Menikah itu adalah ibadah. Selain untuk menjaga fitnah dan kehormatan diri, menikah juga menyempurnakan separuh agama. Semua manusia yang ada di muka bumi ini, pasti mengalami peristiwa yang namanya menikah. Karena dengan itu hidup kita akan lebih terarah dan bertujuan. Dengan adanya pasangan di samping kita, bisa saling berbagi dan bertukar pikiran satu sama lain. | Cerpen Cinta Jodohku Pasti Akan Datang
Dan aku percaya, bahwa setiap orang sudah ditentukan jodohnya masing-masing oleh Tuhan. Si A jodohnya si B. Si C jodohnya si D, begitu seterusnya. Sama halnya yang terjadi kepada teman-teman dan keluargaku, terutama adik-adikku. Hampir semua teman-teman dan keluarga yang sebaya denganku sudah menikah bahkan punya anak. Teman sesama PKD-ku si Imron, sudah lima tahun menikah dengan si Nia dan sudah punya anak dua pula. Kemudian Ramlan sama si Lidya. Umar sama si Leni, Genta sama Riani. Dan masih banyak lagi.
Dan yang membuat sedih, keempat adik laki-lakiku sudah menikah semua. Rahmat adikku yang pertama, sudah delapan tahun menikah dengan Vera. Adikku yang kedua si Donnie, menikah dengan Dara setahun kemudian. Dan adikku yang ketiga si Bayu, juga sudah menikah dengan Shella lima tahun yang lalu. Kemudian adikku yang keempat si Fardan, juga sudah menikah dengan si Ella dua tahun yang lalu. Dan semua adikku itu saat ini sudah punya anak semua.
Aku dilangkahi mereka semua. Adik-adikku terlebih dahulu bertemu dengan jodohnya masing-masing. Kini pertanyaanku adalah, kapan jodohku akan datang. Padahal sudah sangat ingin menikah. Usiaku saat ini saja sudah memasuki tiga puluh sembilan tahun. Maret tahun depan, aku sudah berkepala empat, tapi masih hidup membujang.
Di peron enam stasiun Manggarai, kusandarkan badan di pintu kereta tujuan Bogor yang terbuka menunggu jadwal pemberangkatan. Aku terus berpikir, bilakah Tuhan mengirimkan seorang perempuan untuk kunikahi. Ingin seperti teman-teman PKD-ku, ingin seperti adik-adikku. Bukannya tidak berikhtiar menjemput jodoh. Selama ini aku tidak tinggal diam. Berulang kali menjalin hubungan dengan perempuan, namun selalu gagal dan berakhir menyakitkan. Hubunganku dengan Miranti, cewek pertama berakhir memilukan, karena dia mengalami kecelakaan kereta ketika akan menemuiku di Depok.
Lalu hubunganku dengan si Wulan, juga berakhir tragis. Dia menjadi korban salah tembak, pihak kepolisian. Karena informasi yang salah, dan koordinasi yang salah antara polisi dan saksi, akhirnya Wulan harus mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Jujur, aku sakit hati dan marah pada pihak kepolisian. Tapi aku bisa apa, mungkin itu memang sudah takdir.
Setelah cukup lama susah move on dari si Wulan, aku mulai membuka hati dengan perempuan lain. Anggi, itu namanya. Namun hubunganku dengan dia lagi-lagi kandas. Padahal aku sangat sayang padanya. Aku memergokinya di sebuah kafe remang-remang sedang bermesraan, berpelukan dan berciuman dengan sesama perempuan. Ihhh, najis banget aku melihatnya. Tanpa menunggu waktu, aku langsung memutuskannya.
Ketika sedang asyik melamun, kudengar handphoneku bergetar dan berbunyi di saku celana seragam PKD-ku. Segera kukeluarkan dan kulihat siapa. Hmmm, ternyata adikku yang paling kecil si Daffa. Ada apa ya.
"Assalamu'alaikum Daffa. Ada apa?"
"Kak, Daffa mau minta izin sama kakak. Tapi sebelumnya jangan marah ya, Kak."
"Minta izin apa?" Tanyaku biasa saja, tidak ada pikiran macam-macam.
"Bulan depan, Daffa akan menikah dengan Khania."
Mendengar kata menikah, aku langsung terhenyak. Kulepaskan sandaran di pintu kereta. Menjungkitkan kedua alis. Kudelikkan kedua mata. Hahhh? Adikku yang paling kecil baru berumur 22 tahun akan menikah bulan depan? Koq bisa. Secepat itukah? Padahal yang aku tahu, hubungannya dengan Khania, belum mengijak empat bulan. Tapi sudah berani memutuskan menikah.
