Kisah Perjalanan Kamu Aku Dan Kereta Part 2

Membaca kalimat itu, aku diam. Hanya membacanya berulang kali dan berharap kalau aku telah salah baca.

[ Aku mengidap epilepsi ] | Cerpen Petualangan Kisah Perjalanan Kamu Aku Dan Kereta Part 2

Aku tidak salah baca. Langsung aku menutup layar Whatapps-ku, dan meng-klik ikon Google dan mengetik: epilepsi. Semua info tentang epilepsi muncul bersamaan dengan masuknya chat dari Billy lagi.

[ Kamu takut dg penyakitku, San? Aku tau bhw ga semua orang bisa dan mau memahami ttg ini. Jika km tdk ingin melanjutkan hubungan yg kutawarkan kemarin, aku tak keberatan. Dan aku jg tdk akan marah. Itu hak km ]

Aku membaca isi chat dari Billy tanpa membalasnya. Aku rasa aku butuh waktu untuk berpikir. Semoga saja, aku tidak membuat hatinya tersakiti karena sikap diamku ini . Dan kemudian aku kembali ke layar Google di ponsel.

Jam menunjukkan angka 01.10 saat ponselku menampilkan peringatan lowbatt. Cukup banyak artikel yang kubaca tentang epilepsi. Kepalaku merasa sedikit pusing. Mungkin karena terlalu ku vorsir untuk menerima info yang banyak dan hanya dalam waktu beberapa jam.

Aku membuka lagi aplikasi Whatapps dan membaca ulang kalimat terakhir chattingan dari Billy. Dan sekarang aku tahu apa yang harus aku tulis sebagai balasannya.

[ Aku tdk takut dg km atau penyakit km. Aku minta maaf krn td ngga lsg bls WA km. Aku butuh waktu sedikit u/ memahami ttg epilepsi krn itu awam buatku.

Mungkin aku terdengar naif, tp aku tipe org yg bkn menilai org lain hny dr fisiknya. Bkn krn fisikku berbeda (spt yg udh km liat saat bertemu aku), tp krn aku lbh menilai seseorg dr karakternya. Bkn kah copet2 di luar sana berpakaian necis? 😈 namun ada jg org yg memilih berpenampilan 'compang camping', namun nyatanya dia org yg sgt cerdas & pny hati yg tulus.

Aku ngga akan memintamu mundur atau memutuskan diriku u/ mundur. Kita akan meneruskan niat baik kita ini krn perkenalan kita pun itu krn Allah swt yg menginginkannya. Jgn berpikir negatif ttg kekuranganmu ttp bersyukurlah dg apa yg km miliki dan mampu km raih. Mimpilah yg indah, Bil... 😴]

Dan setelah itu mataku terpejam. Tertidur.

Suara getaran ponsel, membangunkanku. Jam 5 lewat 20. Aku sedang datang bulan, sehingga alarm ponsel sengaja ku off-kan. Setelah "nyawa" ku sudah terkumpul, aku baru ngeh kalau ada pesan yang masuk. Dari Billy.

ualaikum... Sdh sholat subuh? Hmm, aku paham dg maksudmu. Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk mengenalmu krn tujuanku adh menikah. Aku harap km pun jg mau bljr untuk mengenal diriku. Happy weekend. ]

Sebuah senyuman terukir tipis di bibirku. Aku harap kamu takkan pernah buatku menangis nantinya, Bil, ucapku berharap dalam hati. Setelahnya ku balas pesan singkat yang indah itu:

[ Wa'alaikumsallam, lelaki yg ngambekan 😀 aku ga nyangka, km tuh bs baperan spt kmrin gt. Hahaha...pdhl pas kita ktm, km tuh terlihat cool. Dingin2 gimanaaaa gitu. Ternyata.... 😈😈😈 Ntr aku aduin ke Wildan ah. ]

Pesanku langsung di balas lagi olehnya:

[ Emg kmrin aku ngambek? Kpn tuh? Ngga deh kayaknya 😉 yaaah mungkin krn aku udah kebelet pngen nkh x ya.. Huhahaha...]

