Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir Part 2

Terdengar suara anak-anak membaca do'a seusai belajar, Arumi dan Salmah bergegas menuju kelas. Satu persatu anak-anak bersalaman. | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir Part 2

Ada kebiasaan baru yang unik di TPA ini, jadi selain bersalaman dengan ustadz dan ustadzah nya, mereka juga bersalaman dengan teman-teman yang lain.

Arumi lah yang menerapkan kebiasaan itu,
"berjabat tangan dapat menggugurkan dosa, nak," Arumi masih ingat betul kata-kata ayahnya itu, apalagi anak-anak kerap bercanda bersama teman mereka yang tak jarang ada yang sampai menangis.

"Oh iya, ustadz Ali, perkenalkan ini bu Arumi, dia yang akan menggantikan saya mengajar," kata Salmah membuka perbincangan. Arumi tersenyum sembari mengatupkan tangannya.

"Ahlan wa Sahlan bu Arumi, semoga betah mengajar anak-anak disini," ucap Ali yang juga mengatupkan kedua tangannya sambil tersenyum.

"Terimakasih ustadz, saya mohon bimbingan ustadz, biar bagaimanapun saya masih belum mengenal anak-anak dan karakter mereka masing-masing."

"In sya Allah, saya pun masih belajar," jawabnya. Ustadz Ali memang memiliki sifat rendah hati, meskipun dia adalah lulusan salah satu pesantren di kediri, tapi dia tidak merasa dirinya sudah tinggi ilmunya. Mereka berbincang sampai adzan Maghrib berkumandang.

Hari ini adalah hari pertama mengajar tanpa di bantu Salmah, meskipun ustadz Ali mengatakan akan membantu, tapi nampaknya hari ini ustadz Ali akan datang terlambat.

"Assalamu'alaikum," ucap ustadz Ali di depan pintu kelas.

"Wa'alaikumussalam," di jawab serempak oleh anak-anak.

"Alhamdulillah, ustadz Ali akhirnya datang," gumam Arumi dalam hati.

"Mohon ma'af saya terlambat," ujar ustadz Ali pada Arumi sambil melangkah masuk dan hendak mengambil posisi duduk menghadap anak-anak dengan jarak agak jauh dari Arumi.

"Tidak apa-apa ustadz, syukurlah ustadz datang, ada beberapa anak yang tidak mau bersuara ketika membaca iqra, mungkin belum terbiasa dengan saya."

"Tidak apa-apa, nanti lama kelamaan mereka akan terbiasa," ucapnya sambil tersenyum. "Biar saya yang coba," lanjut ustadz Ali. "Ade-ade, siapa yang belum membaca iqra?" beberapa anak mengacungkan jari telunjuk mereka, "ayo sini mendekat ke ustadz!"

***

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, satu minggu lagi adalah Tahun Baru Islam, seperti tahun lalu, Kecamatan Randudongkal dan Kecamatan Belik akan bekerja sama mengadakan Pawai Ta'aruf, pawai di laksanakan berkeliling kampung dengan menggunakan mobil pickup.

Pawai itu diadakan bertujuan untuk syiar Islam, dan untuk mempererat tali silaturahmi sesama umat muslim. Para peserta pawai melantunkan Shalawat dan juga nasyid-nasyid, pawai dilaksanakan dari pagi sekitar jam 08:00 sampai waktu Dzuhur, dan berakhir di Masjid Agung Baitussalam, Belik.

Di masjid itu di adakan Pengajian Akbar, pembicaraannya adalah seorang kyai dari Purbalingga. Ustadz Ali dan beberapa ustadz dari desa lain adalah panitia acara tersebut. Sebelum pengajian di mulai para peserta pawai melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah. | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir Part 2

Susunan acara sudah dibuat, tiba-tiba sang MC acara mendekat dan berbicara setengah berbisik pada ustadz Ali.

"ustadz, ustadz Toha yang akan melantunkan ayat suci Al-Qur'an tadi beliau dapat kabar dari istrinya bahwa ibunya tiba-tiba pingsan, beliau harus pulang untuk melihat kondisi ibunya," ustadz Ali mengangguk, "lalu siapa yang akan menggantikan ustadz?"

sambung MC tadi.

"Sebentar," ustadz Ali mengeluarkan handphone dari saku bajunya, lalu dia terlihat sedang mengetik pesan. Di sisi lain Arumi terlihat terkejut membaca pesan WA yang dia terima,

[mendadak sekali ustadz, saya tidak ada persiapan.] balas Arumi.

[Tidak apa-apa, saya yakin bu Arumi pasti bisa.] dengan emoji senyum.

[Baiklah ustadz, saya usahakan yang terbaik, in sya Allah.] dengan emoji senyum juga.

Suasana riuh oleh suara anak-anak peserta pawai tiba-tiba senyap ketika Arumi membaca ta'awudz, suaranya memang merdu dan bening, enak di dengar telinga, terlebih yang dilantunkan adalah ayat-ayat suci Al-Qur'an. Suasana kembali bersemangat ketika Arumi memimpin melantunkan Shalawat Badar.

Kyai dari Purbalingga itu begitu apik membawakan materi dengan tema "Memahami Islam, Sederhana tapi Mendalam,". Guyon yang di buat beliau membuat suasana cair tapi mengena di hati. Semua acara hari itu berjalan sesuai rencana.

***

Sore itu langit masih terlihat cerah, warna biru langit dipadu warna putih awan seolah menyuntikkan energi baru untuk Arumi, seperti rutinitas hariannya, dia berangkat ke TPA setelah sholat Ashar.

Namun ada sesuatu yang membuatnya terkejut, hari ini yang membantunya mengajar adalah Ibunda ustadz Ali. Selama hampir 4 bulan Arumi mengajar di TPA, baru hari ini ibunda ustadz Ali membantunya.

Arumi dan umi Siti (ibunda ustadz Ali) terlibat perbincangan seusai mengajar.

"Nak Arum sepertinya sudah mengenal anak-anak dengan baik, mereka nurut-nurut," kata umi Siti sambil membantu Arumi membereskan meja anak-anak.

"Alhamdulillah umi," Arumi tersenyum sambil tetap membereskan meja anak-anak yang tersisa tanpa menoleh ke arah umi Siti, tapi dia gugup ketika sadar umi Siti sedang memperhatikannya.

"Ada apa umi? Ada yang salah ya dengan jilbab saya ya?" Tanya Arumi yang cepat-cepat membetulkan jilbabnya yang padahal masih terlihat rapi.

Umi Siti tersenyum, "tidak ada yang salah, wajahmu itu memang teduh, sejuk bila di pandang, pantas saja .........," umi Siti tidak melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa umi?" Arumi penasaran.

"Ah.. tidak apa-apa," umi Siti tertawa kecil.

"Oh ya, nak Arumi ini apa sudah punya calon pendamping?"

Kali ini nada pertanyaan umi Siti terdengar serius. Arumi masih diam memikirkan jawaban apa yang akan diberikan. | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir Part 2

- Bersambung -