Takdir Telah Temaksanya Untuk Menerima Keadaan

Air menetes diantara ranting ranting pohon dan genting genting rumah.

Jalanan yang basah memantulkan bayangan langit pagi.

Seorang cowok remaja asli Inggris sedang berlari melewati deretan rumah, wajahnya di hiasi dengan senyuman.

Cowok itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana.

"Sherin, Sherin !" panggilnya. | Cerpen Sedih Takdir Telah Temaksanya Untuk Menerima Keadaan

Pintu berayun terbuka, terlihat seorang gadis, berambut hitam panjang bermata biru. Senyum lebar muncul di wajah manisnya.

"Jackob,"

"Ayo Sherin, kita harus bergegas. Kamu mau lihat pelangikan ?"

Gadis itu mengangguk dengan antusias.

Cowok itu menarik tangannya.

Mereka berlari bersama menuju ke suatu tempat.

Mereka sampai di tepian sungai yang airnya jernih, terlihat ribuan ikan sedang bermigrasi melawan arus.

"Huh... Akhirnya sampe juga," ucap gadis itu, kedua pipinya bersemu merah karna lelah, Nafasnya naik turun.

Jackob tersenyum memandanginya.

"Lihat, itu pelanginya !" seru jackob Sambil tangannya menunjuk ke arah hutan cemara.

Mata Sherin membulat, mulatnya menganga.

Ia bergumam pelan, "Oh... Jackob indah sekali pelanginya."

Di antara hamparan hutan cemara, terlihat sebuah pelangi.

Pelangi itu membiaskan beraneka ragam warna sepektrum cahaya, ada cahaya berwarna merah terang, jingga langit, hijau zamrud, ungu indigo, biru safir.

Warnanya tersusun sempurna tanpa cacat.

Betapa indahnya ciptaan Tuhan.

"Oh ya, aku punya sesuatu untuk kamu," ucap Sherin

"Apa ?"

Gadis remaja itu mengeluarkan sebuah gelang yang terbuat dari anyaman akar, dari saku celananya

Sambil tersenyum ia berucap. "Karna hari ini kamu ulang tahun, aku mau ngasih ini"

Sherin meraih pergelangan tangan Jackob.

Lalu di pasangkannya gelang tersebut.

"Gimana baguskan ?" tanya gadis itu sambil tersenyum.

"Bagus, tapi lebih bagus lagi kalau kamu...,"

Senyum jahil muncul di wajah Jackob.

"Kalau apa ?" | Cerpen Sedih Takdir Telah Temaksanya Untuk Menerima Keadaan

"Kalo kamu, cium pipi aku"

Wajah Sherin bersemu merah karna malu.

"Ih kamu genit ya"

Dengan gemas gadis itu mencubit lengan Jackob.

Jackob tertawa renyah, Dia senang menggoda gadis tersebut.

Itu adalah salah satu kenangan manis Jackob, di masa lalu.

Saat indah masih bersamanya. Itu adalah awal dia mulai menyukainya.

Dan dia berharap Sherin akan selalu bersamanya

Namun harapan tinggal harapan.

Sekarang Di hadapannya terlihat Sherin mengenakan baju pengantin indah.

Duduk di pelaminan bersama pria lain.

Hati Jackob, teraduk aduk tak karuan. |

Walau dia tahu Sherin juga mencintainya tapi apa daya.

Perbedaan keyakinan menghalangi Jackob untuk bisa bersamanya.

Gelang pemberian Sherin dia genggam dengan erat.

Takdir telah memaksanya untuk menerima keadaan.

Kenyataan pahit bahwa mereka tak bisa bersama. |

Walau terasa perih, ia harus menerimanya.