Seketika itu juga, rasa kantukku langsung lenyap. Dan berganti dengan keisenganku menanggapi celotehan aksaranya.

[ Ooohh kebelet nkh ya? Aaaahh, repot deh nih aku nantinya hrs ngemong om2 yg kebelet nkh. Pst bakalan baperan mulu bawaannya deh 😈 ]

Billy tidak langsung membalas, karena dia sudah off sekitar 2 menit lalu. Dan aku juga menutup aplikasi Whatsapp-ku dan meletakkan ponselku di atas bantal tidur. Lalu bergegas bangun sambil menggelung rambutku dan menjepitnya.

Ting! Ting!

Buru-buru ku raih ponselku dan membaca pesan yang masuk.

[ Aku harap kali ini aku tdk bertemu lg dg pilihan yg salah. Aku ga ingin bnyk menuntut kriteria spt apa calon istriku kelak. Aku hny ingin istri yg sholehah. Sholehah itu spt apa? Kamu bisa mencari tau ttg itu dr mana saja.

Ini baru permulaan dr komunikasi kita. Smg kita bs belajar dg cepat untuk saling memahami dlm waktu 3-4 bln. Krn aku ga ingin berlama-lama dlm proses ini. Aku ingin menikah krn jika sdh dlm status menjadi suamimu maka aku bs lbh leluasa dlm menyayangimu, San.. ]

Membaca kata-katanya yang mendadak romantis, membuatku senyum-senyum sendiri.

"Epilepsi?", tanya ibuku dengan ekspresi tenang saat aku menceritakan dengan hati-hati tentang 'istimewa'nya kondisi Billy dan hubunganku dengannya, di sela-sela sarapan. "Kalau ngga salah, epilepsi itu yang kejang-kejang gitu kan? Terus keluar busa dari mulutnya?"

Aku mengangguk, "Yang aku tau sih juga seperti itu, Ma. Tapi setelah aku googling, cari-cari info...ternyata ngga selalu kejang-kejang gitu sih," terangku, "mungkin seperti sakit jantung kali ya, kalau ada pemicunya, baru kambuh."

Mama bangkit dari kursi meja makan, "Menurut Mama sih, lebih bijak kalau kamu coba jalani aja dulu hubungan kalian. Mencoba saling mengenal. Karena kita ngga bisa menilai orang lain di awal, tanpa berkomunikasi dulu. Kamu ngerti maksud Mama kan, nak?", ucap Mama, sebelum akhirnya berlalu meninggalkanku yang masih duduk diam dan berpikir.

 [ San, lg apa? Aku lg di jln nih menuju jatibening, ada syukuran rmh baru adekku. Macet. ]

[ Berarti km lg nyetir donk? Jgn megang hp dlu klo gt. Bahaya...ntr km ga fokus ], aku membalas pesannya di jeda kosong obrolanku dengan Tita (sahabatku sejak SMA).

Hari ini Tita datang ke rumahku karena ada yang ingin dia sharing denganku, tentang masalah rumah tangganya.

[ Bukan aku yg nyetir. Aku ikut mobil sepupuku. Penderita epilepsi itu di larang nyetir krn bs membahayakan dirinya dan org lain. Di mobil ini ada 4 org, yaitu sepupuku, suaminya, anaknya yg berusia 5 thn & aku. Eh kok aku ngantuk ya? Aku tidur dulu ya...😀 ]

Dan pesannya hanya ku baca.

Tita baru saja pulang sekitar jam 2 siang. Dan aku langsung meraih ponselku dan mencoba mengirim pesan pada Billy.