Ya Allah. Berarti dengan begitu, sebentar lagi aku akan dilangkahi adikku yang kelima. Daffa yang usianya masih belia. Hatiku semakin sedih. Giliran aku kapan? Mengapa harus dilangkahi kelima adikku. Tapi bisa apa, mungkin ini takdir dan yang terbaik dari Allah. Tidak boleh marah, aku tidak boleh kesal atau benci.
"Kak Ghiffari... koq diam sih. Kakak marah ya." Suara Daffa terdengar lagi di telinga.
"Nggak koq. Kenapa harus marah? Kalau memang kamu yang harus nikah duluan, ya udah."
"Aku nggak enak sama kakak."
"Nggak apa-apa Daffa, insya kakak baik-baik aja." | Cerpen Cinta Jodohku Pasti Akan Datang
"Daffa tahu koq perasaan kakak. Kakak pasti sedih. Kak Rahmat, Kak Donnie, Kak Bayu, Kak Fardan, semua sudah nikah, melangkahi kakak. Dan sekarang Daffa. Maafin Daffa ya Kak. Daffa tidak ada maksud untuk membuat Kak Ghiffari sedih. Tapi orangtua Khania menyarankan Daffa untuk segera menikah."
"Jodoh itu sudah diatur oleh Allah. Bila memang jodoh kamu datangnya lebih dahulu dari kakak, ya sudah. Nggak apa-apa. Nikah itu harus disegerakan bila jodohnya sudah datang. Tidak boleh ditunda-tunda karena takut menjadi fitnah dan dosa."
"Kakak mau pelangkah apa?"
"Sssttt... tidak usah Daffa. Kakak tidak butuh pelangkah apapun. Lagipula uang pelangkah atau semacamnya itu tidak ada dalam ajaran agama kita, tidak diperbolehkan. Tidak ada penjelasannya di dalam Al-Qur'an. Itu hanya tradisi turun temurun yang dibuat oleh manusia karena merasa didahului menikah oleh adiknya. Itu hanya sikap orang yang kurang ikhlas, ketika melihat saudaranya menikah terlebih dahulu."
"Menikah itu harus disegerakan. Walaupun sang adik yang terlebih dahulu menikah, bukan berarti sang kakak harus marah atau sedih karena merasa dilangkahi. Kemudian minta uang pelangkah dan syarat-syarat yang memberatkan dengan tujuan agar hidupnya tidak sial."
"Kakak rasa, itu pemikiran yang salah. Tradisi yang menyalahi ajaran di Al-Qur'an. Sial atau tidaknya hidup kita, Allah yang menentukan, bukan manusia. Jodoh kita datangnya kapan, hanya Allah yang tahu. Kita hanya bisa menerima ketentuan-Nya, sambil terus berikhtiar dan berdoa tentunya."
"Tapi Daffa kasian sama Kak Ghiffari. Karena kakak adalah orang baik. Kakak yang bertanggung jawab kepada ibu dan kelima adiknya. Setelah Bapak meninggal dunia, kakaklah yang menjadi tulang punggung untuk kami. Walaupun hanya seorang petugas PKD commuterline, tapi bagi kami, kakak adalah pahlawan keluarga. Terima kasih banyak ya, Kak."
"Kakak hanya menjalankan pesan almarhum Bapak, untuk menjaga kalian semua."
"Setelah ini Daffa mau sholat dhuha. Mau doain kakak, semoga Allah memberikan jodoh yang terbaik untuk kakak. Yang sholehah. Daffa ingin melihat kakak bahagia. Dan Daffa percaya, jodoh kakak pasti akan datang. Karena setiap orang sudah punya jodohnya masing-masing."
"Terima kasih, Daffa. Insya allah, Allah akan mengabulkan doa kamu."
Kututup komunikasiku dengan Daffa, kumasukkan handphone ke saku celana lagi. Kulihat kereta tujuan Angke sudah landing gagah di jalur lima. Sementara itu announcer stasiun menginformasikan bahwa kereta tujuan Bogor yang ada di jalur enam, beberapa saat lagi akan segera diberangkatkan.
Aku segera menjauh dari pintu kereta. Aku tidak boleh sedih lagi. Mungkin benar apa yang dikatakan Daffa, jodohku pasti akan datang. Kapan waktunya, aku tidak tahu. Yang penting aku harus sabar.
"Jodohku, pasti datang." Gumamku pelan. | Cerpen Cinta Jodohku Pasti Akan Datang