Hidup memang selalu dihadapkan pada pilihan, setiap yang kita pilih pasti butuh pengorbanan dan ada konsekuensinya. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 6
Arnetha yang sejak lama menyimpan harapan untuk mendapatkan cinta Aji, cinta pertama Arnetha. Sedangkan di sisi lain Ardy adalah suaminya sendiri.
“Tha, aku tak akan pernah berhenti berusaha untuk mendapatkan hatimu,” ucap Ardy di pagi itu sebelum berangkat ke kantor.
Arnetha hanya tertunduk diam.
Setelah mobil Ardy menjauh dari pandangan, Arnetha pun masuk dan mengunci pintu. Handphone Arnetha berbunyi. Ada notif WA masuk, dari Aji.
[Tha, siang ini aku jemput ya, aku mau ngajak kamu makan siang] isi WA Aji.
[Sama Mita juga, Ji?] tanya Arnetha.
[Iya, sama Mita] jawab Aji
[Oke] balas Arnetha.
Tepat pukul dua belas siang, suara mobil Aji sudah di depan rumah Arnetha.
“Sudah siap, Tha?”
“Mita mana, Ji?”
“Nanti ketemuan disana katanya, Tha.”
Aji membukakan pintu mobil untuk Arnetha. Sepanjang perjalanan Aji dan Arnetha tak banyak bicara.
------------------------------------------
Dengar laraku...
Suara hati ini memanggil namamu...
Karena separuh aku, dirimu...
------------------------------------------
Dengar laraku...
Suara hati ini memanggil namamu...
Karena separuh aku, dirimu...
------------------------------------------
Aji mengecilkan suara tape mobilnya.
“Tha, aku masih menunggu jawabanmu!”
Arnetha menghela napas panjang, kemudian menoleh pada Aji. Bola mata Aji membulat dengan senyuman tipis di bibirnya, seolah mengharapkan sesuatu terucap dari mulut Arnetha.
“Maaf, Ji. Aku nggak bisa!” Arnetha menghembuskan napas berharap beban yang menghimpit dadanya ikut keluar bersama napasnya.
“Aku akan menetap di sini, Tha. Kalau kamu mau memberiku kesempatan. Tapi, jika tidak, aku akan kembali ke Australia lusa.”
Mereka terdiam. Arnetha berusaha menyembunyikan bulir-bulir bening yang menetes satu persatu di pipinya. Setiap Aji mengungkapkan rasa cintanya itu, sama rasanya seperti luka menganga yang disiram air garam.
***
“Arnetha…, Aji…,” teriak Mita sambil melambaikan tangannya.
Arnetha dan Aji melangkah menuju meja yang sudah dipesan Mita. Seperti biasa, mereka ngobrol dari A sampai Z, becanda dan tertawa. Tak pernah kehabisan topik pembicaraan, selalu ada saja hal-hal menarik yang mereka bicarakan.
Setelah berbincang-bincang hingga makan siang pun telah habis disantap, mereka melanjutkan obrolan ke rumah Arnetha. Mengulang masa-masa kuliah, mereka senang masak bareng, karena memang itu hobby Arnetha sejak dulu, eksekusi resep-resep baru dibantu Mita dan Aji.
Tidak ada yang berubah sedikitpun, seolah-olah mereka masih berada pada zaman kuliah dulu. Hingga matahari berganti dengan sinar rembulan. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 6
Mereka masih asyik bercengkerama, nonton film kesukaan sampai karaokean, sambil menikmati hidangan yang mereka masak tadi.
“Udah jam segini, kok Ardy belum pulang, Tha?” tanya Mita.
“Nggak tahu, Mit. Biasanya sih sudah pulang,” jawab Arnetha.
“Kamu nggak apa-apa kita tinggal pulang, Tha?” Mita bertanya lagi.
“Nggak apa-apa, Mit. Aku udah biasa kok sendirian di rumah."
“Kita tungguin aja ya, Mit, sampai Ardy pulang,” sambar Aji.
Tak lama, tepat pukul sebelas malam, suara mobil Ardy terdengar.
“Nah, itu Ardy pulang!” suara Arnetha bersemangat.
Arnetha bangkit dari tempat duduknya kemudian bergegas membukakan pintu untuk Ardy. Tapi, apa yang Arnetha dapatkan…
Seorang wanita yang menyetir mobil Ardy. Wanita berbaju sexy dengan dada sedikit terbuka keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Ardy. Wanita itu memapah Ardy yang terlihat mabuk berat.
Aji yang menyaksikan itu semua seolah geram, ujung gigi-giginya bersatu dan tangannya mengepal. Arnetha yang hanya bisa mengeluarkan air mata. Mita yang berdiri di samping Arnetha sambil mengelus lembut lengan Arnetha.
“Maaf mba, Ardynya mabuk berat tadi di acara reuni SMA,” ucap wanita itu sambil menyerahkan kunci mobil Ardy pada Arnetha.
“Istriku cantik kan…,” Ardy meracau.
Aji yang sudah tak sanggup lagi menahan emosi langsung menarik kerah baju Ardy dan satu pukulan mengenai wajah Ardy.
“Aji!” Arnetha berteriak sambil menahan Ardy yang jatuh tersungkur.
“Tolong, Ji, jangan lakukan itu lagi dan aku mohon pulanglah kalian! Aku bisa urus Ardy sendiri,” pinta Arnetha.
Setelah Aji membantu memapah Ardy ke kamarnya, Mita dan Aji pun pamit untuk pulang.
Arnetha menggantikan baju Ardy, menyeka wajah dan badan Ardy dengan air hangat. Meminumkan Ardy dengan air putih hangat untuk menetralkan racun dalam tubuhnya.
“Istriku cantik…,” Ardy masih terus meracau.
Tangan Ardy tiba-tiba saja menarik Arnetha sekuat tenaga, hingga Arnetha pun jatuh dalam pelukan Ardy. Dengan membabi buta Ardy mencium setiap inci wajah Arnetha. Sekuat tenaga pula Arnetha berusaha melepaskan cengkeraman tangan Ardy. Sambil menangis, Arnetha pun lari ke kamarnya meninggalkan Ardy yang masih terkapar di kamarnya. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 6
~Bersambung~