Gila ! Bulliying terus mengepul seperti asap knalpot yang meraung-raung. Perempuan memang gila kalo sudah bicara soal hati. | Cerpen Sedih Kisah Gigih Perjuangan Aku Di Facebook
Apalagi keroyokan seperti sekarang di satu komunitas Diet yang lagi booming. Padahal aku tahu kwalitas mereka satu persatu. Nama akun FB ‘Bundanya No*h’ komen yang dia tulis seolah dia seorang pakar kesehatan mengungguli Menkes yang bicara cacing adalah protein !
Buka profilnya dengan tangan gemetar, dalam emosi yang meletup-letup.
Bekerja di PEMBURU CINTA
Pernah belajar di SMP Sang****
Tinggal di Cukup dikenal tidak perlu terkenal
Menampilkan photo wajah anak berbadan kurus (tak terurus) yang dipeluk perempuan muda dengan pakaian seadanya, berlatar belakang rumah panggung ala pedesaan
Profil apaan ga jelas ?!
Nama ga jelas, Pendidikan ga jelas. Pantes omongan meracau seperti baca mantra. Dongkol. Direndahkan. Dihinakan. Statusku terus naik dengan komentar saling dukung menyudutkan.
Aku tetap berusaha balas dengan keilmuan yang dimiliki dari bangku kuliah. Muncul satu komentar :
“ eh, itu pake searching google lagi. “ diringi sorak sorai gambar emot yang menyepelekan.
Gila ! Bahkan jawaban cerdasku dibilang menurut mbah google. Dasar mereka aja bodoh. Badan berkeringat panas. Kepala seperti kesetrum listrik. Sakit !
“ Kalo komentar itu pakai ilmu lah sedikit, jangan asal jeplak. Pernah tahu bangku kuliah ga?” Balasku
“ Eh gue mah ga butuh kuliah kalo hasilnya otak memble kaya elu ! Mending gue ga sekolah tapi punya otak cemerlang tahu ” riuh kembali balasan emot di bawah komentarnya.
Leher seketika kaku, pundak lengan atas menegang. Kalo saja dia omong di depanku ! Melihat penampilanku ..........
Brak ! Kulempar buku ungu ke sudut ruang. Buku catatan terpenting. Catatan order harian. Aku lebih memilihnya kubanting, daripada iphone X yang baru saja kumiliki dari bisnis jempol ini.
Facebook menjadi sarana bisnis yang kupilih setelah beberapa kali chat inbok seseorang yang telah terlebih dulu sukses dengan kekayaan melimpah ruah hasil jualan online.
Aku mengenalnya mulai dia kekurangan, mendapat sisa gaji PNS tinggal seratus ribuan karena dipotong cicilan Bank. Tapi setahun kemudian Alphard putih telah terparkir di depan rumahnya, tentu saja dengan rumah besar yang dibelinya dari Mantan Kepala Dinas Provinsi.
Menakjubkan !
Aku ingat betul seragamnya yang lusuh dibanjiri keringat pagi. Pasti dia jalan kaki dari pemberhentian angkutan umum sampai halaman kantor. Para Tukang ojek yang sepakat memberi tarif tinggi untuk Para Pegawai sepertinya tidak terkejar lagi olehnya. Jika dengan berjalan santai kira-kira setengah jam.
Aku sendiri harus bonceng teman yang sama-sama sukwan (pegawai kontrak). Kami gantian beli bensin. Jadi hanya berlalu didepannya dengan terlebih dulu basa-basi karena harus mendahului.
“ Pendidikan boleh Master, Kecerdasan bisa diadu, tapi kalo gak ada ini (menjentikan jari untuk kode ‘Duit’) gak akan bisa jadi apa-apa disini,” jawabannya, ketika ku tanya kenapa dia gak jadi Kepala Seksi ? Sementara Kepala Seksi kami hanya Sarjana Kesehatan Masyarakat. Lagipula tidak cakap dibanding nya. Fasilitas Kepala Seksi selain dapat sopir dinas berikut kendaraan Dinas AVP.
Itu setahun lalu. Ketika dia selalu membiarkan perutnya kosong dan hanya minum air galon di ruangan. Sekarang ? Hampir setiap hari mentraktir kami para sukwan yang baru bisa mendapat gaji kalo ada proyek swasta.
Ku ikuti jejaknya, tiga bulan fokus dengan bisnis rumahan, benar saja. Hand phone harga dua puluh satu juta bertengger di tangan. Motor terlunasi. Dan seringkali bisa memberikan bingkisan kejutan untuk Ananda Putri Tercinta.
“ Alhamdulillah Teh Lela, “ inbokku. Setelah sebelumnya mengirimkan gambar Sabuk yang kubeli dari Garut, untuk suamiku. | Cerpen Sedih Kisah Gigih Perjuangan Aku Di Facebook
Kami punya nama yang sama, sayangnya dengan nasib berbeda. (Atau belum yah)
“ Aku sedang di bully Teh, “ membuka curhat. Biasanya beliau akan memberi motivasi dahsyat yang membakar semangat. Sampai aku memilih berhenti menjadi Tenaga Sukwan pun atas dasar sarannya. Ananda Putri Tercinta butuh perhatian extra karena daya tangkap nya yang berbeda dengan anak lain. Mamaku yang dulu bersedia dititipi, kini mengeluh kelelahan mengurusnya.
“ Tapi suamiku gak kerja Teh, “ protesku saat itu ketika beliau minta aku berhenti kerja.
“ Mencari nafkah tetap menjadi kewajibannya, Neng. Sementara Neng Lela punya kewajiban mengurus Rumah Tangga termasuk Putri. Jangan sampai kita sebagai Ibu menyesali seumur hidup karena salah mengambil peran dan tanggung jawab, “ lalu beliau memberiku peluang bisnis dari rumah. Menjadi Reseller dari menjualkan Produk Herbal Diet miliknya.
Akun nya aktif, tapi belum muncul notif bahwa beliau nyimak. Aku tahu kesibukannya, mengurusi ratusan Reseller, memotivasi kami yang masih bermental tempe, yang sering kali mengeluh capek padahal kebutuhan hidup kian membumbung tinggi.
Kling,
Masuk inbok, buka messenger dengan cepat, berharap customer order atau jawaban menggebu dari beliau Sang Motivatorku. Tapi...... Dari ‘Bundanya No*h !
“ Emang berapa sis harga pelangsingnya? Maaf ya kasar di grup. Sebenarnya aku prustasi sudah minum segala macam obat tapi badan tetap aja bulat. Suami memaki-maki nyebut drum lah, gajah bengkak lah, buntelan kadut lah. Padahal dia cari alasan buat kabur sama pacar nya“
Belum aku jawab. Kepala masih pusing mengingat kalimatnya. Apakah semua perempuan gemuk harus ditinggalkan suami-suami mereka ? Geram dalam hati. Mengingat peristiwa ketika Ananda Putri Tercinta masih dalam kandungan, suamiku tertangkap selingkuh di Facebook dengan perempuan yang memajang poto pinggang ramping berikut anting di perutnya. | Cerpen Sedih Kisah Gigih Perjuangan Aku Di Facebook