Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir

Beradaptasi tinggal di desa orang lain tidaklah mudah,tidak ada sanak saudara ataupun kerabat yang kita kenal disana. | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir

Inilah yang sedang di alami oleh seorang gadis yang baru menyelesaikan pendidikan S1 nya di salah satu universitas Islam di Jawa tengah,dan sekarang dia sedang mengabdi di salah satu SMPN di daerah Randu Dongkal,"Bu Arum" itulah panggilan akrab dari murid-muridnya.

Sudah memasuki bulan ketiga Arumi tinggal dan mengajar di desa itu,dia adalah gadis sederhana yang memiliki cita-cita mulia,dia ingin mencerdaskan anak-anak bangsa dengan cara membagi ilmunya,ilmu yang ia dapat selama menuntut ilmu di sekolah dan universitas.

"Besok adalah hari libur,jadi gunakan waktu kalian untuk beristirahat dan jangan lupa membantu orang tua" pesan Arumi pada murid-muridnya di akhir jam pelajaran

"Baik bu.." hampir serentak murid-murid itu menjawab. "Di tempat duduk siap,berdo'a mulai" ketua kelas VIII B memimpin do'a sebelum pulang. Waktu menunjukan pukul 15:15 WIB,terdengar suara adzan Ashar,panggilan sholat untuk setiap umat Islam,Arumi bergegas mandi dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat Ashar,bersujud menghadap Sang Khalik.

Arumi tinggal di sebuah rumah kost sederhana tak jauh dari tempatnya mengajar,seusai sholat dia seperti biasa menyempatkan diri untuk membuka dan membaca lembaran-lembaran Kalamullah,hal ini ia biasa lakukan setelah melakukan sholat fardhu.

Ketika Arumi hendak pergi keluar untuk membeli sesuatu dia terkejut ketika melihat seorang ibu-ibu muda yang sedang hamil tua duduk di depan rumahnya,mendengar Arumi membuka pintu,ibu muda itu kaget dan refleks berdiri, "ma'af mba saya menumpang duduk tanpa meminta izin" katanya dengan mimik muka yang masih terkejut. Awalnya Arumi masih sedikit bingung, karena dia sama sekali tidak mengenal wanita itu,tapi melihat kondisi ibu muda itu,yang muncul dalam benaknya mungkin ibu muda itu hanya duduk untuk beristirahat.

"Oh iya,tidak apa-apa,silahkan duduk" jawab Arumi sembari tersenyum. Arumi duduk di sampingnya,mereka berdua berkenalan,Arumi juga bercerita siapa dia dan dari mana asalnya,begitu juga dengan ibu muda itu, ternyata ibu muda itu bernama salmah,dia adalah seorang guru di TPA,dia juga menceritakan kenapa dia duduk di teras rumah Arumi "saya tadi mendengar suara lantunan ayat-ayat Al-Qur'an yang menyejukkan hati dari dalam rumah mba Arumi,sebenarnya ini bukan kali pertama saya mendengarnya,suara mba benar-benar indah" puji salmah,Arumi mengucap hamdalah dan merendah "Terimakasih mba salmah,tapi suara saya masih kalah sama lantunannya ustadz Muammar ZA" salmah tertawa | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir

"Yo beda,suara ustadz Muammar itukan suara laki-laki" mereka berdua tertawa,tapi salmah jadi panik ketika dia ingat bahwa dia sudah terlambat ke TPA,dia bergegas pamit pada Arumi.

Hari berikutnya,di waktu yang sama seperti kemarin,ada seseorang yang mengetuk pintu sembari mengucap salam, Arumi bergegas membuka pintu "wa'alaikumussalam...mb salmah,ayo silahkan masuk,tidak ke TPA hari ini?" Arumi mempersilakan duduk "begini, sebenarnya saya sedang mencari guru pengganti untuk mengajar anak-anak di TPA, karena suami saya sudah meminta saya untuk berhenti mengajar,perkiraan dokter 3 minggu lagi saya melahirkan,dan saya pikir saya sudah menemukan pengganti saya "Arumi menyimak cerita salmah, "dan orang itu adalah mba Arumi,apa mba Arumi bersedia membantu saya?"

Arumi meletakkan tangan kanan di dadanya "saya mba salmah?" Salmah mengangguk,Arumi berfikir sejenak,kemudian dia menarik nafas "Bismillah,saya bersedia In sya Allah" salmah tersenyum lega. Mereka berdua menuju ke TPA,hari ini agenda mereka adalah memperkenalkan guru baru untuk anak-anak di TPA,anak-anak yang tidak pemalu mereka seketika bertanya pada salmah siapakah seseorang yang bersamanya itu,tapi salmah mempersilakan Arumi untuk memperkenalkan diri,Arumi dengan cekatan mengambil sebuah spidol di atas meja kecil di depannya,dan dia berdiri di depan papan tulis

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh... Apa kabar ade-ade?" anak-anak menjawab salam hampir serempak,dan menjawab pertanyaan Arumi yang kedua dengan jawaban Alhamdulillah bi Khoir "MasyaAllah sudah bisa bahasa Arab,hebat! (Arumi tersenyum sambil mengacungkan jempol)..nah sekarang coba nama ibu siapa?" Arumi menulis namanya menggunakan huruf hijaiyah lengkap dengan harakat (اَ رُ مِ) anak-anak menjawab dengan antusias setengah berteriak "Arumiii" "wah hebatt ade-ade" Arumi melanjutkan perkenalannya dengan menamakan nama anak-anak satu persatu.

"Saya hanya bisa menemani mba Arumi mengajar selama satu minggu,dan hari ini adalah hari terakhir" kata salmah ketika mereka dalam perjalanan ke TPA "mudah-mudahan saya bisa mengajar mereka dengan baik" sahut salmah "hari ini jadwal ustadz Ali untuk mengajar aqidah akhlak,nanti saya akan kenalkan mba Arumi pada ustadz Ali" sambung salmah,Arumi hanya mengangguk sambil tersenyum.

"Assalamu'alaikum" terdengar suara salam dari arah pintu,terlihat seorang pemuda yang mengenakan baju koko putih lengkap dengan pecinya,dia terlihat santun dan cukup menawan "wa'alaikumussalam" di jawab oleh anak-anak,juga Arumi dan Salmah. Dialah ustadz Ali anak dari ustadz Yusuf,pendiri TPA sekaligus orang yang cukup terpandang di desa itu. Ali datang bertepatan selesainya kisah Nabi Musa yang di ceritakan oleh Arumi,dan pelajaran di lanjutkan oleh ustadz Ali. | Cerpen Cinta Aku Berharap Ini Cinta Yang Terakhir

Sekitar 50 menit pelajaran Aqidah dari ustadz Ali,tujuan dari TPA itu bukan hanya agar anak-anak bisa fasih membaca Al-Qur'an,tetapi agar anak juga mengerti, memahami,dan mempraktikkan nilai-nilai yang di ajarkan oleh agama Islam dalam kehidupan sehari-hari, karena hal itu penting di ajarkan sejak usia dini.

- Bersambung -