok akrab gitu deh. Padahl baru aja kenal hari ini.
"Hm, boleh" kataku mengiyakan.
Kemudian setelah itu, kami bergegas pulang. Saat diperjalanan, kami saling diam. Hanya terdengar rintik-rintik hujan yang mulai mereda.
"Oh ya, nama lo sapa? Tanyanya memecah lamunanku.
"Panggil aja gua Aniss"
"Oh, kalo gua Adam" aku hanya terdiam.
"Rumah lo disebelah mana ya?" Tanyanya lagi.
"Tuuuhh, yang warna Orange. Bentar lagi juga nyampe. Dari sini kan keliatan" kataku sambil nunjuk rumah. Dan akhirnya aku sampai depan rumah dengan selamat.
"Makasih ya"
"Iya sama-sama. Semoga ketemu lagi ya" katanya dengan senyum dan langsung tancap gas meninggalkan rumahku.
Sesampainya dirumah, baru saja aku melangkahkan kakiku masuk kedalam. Mama mulai bertanya-tanya dengan kesal padaku.
"Kamu ujan-ujanan terus Nis. Ga takut sakit?" Tanya mama dengan tegas.
"Ya kalo ga ujan-ujanan, bisa-bisa Aniss bakal sampe Maghrib nungguin ujan berenti, mah. Masih untung tuh, ada orang yang numpangin tebengan buat Aniss. Kalo enggak, anak kesayangan mama ini bisa telat pulang.
"Hmm, iyaiya. Alesan terus kamu ini. Kamu kenal dia?" Tanya mama lagi.
"Ya nggak sih, Aniss baru tau dia. Baru juga tau namanya"
"Duh,duh,duh. Anak jaman sekarang ya, cuek aja. 1 sekolah aja masa gak kenal. Yaudah, kamu ganti baju setelah itu kamu makan"
"Oke, ma"
Lalu aku bergegas kekamarku untuk salin. Aku teringat wajah pria itu. Wajah yang membuatku sampai terus memikirkannya. Aku berharap semoga besok aku akan bertemu lagi dengannya. Tanpa pikir, panjang setelah salin aku bergegas kemeja makan. Aku makan bersama mama.
"Nissa, kamu ngapain ngelamun?" tanya mama memecah.
"Hm, gapapa ma" jawabku spontan.
Setelah selesai makan, aku beranjak pergi dari meja dan bergegas kekamar. Kubaringkan tubuhku diatas kasur, kupejamkan mataku perlahan. Akupun tertidur lelap. Keesokan harinya, aku kembali beraktifitas. Setelah bangun dari alam mimpi, aku langsung mandi. Setelah semua selesai. Aku menuju ruang makan untuk sarapan. Roti berselai Steawberry dan segelas susu. Itulah makanan faforitku jika sarapan. Dengan cepat aku menghabiskan makanku karena takut akan terlambat sekolah.
"Ma, Aniss berangkat ya?" kataku sambil menyium tangan mama.
"Iya nak, hati-hati ya"
Setelah berpamitan, kupercepat langkahku dengan berlari kecil. Tak kusangka, aku menabrak seseorang. Yang ternyata itu adalah Adam.
"Elo?" ucapku.
"Eh, elo Niss?"
"Maaf ya Dam, ga sengaja nabrak lo. Lagi buru-buru, takut telat"
"Iya gapapa Niss, lain kali liat-liat ya"
"Iya, sekali lagi gua minta maaf ya Dam. Oh iya gua kekelas dulu ya. Bye"
Sesampainya dikelas, aku merasa lega. Untung pak Oni, belum memasuki ruangan kelasku. Pak Oni adalah si guru killer yang suka ngasih ulangan harian mendadak dan terkenal garang. Tak lama, ia pun datang. Kemudian setelah berdoa, kami memulai pembelajaran matematika. Pak Oni menerangkannya dengan serius. Penjelasannya yang seharusnya tersimpan dalam memori otakku malah membuatku ngantuk. Tak lama kemudian, bel berbunyi. Yang harusnya istirahat, tetapi pulang karena guru mengadakan rapat mendadak. Teman-temanku dengan semangat dan senang hati itu pada sibuk mengemas buku-buku mereka kedalam tas.
Aku melihat Adam melewati kelasku. Langsung saja aku setengah teriak memanggilnya agar bisa pulang bareng lagi seperti kemarin dengan gratis, wkwkwkwk.
"Hai Dam" Sapaku yang membuatnya kaget.
"Eh rupanya elo, ngagetin aja lo niss. Oh ya, pulang sama siapa lo kali ini?" Tanyanya.
"Mmm.. Ga sama siapa-siapa. Sendirian aja" jawabku.
"Pulang bareng gua aja yuk Niss?" Tawarnya.
"Ayok, dengan senang hati"
Aku menunggu Adam didepan pintu gerbang sekolah yang sedang mengambil motor diparkiran. Beberapa menit kemudian kami bergegas meninggalkan sekolah. Tiba-tiba saat diperjalanan, dia mulai pembicaraan.
"Aniss" panggilnya.
"Iya, kenapa Dam?"
"Haha, nggak kok. Gua liatin lu dari spion. Lu nglamun terus. Lagi mikirin cowok ya?" tanya Adam membuatku ingin tertawa.
"Ih, gua mah mana punya cowok kali Dam. Mana ada yang mau sama perempuan kaya gua?" tanyaku berbalik.
"Haha, masa sih gak punya? Lo itu kan cantik, pinter, manis lagi. Masa iya gak ada cowok?"
"Sumpah Dam" | Cerpen Romantis Aku Beruntung Dan Bahagia Bisa Memiikinya
"Kalo gua yang jadi pacar lu gimana?"
