"Kreskk,,,kreskk" Aku menajamkan pendengaranku mendengar suara itu. Dan saat aku mendengar suaranya semakin jelas aku membuka mataku. Hal pertama yang aku lihat pepohonan yang rindang. Hutan? "Tuan putri apakah anda baik-baik saja?" kata seorang pria yang mungkin berusia 80 tahun. "Tuan putri?" Aku mengerjap.
Apakah beliau bertanya padaku? "Ehemm, iya,, aku baik-baik saja" Jawabku sambil mencoba duduk yang dibantu beliau dan beberapa pengawal lain. | Cerpen Fabel Sebuah Kisah Indahnya Kerajaan Nilla
Dari pakaianya aku menebak bahwa mereka adalah orang-orang kerajaan,meskipun aku tak tahu kerajaan apa. "Mari tuan putri, kita kembali ke Istana" Dan aku hanya mengangguk patuh atau pasrah? Entahlah. Sambil berdiri akupun membersihkan pakaian yang aku kenakan dan ternyata pakaian ini mirip gaun tidur berwarna putih dan benar-benar halus, seolah terbuat dari sutra.
Dari mana datangnya semua hal ini? Aku sugguh tak faham. Aku dipersilahkan untuk mengikuti beliau beserta rombongannya dan beberapa saat kemudian sampailah kami pada sebuah kereta. "Silahkan tuan putri" ucapnya sambil menunduk dan memberikan tangan kanannya untukku berpegangan naik kereta itu. Tak lama rombongan kami pun mulai bergerak.
Bagaimana aku bisa berada disini? Bukankah semalam aku tidur dikamarku yang nyaman itu. Dan mengapa aku terbangun dihutan? Sebagai tuan putri yang entah hidup dizaman kapan mengingat kendaraan klasik ini? Haruskah aku mengikuti mereka atau kabur? Aku menengok pada bagian depan kereta lalu melihat seorang kusir dan bapak sepuh tadi. "Maaf pak, tapi sepertinya anda salah orang. Karena aku bahkan tidak mengenal kalian" kataku mencoba jujur dan bersiap untuk dibuang dihutan ini. Beliau nampak terkejut namun hanya sebentar, lalu menjawab "Maaf tuan putri, tapi sepertinya anda terkena dampak sihir perbatasan yang menyebabkan anda hilang ingatan. Izinkan saya memberitahu sedikit informasi tentang anda.
Anda tuan putri kami yang biasa di panggil putri Aurrora Vallet putri tunggal dari Raja Abraham dan Ratu Shopia" katanya formal. Aurrora Vallet. "Lalu kenapa aku terbangun dihutan? Dan apakah Raja dan Ratu adalah orang baik?" ucapku bingung. Meskipun hal itu tak sopan. "Sebentar lagi kita akan sampai istana dan anda akan mendapatkan jawabannya" jawabnya lalu menunduk dan menghadap kedepan lagi. Aku pun terdiam dan menunggu. Mungkin sekitar satu jam kemudian kami baru memasuki sebuah istana yang sungguh megah dengan warna yang didominasi putih dan ke-emasan. Setalah turun dari kereta aku dipersilahkan untuk masuk ke sebuah ruangan di dalam istana itu.
Dan nampaklah seorang pria dan wanita dengan pakaian yang ku perkirakan sebagai raja dan ratu. "Putri Vallet sayang, apakah engkau baik-baik saja?" kata wanita tadi. Ratu Shopia? "Aku baik-baik saja ibu" jawabku yang membuat dia sedikit menegang. "Syukurlah, tapi...Ibu?" "Putri Vallet kita kehilangan ingtan permaisuri" Jawab raja sambil mendekat dengan tatapan sedih. Aku melihat bapak sepuh tadi mengikuti dibelakang raja. "owhh sayang, maafkan kami. Apakah engkau benar-benar menolak perjodohan itu sampai memilih kabur?