[ Kamu msh di rmh adik km? Msh lama ya acara syukurannya? Aku mu nyetrika dulu ya. Tmn ku baru aja plg. Ntr kita lnjut chat lg ya. ]

Selesai sholat maghrib, mendadak aku ingin bertanya tentang 2 hal pada Billy. Aku berpikir lebih dulu tentang niatku mengajukan 2 pertanyaan ini. | Cerpen Petualangan Kisah Perjalanan Kamu Aku Dan Kereta Part 2

Bolehkah ku pertanyakan atau harus kuurungkan saja,? Tapi jika kami memang berjodoh, bukankah tidak boleh ada yang di sembunyikan? Tapi bagaimana jika aku menyinggung perasaannya? Gimana ya baiknya?

Cukup lama aku mempertimbangkannya. Dan akhirnya jari-jariku mulai menyentuh layar ponsel dan mengetik sesuatu:

[ Ada 2 hal yg sangat ingin kutanyakan ke km. Boleh? ]

Aku menunggu balasannya cukup lama, hingga muncul balasan:

[ Maaf baru balas, hp lg aku chas, jadi aku tinggal2. Kamu ingin tanya apa? Tanya aja ] ,balasnya,

[ kamu udah makan malam blm? Nih aku lg makan kue ] (lalu sebuah foto kue dalam dus kecil, muncul di layar chat dan dia menambahkan emo 'ngiler' sebagai pelengkapnya.

Aku sempat tersenyum membacanya, sebelum akhirnya aku kembali penasaran dengan pertanyaan dari hatiku.

[ Bil...aku ingin tau, apakah km sudah prnh melakukankan "itu" dengan pacar kamu terdahulu? Maaf jk aku lancang bertanya begini.

Tp seperti km bilang, tujuan kita adh menikah, jadi aku hrs bnr2 memahami siapa & bgmn km. Aku tak peduli dg seberapa besarnya gajimu, jabatanmu di kntor, kehidupanmu yg royal dsb. Tp aku sangat peduli dg karaktermu.

Aku harus bljr mengenal km dlm waktu 3 bln, seperti yg km minta kan? ]

Lama tak ada balasan darinya. Dan adzan Isya pun mulai terdengar. Aku masih menunggunya karena status Whatsapp-nya tetap 'online'. Tak lama kemudian, statusnya 'Billy sedang mengetik'. Aku menunggunya dengan berdebar.

[ Santi..., aku pernah terjebak dlm kubangan dosa yg cukup parah sekitar bbrp thn lalu. Tepatnya, ketika aku menyelesaikan S2 ku. Dia adh cinta pertamaku. Dia jg sangat cantik.

Namun sekarang aku sadar bhw kecantikan seorg perempuan bkn dr fisiknya. Tp dr aqidahnya. Krn aku ingin nantinya anak2ku di didik oleh seorg ibu yg sempurna.

Maafkan aku, San... Tp aku hrs jujur krn aku ngga ingin menjalani hubungn ini, dengan masa lalu yang kututupi darimu. ]

Membaca jawabannya, seketika juga air mataku mengalir deras. Entah mengapa mataku bereaksi seperti ini? Bukankah jaman sekarang, sudah tidak aneh lagi, jika orang yang pacaran kebablasan hingga melakukan dosa itu (meskipun untukku pribadi, aku tidak sepaham dengan 'kebebasan' seperti itu).

[ Maaf Bil, beri aku wkt sebentar. 😢 Aku ingin menenangkan hatiku dulu. Sholat isya dulu gih. Aku jg mau sholat dulu. ]

Setelah ponsel kumatikan, tangisan yang sejak tadi kutahan, akhirnya 'meledak'.

Epilepsi. Dan sekarang, ternyata dia sudah "pernah".... Apa emang udah ngga ada laki-laki yang bisa menjaga 'nilai diri'nya sampai dia menikah? Apa keinginanku ini tidak masuk akal? Apa aku terlalu naif?

Harus aku lanjutkan atau menghentikan hubungan ini?

Yaa Allah...beri aku petunjuk-MU, bisikku dalam sujud sholat istikharah yang kulaksanakan setelah sholat isya dengan mata yang masih sangat sembab. | Cerpen Petualangan Kisah Perjalanan Kamu Aku Dan Kereta Part 2

- Bersambung -