"Hah?" jawabku spontan kaget.
"Hahaha, ih gitu aja baper. Becanda doang kali" kata Adam.
"Huh, andai aja lu nembak gua Dam" Gumamku dalam hati.
"Oh ya, lo lahir tanggal berapa?"
"Tanggal 28"
"Bulan?"
"Agustus"
"Mm.. Berarti 2 hari lagi ya?"
"Memang kenapa?"
"Cuma nanya, gak boleh tah?"
"Boleh"
Tak terasa motor Adam sudah berhenti didepan rumahku. Akupun bergegas turun dari motornya. Saat aku telah mengucapkan terima kasih lalu melangkah kedalam rumah. Adam kembali memanggilku.
"Niss?" panggil Adam.
"Iya, kenapa lagi Dam?"
"Mmm.. Gua boleh minta nomor hp lu gak?" tanya Adam dengan tersipu malu.
Segera aku mengeluarkan selembar kertas dan bolpoin dan kutuliskan nomorku diatas kertas putih itu dan kuberikan padanya. Dia hanya tersenyum manis lalu pergi sambil mengucapkan terimakasih. Dimulai dari sinilah kami dekat. Malamnya, Adam sms aku. Dan kami chatingan sampai jam 12 malam. Kami mulai saling dekat 1 sama lain. Dan aku merasa, aku menyukainya walaupun sepertinya pertemuan ini baru sebentar saja.
Tak terasa esok hari adalah hari ulangtahunku. Adam kembali sms aku.
"Malam Niss, ganggu gak?"
"Nggak kok Dam"
"Besok lo bisa ketaman tempat biasa kita kesana gak?"
"Bisa kok Dam"
"Soalnya ada yang mau gua omongin"
Hatiku dagdigdug tak karuan. Senang bercampur penasaran, tumben-tumbennya hari libur dia ngajak aku kesana. Tak sengaja aku menyukainya, dan bahkan mencintainya. Rasa itu datang tanpa kusadari. Yang pasti aku senang sekali bila berada didekatnya. Lagi pula kalau aku mencintainya, apakah ia pun sama sepertiku? Ah sudahlah. Buat apa aku harus memikirkan itu.
Keesokan harinya adalah hari minggu. Kupersiapkan diriku didepan cermin, kurasa aku sudah cantik. Lalu beberapa menit kemudian, terdengar suara bunyi klakson motor yang kukenal. Itu bunyi motor milik Adam. Kemudian setelah itu, aku pamit kepada mama dan papaku.
Lalu aku dan Adam langsung tancap gas menuju taman yang dijanjikan. Tempat dimana aku pernah becerita, tertawa, bakan sedihpun aku bersamanya. Sampai akhirnya aku jatuh cinta padanya.
"Niss, berenti."
"Kenapa berenti Dam?"
"Nih, lo diem aja ya. Tutup mata lo, nti gua tutupin pake kain"
"Mau ngapain sih?" tanyaku heran.
"Ah udahlah lu diem aja, jangan banyak tanya" jawab Adam.
"Iyaiya" kataku.
"Lu ikutin gua aja, ntar lu gua tuntun"
"Iya" aku mengangguk tanda mengerti.
Adam pun menyuruhku berhenti, tetapi dia belum menyuruhku untuk membukakan kain yang terikat dimataku ini. Lalu aku memanggil Adam, tapi tidak ada jawaban. Aku menunggunya. Tetapi lama sekali tak ada jawaban dan belum dibukanya kain ini. Karena aku kesal, akupun membukanya sendiri.
Saat aku telah membuka kain itu dan membuka mataku perlahan, aku kaget bukan kepalang. Rasanya Subhanallah sekali, aku senang, aku bahagia. Didepanku, bunga-bunga yang ditaburkan direrumputan itu bergambar love yang terukir indah dan bertulis "HAPPY BIRTHDAY ANNISA, LOVE YOU" aku sangat bahagia, aku senang. Lalu aku memanggil Adam yang hilang disampingku. Aku terus memanggilnya.
Beberapa menit kemudian, dia datang bersama dengan banyak teman. Dia membawakan sebuket bunga dan kado serta kue untukku. Namun kue itu dipegangi oleh temannya. Dia langsung jongkong dan memberikan bunga dan kado itu seraya berkata "Happy Birthday ya Nissa, semoga diulangtahun lo yang ke 17 ini lo bisa lebih mandiri, nambah disayang orangtua, nambah cantik, dan pokoknya yang baik-baik aja doa gua buat lo"
"Makasih yaa Dam" jawabku dengan senyum termanis.
"Niss, sejak awal kita ketemu gua udah suka sama lo, dan semakin gua kenal gua sama lo. Rasa itu terus bertumbuh Sampe gua jatuh cinta dan jadi sayang sama lo. Sumpah Niss gua gak main-main. Lo mau gak jadi pacar gua?" Ujarnya dengan serius.
"Iya Dam, gua juga sayang sama lo. Iya, gua nerima lo Dam" jawabku sambil menerima kado dan buket bunga itu.
"Bener Niss, lo nerima gua?"
"Iya Dam, makasih ya untuk surprise yang lo buat hari ini. Gua bahagia banget"
"Sama-sama, gua sayang lo Niss" Adam langsung memelukku.
"Gua juga sayang lo Dam" Akupun membalas pelukan Adam.
Setelah itu, semua teman-teman tepuk tangan dan bersorak riang. Sungguh, aku sangat mensyukuri apa yang telah Tuhan beri padaku ini. Karena ini adalah lebih dari cukup. Aku sangat bahagia dan sangat beruntung bisa memilikinya. | Cerpen Romantis Aku Beruntung Dan Bahagia Bisa Memiikinya