Tapi pangeran Licoln benar-benar pilihan terbaik, setidaknya itu menurut kami" katanya dengan tatapan bingung dan sedih. Jadi aku terbangun dihutan karena kabur? Dan apa yang harus aku jawab? Setelah mengambil nafas aku menjawab. "Sebelumnya maaf untuk kekacauan yang telah aku buat. Dan kalau boleh aku memilih pendekatan kami selama sebulan dan aku akan memilih apakah melanjutkan atau menjauhkan" jawabku mantap.
Raja dan ratu nampak berpandangan agak lama, kemudian raja mengangguk. "Baiklah Nak, kami akan membicarakannya dengan pangeran Licoln dan semoga kabar baiklah yang kami terima" Ucap raja bijak. Sedangkan ratu turut mengangguk sambil membelai punggungku. "Terima kasih ayah dan ibu, dan maaf, apa nama kerajaan pangeran Licoln dan kerajaan kita ini?" jawabku menunduk malu. "Sayang,,maaf kami lupa. Kerajaan kita ini bernama Nilla dan pangeran Licoln dari kerajaan Tuksa. Nanti kamu akan dibimbing oleh Margaret tentang keseharianmu sayang dan sekarang istirahatlah" kata ratu dengan nada lembut.
"Baik ibu" jawabku sambil mengikuti pelayan wanita menuju kamar.
"silahkan tuan putri, nanti kami akan membangunkan anda untuk makan siang"
"terima kasih"
Akupun masuk kekamar itu dan mendapati barang-barang mewah meskipun tergolong klasik diseluruh penjuru kamar.
Setelah membersihkan diri, aku menaiki kasur dengan kelembuatn yang sama seperti pakaianku ini.
"Sungguh kehidupan yang sempurna" dan akupun terlelap.
Beberapa jam kemudian aku dibangunkan oleh pelayan yang berbeda dari sebelumnya, mungkin beberapa tahun lebih tua dariku. Kemudian dia mempersiapkan gaun, riasan wajah dan rambutku untuk acara makan siang nanti.
Aku sungguh takjub dengan hasilnya karena sekarang aku nampak agak berbeda dengan gaun hijau muda model putri beserta riasan yang pas. | Cerpen Fabel Sebuah Kisah Indahnya Kerajaan Nilla
Dan setelah makan siang yang aku lakukan bersama raja dan ratu, aku dibimbing untuk pelatihan bersama Margaret yang ternyata pelayan tadi yang membangunkanku.
Banyak hal baru yang aku ketahui tentang kerajaan ini, dan kata Margaret ada pula beberapa kebiasaanku yang berubah menjadi kurang sopan menurut aturan kerjaan, seperti saat aku seharusnya memanggil permaisuri, bukan ibu juga harus berpamitan kepada baginda jika akan beranjak pergi.
Pelatihan itu berlanjut sampai keeskokan harinya. Sejauh ini aku sudah sedikit mampu merubah kebiasaan kurang sopan yang dimaskud Margaret. Dan pada hari ketiga datanglah pangeran Licoln ke kerajaan Nilla ini. Dia sungguh tampan, namun aku harus tetap melihat baik buruknya dulu tentang pangerang.
"Maafkan saya tuan putri karena baru bisa berkunjung hari ini"
ucap pangeran Licoln sopan saat kami sedang duduk di perpusatkaan tempat pelatihanku.
"Justru seharusnya saya yang meminta maaf karena mengganggu kesibukan anda pangeran" jawabku sambil menunduk.
