Sekian lama aku tak berjumpa pada ibuku. Aku menyesal, aku sangat menyesal sekali. Aku merasa bahwa aku anak yang durhaka pada ibuku. | Cerpen Islami Ya Allah Tempatkan Ibuku Di Tempat Yang Mulia
Aku telah meninggalkannya seorang diri tanpa ayah yang juga meninggalkan ibu begitu saja dengan alasan memilih perempuan lain. Kini, aku juga telah meninggalkan ibuku.
Aku hanya diam didalam kosan ibukota Jakarta ini. Rasanya aku ingin pulang ke kampung. Aku menyesal dengan perbuatanku dulu. Dimana aku menjadi perempuan nakal yang tak tau aturan keluar rumah. Aku pergi bersama teman-teman sebayaku menghabisi waktu bersama mereka hingga darisitulah aku mengenal apa itu "Diskotik" tempat dimana pria dan wanita bersenda gurau dan asik berjoget ria bagaikan tanpa dosa memamerkan tubuh mereka.
Aku ingat saat itu ibu menjemputku ketempat itu.
"Sahna, ayok pulang nak! Disini bukan tempat yang pantas untuk kamu. Ayo pulang nak!" ujarnya sambil menarik tanganku keluar pintu.
"Is, aku gak mau bu. Aku maunya disini. Nanti aku akan pulang. Udah deh bu, lepasin tangan aku" jawabku sambil mencoba melepaskan genggamannya.
"Sahna, ayolah pulang nak!" ucapnya membujukku.
"Gak mau bu!" aku mendorongnya lalu ibuku terjatuh. Aku hanya acuh, kemudian ibu pergi sambil menahan air matanya.
"Kenapa lo kaya gitu Na? Itukan ibu lo?" kata Lara sambil menghampiriku.
"Gapapa, gue cuma kesel. Udahlah ayo masuk lagi."
Semenjak ayah telah meninggalkan aku dan ibu, tingkah lakuku berubah drastis. Dulu aku adalah anak yang dibanggakan mereka, dulu aku selalu menuruti perintah mereka, dan dulu aku tak seperti ini. Ntah apa yang membuat sifatku dulu berubah. Aku hampir setiap malam berada dalam diskotik. Dan pastinya, keperawananku hilang disana. Hilang oleh para lelaki durjana yang sengaja mencari kepuasan diluar rumah. Terkadang aku dibawa mereka ke hotel. Tapi sekarang aku sadar, bahhwa itu perilaku yang amat dosa dan Allah telah melaknatnya. Kesadaran itu membuat aku teringat pada ibu. Ibu yang selalu perhatian padaku, ibu yang selalu menjagaku, melindungiku dalam hal apapun. Tapi itu semua aku sia-siakan.
Aku hanya bisa menangis, meratapi apa yang pernah terjadi. Aku ingin pulang ke kampung halamanku. Aku ingin bertemu ibu, Aku rindu padanya, aku ingin memeluknya.
Dan aku tau, Allah tidak akan memaafkan kesalahan besarku ini. Aku telah mencaci maki ibu, aku telah kasar pada ibu, aku sudah meninggalkannya, aku telah banyak berzina dengan banyak pria. Aku sadar, aku menyesal. Aku ingin kembali seperti dulu, dimana saat ayah dan ibu masih bersamaku, mereka selalu ada untukku.
Hari ini, aku akan memutuskan untuk pergi kekampung halamanku. Aku ingin pulang, aku ingin memohon maaf pada ibu karena telah pergi meninggalkannya 5 tahun seorang diri, aku hanya ingin ibu.
