Kiasan Arti Pesugihan Yang Dibolehkan Agama

"Kembaliannya buat Abang saja." | Cerpen Motivasi Kiasan Arti Pesugihan Yang Dibolehkan Agama

Ibu berkerudung lebar itu menolak ketika tukang sayur hendak memberi kembalian.

"Makasih, Bu Haji."

Bang Ujang menerima kembali uang itu dengan wajah sumringah. Bu Haji memang pembeli favorit. Dia tak pernah menawar. Bahkan tak jarang membayar lebih. Seperti saat ini.

"Ibu-ibu saya pamit dulu ya, assalamu'alaikum." Wanita bertubuh langsing itu tersenyum ke ibu-ibu lain yang sedang berbelanja, kemudian berlalu.

"Wa'alaikumussalam"

Selepas wanita setengah baya itu pergi, kumpulan ibu itu pun ribut.

"Bang, hati-hati, nanti jadi tumbal pesugihannya Bu Haji, lho ...," ujar Bu Karti. Wanita gemuk itu memang terkenal sebagai sumber berita tidak terpercaya di seluruh kampung alias tukang gosip.

"Bu Karti ini ada-ada saja." Bang Ujang tersenyum.

"Ah ... emang beneran, Bu, gosip yang beredar, kalo Bu Haji itu punya pesugihan?" Bu Neni menimpali.

"Gosipnya sih begitu, Bu. Dulu Bu haji ini hidupnya pas-pasan, rumah masih ngontrak di rumah petak. Suaminya cuma kerja serabutan. Tapi setelah anak bungsunya meninggal, lihat kehidupannya sekarang? 180 derajat beda dari 5 tahun yang lalu."

Bu Karti bercerita setengah berbisik.

"Anaknya 'kan menderita kelainan jantung sejak lahir, Bu. Meninggalnya juga tidak mendadak. Sempat di rawat di RS beberapa minggu." Bu Septi, tetangga depan rumah Bu Haji menjelaskan.

"Kalau hidup mereka bisa seperti sekarang, itu karena memang keduanya rajin berusaha, Bu." lanjut ibu muda berkaca mata itu.

"Rajin apaan? Biasa saja. Wong saya lihat ashar suaminya sudah pulang kerja. Sudah ngimami di mushola."

Bu Karti menyahut dengan nada sewot.

"Justru itu, Bu. Tambah tak masuk akal, masa orang taat beribadah seperti itu dibilang punya pesugihan." Bu Septi tak mau kalah.

"Halah ... paling cuma kedok. Kerja apa saja tak jelas." Perkataan Bu Karti disetujui Bu Neni dan ibu-ibu lain. Kecuali Bu Septi tentu saja.

"Mereka jualan online, Bu. Jualan gamis. Kalau pengen lihat bisa mampir ke gudangnya. Setau saja gudangnya ada di pinggir jalan besar di desa sebelah."

"Masa jualan online begitu bisa bangun rumah gedongan. Saya saja yang suami kerja PNS rumah masih gitu-gitu aja." Bu Heni yang sedari tadi diam ikut nimbrung.

"Betul itu, Bu. Pasti ada apa-apanya."

Saking asyiknya mengobrol, tanpa sadar orang yang sedang dibicarakan sudah berdiri di sana beberapa saat.

"Ehem ... ehem!"

"Bu ... Bu ... Bu Haji!" Bu Karti tergagap. Yang lain pun berusaha menyembunyikan muka. Malu.

Bu Haji tersenyum. Senyum manis seperti biasanya. Tak tampak raut muka marah atau jengkel.

"Saya memang pelihara pesugihan kok, Bu!"

Ibu-ibu itu bengong. Demikian pula Bang Ujang, penjual sayur. Sekilas terpikir untuk mengembalikan saja uang yang diberikan Bu Haji tadi.

"Pesugihan yang halal insyaallah."

Bu Karti yang memang sifat dasarnya serba ingin tahu, tak tahan untuk menyeletuk.

"Pesugihan halal memang ada, Bu? Dimana-mana pesugihan itu haram, syirik. Istighfar, Bu!"

"Betul sekali, Bu pesugihan pertama, perbanyak membaca isrighfar."

"Membaca istighfar?" Ucap mereka kompak.

"Kalau ibu-ibu sempat, nanti di rumah bisa buka alqur'annya. Baca surat Nuh ayat 10-12. Di situ ada dalilnya."

"Ah ... Saya tak punya alqur'an terjemahan, Bu!" Ujar Bu Karti, diamini oleh ibu-ibu yang lain.

"Saya bacakan artinya ya, Bu."

'Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.'

"Sudah jelas to, Ibu-Ibu. Bahwa dengan istighfar akan membuka pintu rezeki kita."

Mereka manggut-manggut.

"Cuma istighfar saja, Bu Haji?"

"Yang kedua, memperbanyak sedekah. Bukankah harta yang disedehkan akan diganti berkali-kali lipat oleh Alloh?"

Bang Ujang tampak bernapas lega. Itu mungkin alasan Bu Haji sering melebihkan uang belanja. Murni sedekah, bukan untuk pesugihan.

"Ketiga rajin-rajin sholat dhuha."

Bu Haji kembali tersenyum.

"Kalau beribadah 'kan harus ikhlas Bu Haji? Yang seperti itu apa tidak mengurangi pahala ibadah kita?"

"Lebih rugi lagi, kita yang sudah tahu amalan itu tapi tidak mau melaksanakan, hanya karena takut tidak ikhlas."

Tanpa dikomando mereka mengangguk serempak.

"Oh ... iya, Bang Ujang. Tadi lupa, saya mau pesan daging 5 kilo buat besok."

"Iya, Bu Haji. Siap!"

"Buat apa Bu Haji daging sebanyak itu?"

"Mau dimasak, Bu. Nanti dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Buat pesugihan!"

"Saya permisi dulu, ya, assalamu'alaikum."

Bu Haji mengucapkan salam kemudian berlalu meninggalkan mereka yang kembali berbisik.

Entahlah, apa yang mereka bisikkan. | Cerpen Motivasi Kiasan Arti Pesugihan Yang Dibolehkan Agama