"Bukan masalah jika hal itu yang engkau pinta. Saya akan menemanimu selama sebulan seperti yang engkau inginkan"
Aku terkejut dengan nada tulus yang dia ucapkan, karena aku pikir dia akan marah dan membatalkan saja perjodohan ini. "Terima kasih atas ketersediaannya pangerang, dan harap maklum tentang banyak hal yang tidak saya ketahui" Dia tersenyum. "Engkau terlalu merendah tuan putri, pada dasarnya engkau sungguh istimewa, jadi mari kita bekerja sama selama setidaknya sebulan" Aku terhanyut oleh senyumnya, sungguh menawan. Lalu mengangguk. Pada awal-awal kebersamaan kami, dia menunjukan betapa luas dan ramainya kerajaan Nilla. Kemudian sisi lain dari Nilla yang merupakan titik-titik hitam kekurangan kerajaan, perbatasan yang berbahaya sampai banyak kelebihan kerajaan Nilla yang sedikit banyak sudah diajarkan oleh Margaret, bedanya sekarang aku menyaksikannya secara langsung.
Ternyata pangeran Licoln memiliki kepribadian yang hangat dan agak humoris, juga pandai karena saat aku hampir terjebak perangkap para penyihir, yahh,, dikerajaan ini memang terdapat beberapa penyihir, pangeran menolong dan membawaku bersembunyi di balik pohon, lantas setelah perundingan dengan seorang penyihir dia menujuk kearahku dan penyihir itu seolah mencoba sedang fokus lalu terdiam pergi begitu saja. Saat kutanya kenapa tidak melawan, dan apa yang sedang penyihir itu lihat, pangeran Licoln menjawab lebih baik menghindari peperangan dan katanya mantra perlindungan yang dilafalkan pangeran tak tembus oleh penyihir sehingga ia tak melihatku. Sungguh luar biasa. Dan juga ternyata banyak penduduk yang sepertinya mengenal pangeran. Tak terasa sudah 17 hari terlewat dan kini saatnya aku ikut berkunjung ke kerajaan Tuksa bersama pangeran.
Aku disambut baik oleh kerajaan itu. Meskipun Raja Robin, ayahanda Licoln telah meninggal, namun kerajaan yang sekarang dipimpin oleh Ratu Cindy dan pangeran Licoln ini terlihat makmur. Istananya didominasi oleh warna Abu-abu dan warna cream. Selama di kerajaan Tuksa aku disuguhkan oleh pemandangan menakjubkan lautan lepas. Pangeran memang berkata bahwa kerajaannya dekat laut. Dan apa yang aku pikirkan tentang cara memimpin pangerang ternyata salah, karena pangeran benar-benar piawai dalam membantu permaisuri dan memimpin kerajaan Tuksa. Selain kagum aku juga heran bagaimana keamanan kerajaan itu benar-benar ketat.
Pangeran Licoln bilang, karena saat Baginda Raja tewas adalah karena kurang ketatnya keamanan, jadi dia bertekad agar memperbaiki keamanan terlebih dahulu, termsuk ilmu sihir yang dia kuasai, maka jadilan keamanan yang seketat sekarang" Sekarang aku sudah yakin untuk memilih menikah dengan pangeran Licoln dan melanjutkan perjuangan kami untuk kerajaan nantinya. Saat akhirnya aku pulang ke kerajaan Nilla dengan pangeran Licoln, aku memberikan jawaban tentang perjodohan ini dan siap jika harus menikah dalam waktu dekat.
Raja Abraham dan Ratu Sophia beserta pangeran Licoln terlihat bahagia atas keputusan ini. Dan dilaksanakanlah pernikahan kami tiga hari kemudian dengan kemewahan yang menurutku berlebihan, namun tak dapat ku pungkiri bahwa sekarang benar-benar bahagia. "Tahukah engkau tuan putri bahwa sebenarnya aku sudah tertarik denganmu sejak kecil makanya aku cukup faham tentang dirimu" Lalu pangeran mencium keningku lama. Aku benar-benar tak menyangka bahwa ketertarikan pangeran sudah sejak lama, dan aku akui bahwa sekarang aku sudah mulai mencintainya. | Cerpen Fabel Sebuah Kisah Indahnya Kerajaan Nilla