Saat aku pergi yang memakan waktu beberapa jam dan ketika telah sampai disana, orang-orang melihatku dengan tatapan sinis. Kemudian, ada seorang yang berkata padaku "Hei Sahni, jahat sekali kamu ninggalin ibu kamu. Kemana aja kamu selama ini?" aku hanya menunduk, tak mampu menjawabnya. Lalu, semakin aku telusuri lebih jauh. Mereka semua semakin sinis melihatku. Lalu, ada juga yang menghampiriku sambil berkata "Sahni,,Sahni, anak macam apa kamu ninggalin ibu kamu sendirian? Anak durhaka kamu teh!" lalu ada pula yang berkata seperti ini "Geulis-geulis nanging daweung na mah doraka pisan" lalu aku menjawab "aku kesini mau ketemu ibuku, mana ibuku? Mana! Kalian hanya bisa mencibirku. Apa diri kalian itu sudah merasa paling benar? Apa kalian tidak pernah melakukan kesalahan? Apa kalian tidak pernah dosa? Kalian hanya bisa memandang aku seolah-olah aku ini adalah musuh kalian. Aku hanya mau ibuku!" jawabku ketus sambil menangis. Orang-orang yang mendengar ucapanku hanya diam, suara yang tadinya sedikit bergemuruh namun seketika hening. Kemudian, pamanku mengahmpiriku dikerumunan banyak orang.
"Sahna, ayo cepat pulang kerumah. Biarkanlah mereka!" kata pamanku dengan suara gugup dan mata sedikit membengkak. | Cerpen Islami Ya Allah Tempatkan Ibuku Di Tempat Yang Mulia
"Ada apa dengan ibu paman?" tanyaku.
"Ibumu sakit-sakitan Na, dia selalu manggil-manggil nama kamu. Dia mau kamu pulang Na. Dia pengen ketemu kamu." ujarnya. Aku kaget bukan kepalang, lalu secepatnya aku menuju kerumah ibu bersama pamanku. Sesampainya disana, dirumah ibu penuh sekali orang-orang yang menemani ibu dimana ibu sedang sakaratul maut. Aku hanya menangis menghampiri ibuku. Aku menangis terisak-isak. Bibiku berusaha menguatkan aku, ia mengelus pundakku.
"Sahna,, Sahna anakku. Jangan tinggalin ibu nak, Sahna. Ibu gamau kamu pergi nak. Tetaplah bersama ibu Sahna. Jangan tinggalin ibu." ucap ibuku dengan rasa amat gelisah dan menangis.
"Bu, Sahna disini bu. ada apa denganmu bu? Maafkan Sahna udah ninggalin ibu. Maafin Sahna ya bu, maafin Sahna telah berdosa, telah durhaka pada ibu. Maafkan Sahna bu, ibu harus kuat bu, ibu harus kuat. Tahan bu, tahan. Demi Sahna bu, tahan bu. Maafin Sahna" kataku penuh sesal dengan linangan air mata sambil memeluk ibuku. Ibuku hanya bisa mengelus rambutku.
"Ibu sudah memaafkanmu nak, ibu bersyukur kamu sudah sadar. Ibu udah maafin semua yang kamu perbuat nak. Sahna, jaga diri kamu baik-baik ya nak. Jadilah anak yang dapat ibu banggakan, maafkan ibu ya nak." ujar ibuku dengan suara sangat parau dan dengan sekejap ibu menghela nafas panjang sambil menyebut nama Allah kemudian dengan perlahan ibu menutup matanya, aku hanya bisa menangis dan menangis.
"Bu, ibu jangan ngomong gitu bu, ibu harus tetep sama Sahna. Ibu ga boleh pergi bu. Ibu, maafin Sahna bu. Sahna nyesel. Bu, ibu ga boleh pergi. Bu, Sahna janji ga akan buat ibu kecewa. Tapi Sahna mohon ibu bangun bu, jangan tinggalin Sahna. Bangun ibu, bangun." kataku sambil menggoyangkan tubuh kaku ibu, aku menangis terisak-isak. Aku meraung, aku amat menyesal.
Tapi aku tau, bahwa kehidupan telah diukur oleh Sang Maha Kuasa. Allah SWT telah merencanakan kapan akan dipanggilnya manusia kepangkuan-Nya. Aku hanya meminta dan memohon doa, semoga ibuku ditempatkan di tempat yang sebaik-baiknya. | Cerpen Islami Ya Allah Tempatkan Ibuku Di Tempat Yang Mulia
Walaupun kini hanya sesal yang aku dapat.