Kisah Seorang Gadis Penderita Gila Babi

Pagi ini, Kunikmati teh hangat buatan Emakku yang cantik. Walaupun sudah tua, dia tetap tak ingin disebut tua.

"Aku masih cantik." Itu yang sering dia bilang pada siapa saja yang mengobrol dengannya. Dasar emak ...

Seperti biasa, setiap pagi akan ada seorang gadis berseragam SMA berjalan lewat di depan rumahku. Aku sering mengamatinya. Wajahnya ayu, badannya putih bersih, rambutnya panjang sedikit pirang. Tapi sebagai pelajar SMA, dia tergolong berani dalam berpakaian. | Cerpen Lucu Kisah Seorang Gadis Penderita Gila Babi

Tentu saja, mana ada anak SMA sekolah memakai rok sependek itu. Lelaki normal manapun pasti akan meneguk ludah tiap kali memandangnya. Ah ... aku pun ikut melamun setelah memandanginya. Jangan. Aku yang alim ini tak boleh memikirkan hal macam-macam. Kusebut alim diriku sendiri karena Emakku yang cantik yang bilang begitu. Hihi ...

Gadis berseragam SMA itu kembali berjalan melewati rumahku. Tak seperti biasa, hari ini tak kudapati senyum manis yang sering dia berikan padaku dengan tulus. Kali ini hanyalah tatapan kosong memandang ke depan. Seperti orang linglung.

Satu minggu berlalu, satu minggu pula gadis itu tak pernah lagi senyum. Tak pernah lagi menampakkan muka cerianya. Dia benar-benar terlihat seperti orang linglung.

Satu jam sudah aku duduk santai di teras rumah. Hari ini tak kudapati sosok gadis berseragam SMA itu. Kemana dia? Huh ... tak ada vitamin A hari ini. Baiklah ...

Brum ... brum ...

Kuhidupkan mesin motor metikku. Aku melaju berharap segera sampai ke kantor tepat waktu. Kulihat dari jauh, tampak orang-orang sedang berkerumun. Kudekati orang-orang itu. Hah? Gadis itu ... dia terlihat kejang-kejang. Lalu pingsan tak sadarkan diri.

"Ada apa dengannya, Mas?"

"Dia memang sering kejang-kejang dan pingsan begini. Dia memang terlihat agak berbeda. Kadang dia tersenyum sumbringah kepada siapa saja yang beradu pandang dengannya. Kadang dia terlihat murung."

"Kenapa begitu, Mas?"

"Aku juga tidak mengetahui secara pasti. Maaf ..."

"Makasih informasinya, Mas."

"Hm ..."

***

Aku menoleh ke kiri dan ke arah kanan. Berharap akan lewat seseorang yang sering memberikanku senyuman manis itu. Gadis berseragam SMA. Jujur saja, aku masih mengkhawatirkannya. Bagaimana keadaanya sekarang ini? Semoga dia baik-baik saja.

Pagi ini juga tak kutemukan sosoknya. Aku harus tau nama dan tempat tinggalnya. Aku semakin penasaran dengan gadis ini. Sebagai orang baru di daerah ini, wajar saja kalau aku tidak terlalu tau dan belum terlalu mengenal jalan-jalan di daerah ini.

"Kamu tidak ke kantor, Rud?"

"Kurang enak badan, Mak."

Aku terpaksa berbohong demi bisa mengikuti gadis itu sampai rumahnya.

Jam menunjukkan pukul 03.00, seharusnya dia sudah lewat di depan rumahku.

Brum ... brum ...

Aku melaju ke arah kanan, berharap menemukan seseorang yang sedang kucari. Astaga ... gadis itu. Dia pingsan lagi.

Kubuka isi tasnya, kuambil ktp yang berada di dalam dompet kecilnya. Ayra Afian, desa Sungai Sekawan. Segera kupesan taksi yang kebetulan lewat.

"Ke alamat ini, Pak. Cepat, ya." Kuikuti taksi itu dari belakang sampai menuju rumah gadis itu.

"Makasih, Nak. Nak Rudi telah bersedia mengantarkan Ayra pulang."

"Aku sudah beberapa kali menemukan anak bapa dalam keadaan pingsan. Sebenarnarnya apa tang terjadi dengannya, Pa?"

"Ayra sebenarnya menderita penyakit epilepsi. Berbagai pengobatan telah kami tempuh. Tapi nihil."

"Maaf atas pertanyaanku ini, Pa."

"Tak apa, Nak. Memang akhir-akhir ini Ayra lebih sering kejang-kejang dan pingsan. Mungkin karena dia stres memikirkan ujian sebentar lagi, tapi kadang dia juga terlihat bahagia, mungkin karena sebentar lagi dia akan menikah. Setelah ujian sekolah nanti."

"Alhamdulillah, Pa."

"Jangan lupa, nanti datang di hari pernikahan Ayra, ya."

***

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.

Sah ... semua orang mengucap syukur menyaksikan pasangan yang sudah halal itu.

"Alhamdulillah, Kang."

Ayra terlihat sangat bahagia. Di saat lelaki disamoungnya itu ingin mencium keningnya, kulihat tubuh Ayra gemeteran.

Gubrak ...

Ayra pingsan.

Melihat Ayra pingsan, lelaki yang sekarang ini menjadi suaminya gemeteran, lalu kejang-kejang dan pingsan.

Waw ... langka sekali kejadian ini. Kedua mempelai, pria dan wanitanya pingsan bersama-sama setelah ijab qabul di ikrarkan. | Cerpen Lucu Kisah Seorang Gadis Penderita Gila Babi

Melihat kejadian langka itu, tiba-tiba kepalaku terasa pening. Seperti berputar-putar. Dan ...

Gubrak ...

Aku tidak mengingat apa-apa lagi.