Angga Dalimunthe, itu nama akun yang barusan minta pertemanan. Kulihat foto profilnya gambar Naruto. Ku cek berandanya. Ternyata Siswaku kelas VIII A. Ini anak baik dan sopan padaku. Selalu tersenyum jika berpapasan denganku. Aku mengonfirnya. Tidak berapa lama masuk inboksnya lewat messenger.
[Trima kasih ibu cantik sudah konfir aq] | Cerpen Motivasi Inikah Rasanya Menjadi Seorang Guru
Aku malas membalasnya. Kukirim stiker jempol. Lalu masuk pesan lagi
[Lagi pain ibu?]
[Lagi duduk]
[Sama siapa bu?]
[Sendiri]
[Udah makan bu?]
Aku mulai kesal. Dasar murit kepo. Aku tidak membalasnya. Lalu masuk pesan lagi.
[Sehatkan bu?]
Ya Allah nih anak bukannya belajar malah asik main hape. Aku kesal lalu kumatikan data seluler Androidku.
Selesai shalat Subuh kuhidupkan data seluler. Masuk lagi dua pesan dari Angga Dalimunthe.
[Ibu makin cantik saja]
[Besok ibu masukkan ke kelas kami?]
Les ke-3 aku masuk ke kelas VIII A. Angga duduk paling depan dekat meja guru. Dia senyum-senyum ketika aku melihatnya. Dua les di kelas itu. Selama aku menjelaskan Angga terus memperhatikan aku sambil senyum-senyum. Aku cuek aja.
Tiap malam Angga menginboks aku. Walau tidak pernah ku balas tapi dia tetap aja inboks sekedar nanya kabar. Dan jika di sekolah jika kami berpapasan dia senyum-senyum padaku.
Suatu malam Angga inboks lagi. Tapi kali ini pertanyaannya beda.
[Ibu pernah gak jatuh cinta?]
Kayaknya nih anak lagi jatuh cinta dan ingin curhat denganku. Lalu ku balas
[Pernah]
[Salahkan jika aku jatuh cinta di usiaku yang sekarang bu?]
[Angga belajar yang bener. Jangan pacaran dulu]
[Aku juga gak mungkin pacaran ma dia buk tapi saat ini aku jatuh cinta. Salahkan aku bu?]
Ini anak kok ngomongnya kayak udah dewasa saja. Dasar anak-anak jaman now batinku.
[Ibu..]
[Hmmmmm]
[Tau gak bu aku jatuh cinta ma siapa?]
[Emang siapa?]
[Aku ragu tuk mengatakannya]
[Ya udah jangan katakan. Yang rajin belajar jangan mikir yang lain. Nanti kalo cita-citamu udah tercapai baru pikirkan lagi soal cinta]
Ku akui ini anak orangnya pintar, baik, dan sopan pada setiap guru. Dan semua guru jika ditanya siapa siswa paling disukai pasti jawabannya Angga. | Cerpen Motivasi Inikah Rasanya Menjadi Seorang Guru
[Ibu]
[Apalagi?]
[Aku jatuh cinta sama ibu]
Astaghfirullah.... hapeku hampir jatuh membaca pesan dari Angga.
[Lagi pain ibu?]
[Lagi duduk]
[Sama siapa bu?]
[Sendiri]
[Udah makan bu?]
Aku mulai kesal. Dasar murit kepo. Aku tidak membalasnya. Lalu masuk pesan lagi.
[Sehatkan bu?]
Ya Allah nih anak bukannya belajar malah asik main hape. Aku kesal lalu kumatikan data seluler Androidku.
Selesai shalat Subuh kuhidupkan data seluler. Masuk lagi dua pesan dari Angga Dalimunthe.
[Ibu makin cantik saja]
[Besok ibu masukkan ke kelas kami?]
Les ke-3 aku masuk ke kelas VIII A. Angga duduk paling depan dekat meja guru. Dia senyum-senyum ketika aku melihatnya. Dua les di kelas itu. Selama aku menjelaskan Angga terus memperhatikan aku sambil senyum-senyum. Aku cuek aja.
Tiap malam Angga menginboks aku. Walau tidak pernah ku balas tapi dia tetap aja inboks sekedar nanya kabar. Dan jika di sekolah jika kami berpapasan dia senyum-senyum padaku.
Suatu malam Angga inboks lagi. Tapi kali ini pertanyaannya beda.
[Ibu pernah gak jatuh cinta?]
Kayaknya nih anak lagi jatuh cinta dan ingin curhat denganku. Lalu ku balas
[Pernah]
[Salahkan jika aku jatuh cinta di usiaku yang sekarang bu?]
[Angga belajar yang bener. Jangan pacaran dulu]
[Aku juga gak mungkin pacaran ma dia buk tapi saat ini aku jatuh cinta. Salahkan aku bu?]
Ini anak kok ngomongnya kayak udah dewasa saja. Dasar anak-anak jaman now batinku.
[Ibu..]
[Hmmmmm]
[Tau gak bu aku jatuh cinta ma siapa?]
[Emang siapa?]
[Aku ragu tuk mengatakannya]
[Ya udah jangan katakan. Yang rajin belajar jangan mikir yang lain. Nanti kalo cita-citamu udah tercapai baru pikirkan lagi soal cinta]
Ku akui ini anak orangnya pintar, baik, dan sopan pada setiap guru. Dan semua guru jika ditanya siapa siswa paling disukai pasti jawabannya Angga. | Cerpen Motivasi Inikah Rasanya Menjadi Seorang Guru
[Ibu]
[Apalagi?]
[Aku jatuh cinta sama ibu]
Astaghfirullah.... hapeku hampir jatuh membaca pesan dari Angga.