Kapan Ya Saya Bisa nambah Dede Bayi

Dengan Penuh harap serta cemas kulirik kalender yang telah kulingkari dengan tinta merah.

Jariku menghitung cepat, hari yang sudah terlewati. | Cerpen Sedih Kapan Ya Saya Bisa nambah Dede Bayi

"Alhamdulillah, sudah kelewat delapan hari. Mudah-mudahan gol." Aku berbisik sendiri

"Beb, aku telat keknya bulan ini."

"Yang bener, udah di tes belom?" Mata elang Adipati menatapku

"Iya, harusnya Tanggal 13 aku udah dapet, ni dah tanggal 20 masih belom aja."

"Mantap tuh, pasti cowok, terus ganteng kayak Bapaknya." Wajah manis diliputi kebahagian

"Cewek juga gak apa-apa ya." Aku melendot manja dibahunya.

"Kalo bisa dua Non, cewek cowok, biar seru." Lengan panjangnya meraih perutku.

"Berdoa aja ya, Mudah-mudahan misi kita kali ini berhasil."

"Non, janji ya kalo cowok rambutnya jangan di potong, biarin aja gondrong,"

"Mana bisa, kan sekolah."

"Bisa lah, kita bikin perjanjian sama gurunya."

Aku mengalah dengan menganggukan kepala tanda setuju.

"Non, kasih namanya ini ya." Adipati menyebutkan nama seorang pemain bola asal Turkey yang lumayan Beken.

"Halah Beb, yang lain aja sih, ribet nama itu, aku maunya dikasih nama-nam pejuang palestina yang hebat."

"Ah, udah ah itu aja, kalo mau tambahin aja di belakangnya." Adipati keukeh dengan usulan namanya.

Dalam hati aku tertawa, kek kisah si kabayan aja, ayam masih telor udah diributin, lah ini masih praduga tapi tanggapan dia serius banget nanggepinya.

Setelah beres nguji ujian lisan, aku bergegas pulang untuk sholat ashar.

Sesampainya di kamar mandi tubuhku lemas melihat ada bercak darah di pakaian dalamku.

"Beb, gagal lagi." Ucapku memeluk pinggangnya dari belakang.

Tak terasa mataku sudah basah, ada sakit di dada yang tak bisa kuungkap pada siapapun selain padanya.

"Sabar, Non, nanti kita harus lebih semangat lagi usahanya." Dia mengusap air mata yang meleleh di pipi.

Kadang, hati ini sakit ketika ada yang berkata, jika punya banyak anak itu adalah anugrah yang indah.

Apalagi hidup dilingkungan keluarga kiyai yang notabene selalu punya anak banyak, ya hanya kami saja yang belum Bisa nambah keturunan.

Pemilik Mulut comel dan nyinyir hampir setiap ada acara keluraga selalu memprotes keadaan rumah tangga kami.

Bahkan ada yang usul aku suruh total di rumah aja, gak usah sibuk ngurusin sekolah, yayasan apalagi ngisi seminar jurnalistik di sekolah-sekolah umum.

Kecapean lah, kurung subur lah, hingga faktor keturunan dijadikan alasan untuk menyudutkan posisi kami.

Bahkan ada yang bilang kalau istri ustad mah ga usah digauli, di lempar kolor juga hamil.

Mereka kira mungkin kami tak berusaha, padahal segala cara sudah dicoba,dari yang medis hingga yang berbau mistis. | Cerpen Sedih Kapan Ya Saya Bisa nambah Dede Bayi

Dari gaya Beckam sampe Ronaldo pun kami sudah mempraktekannya.

Jika Allah belum berkenan apa yang bisa kami lakukan?