Istri mana yang tak hancur hatinya, jika melihat suaminya merangkul mesra wanita lain. Meskipun Arnetha tidak pernah mencintai Ardy. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 5
Tapi bagai bunga yang layu disiram air, mendengar pengakuan dari Aji malam itu. Wajah Arnetha yang pucat berubah menjadi merah merona. Ada senyum simpul dari bibirnya yang manis.
“Tapi itu sudah tidak mungkin, Ji,” jawab Arnetha.
“Kenapa tidak mungkin, Tha? Kamu tidak pernah mencintai Ardy kan? Lihat kelakuannya Ardy padamu?”
“Tapi, biar bagaimanapun, Ardy adalah suamiku, Ji."
“Suami macam apa? Kalau Ardy mencintai dan menyayangimu, aku rela, Tha melepasmu. Tapi kenyataannya Ardy menyia-nyiakanmu, aku tidak akan rela sedikitpun!” ucap Aji penuh amarah.
Malam itu hujan turun sangat deras, membuat Aji menurunkan kecepatan mobilnya. Sederas air mata Arnetha yang menetes di pipinya, angin kencang berdesir sekencang gemuruh di dada Arnetha malam itu.
“Belok kiri di gang pertama, Ji,” ucap Arnetha memberi aba-aba.
“Di sini aja, Ji."
Aji mengeluarkan payung dari bawah jok mobilnya. Membukakan pintu mobil untuk Arnetha dan memayunginya. Aji mengantar Arnetha hingga depan pintu rumah Arnetha.
“Aku boleh datang lagi, lain kali?” tanya Aji.
“Sebaiknya tidak usah, Ji. Aku sudah bersuami saat ini,” ucap Arnetha parau.
“Biarlah rasa ini tetap ada dan tersimpan di sudut hatiku yang terdalam, Ji,” tambah Arnetha lagi.
Terkadang kenyataan memang tak seindah keinginan. Air mata terus mengalir di pipi Arnetha, isak tangisnya semakin kencang terdengar, dadanya kembang kempis seperti menahan sesak yang teramat sangat di dadanya. Hanya Arnetha yang tahu, apa yang ada di dalam hatinya saat itu. Sambil menatap mobil Aji yang pergi meninggalkannya sampai hilang dari pandangan matanya.
Arnetha masuk ke kamar. Membaringkan tubuhnya perlahan. Baru saja Arnetha hendak memejamkan matanya, handphonenya berdering.
“Maaf, bisa bicara dengan Ibu Arnetha?” tanya seorang wanita di ujung telpon.
“Iya, saya sendiri,” jawab Arnetha.
“Ibu Arnetha, maaf mengganggu, kami ingin mengabarkan kalau suami Ibu Arnetha mengalami kecelakaan, akibat perampokan dan sekarang Bapak Ardy berada di Rumah Sakit Sumber Laras,” suara wanita itu menjelaskan.
Arnetha yang terkejut langsung bangun dari ranjangnya. Menyambar tas nya di meja dan pergi menuju rumah sakit.
***
Kaki Arnetha melangkah cepat tak berirama. Dadanya berdegup kencang, keringat dan air mata mengucur deras bersamaan. Nafasnya naik turun tak teratur. Bayangan-bayangan buruk terus bermunculan dalam benaknya.
“Saya istrinya Bapak Ardy yang korban perampokan, suster,” ucap Arnetha pada salah satu suster jaga.
Suster itu dengan sigap mengantar Arnetha ke ruang IGD. Arnetha melihat kondisi Ardy yang lemah tak berdaya. Setengah sadar Ardy melambaikan tangannya ke arah Arnetha. Arnetha pun menghampiri Ardy dengan langkah-langkah kecil.
“Tha, aku minta maaf,” suara Ardy parau. Arnetha hanya bisa terdiam dan menatapnya dalam. Tak berani berkata apa-apa. “Ternyata Nindy selama ini hanya memperalat aku, Tha,” Ardy berusaha bangun untuk meraih tanganku, dia mengerang kesakitan. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 5
“Jangan bangun dulu, Dy, kamu masih lemah,” ucap Arnetha mencegah Ardy sambil menahan bahu Ardy.
Ardy menggamit tangan Arnetha, menggenggamnya erat.
“Aku minta maaf, Tha. Apa masih ada kesempatan untukku belajar menjadi suami yang baik untukmu, Tha?” ucap Ardy dengan matanya yang basah.
Arnetha berusaha melepaskan tangan Ardy.
“Kamu jangan mikirin macam-macam dulu, Dy,” jawab Arnetha singkat.
Arnetha tidak pernah menduga sebelumnya, semua akan berbalik seperti ini. Sekeping hatinya yang lemah harus memilih di antara keduanya.
***
“Terus kondisi Ardy sekarang gimana, Tha?” tanya Mita di ujung telpon.
“Ardy sudah di rumah, Mit. Kejadian itu menyisakan trauma yang teramat dalam buat Ardy,” jawab Arnetha.
“Itu pelajaran buat dia, Tha. Eh, katanya Aji, tempo hari ngungkapin perasaannya sama kamu, Tha?” tanya Mita lagi.
“Di hari yang sama, Ardy juga, Mit."
“Hah, yang bener, Tha?” Suara Mita terdengar lebih kencang di telinga Arnetha.
Selesai berbincang-bincang, Arnetha mematikan telponnya.
“Tha, aku lapar!” suara Ardy mengejutkan Arnetha.
Ada yang tak biasa, Ardy yang dulu suka membentak, pemarah dan dingin pada Arnetha kini berubah.
“Eh…, eh…, maaf, Dy, tadi Mita telpon lama, jadi aku belum selesai masak, maaf, Dy” Arnetha gugup.
Membayangkan Ardy akan marah dan membentak Arnetha seperti biasanya.
“Oh, ya sudah, nggak usah masak, Tha. Kita makan di luar aja yuk!” ajak Ardy.
Ajakan Ardy membuat Arnetha terkejut dan diam sesaat. Matanya menatap Ardy seolah tak percaya.
***
Malam itu pertama kalinya Ardy mengajak Arnetha pergi berdua. Ardy menghentikan mobilnya disebuah restoran. Ardy memesan meja spesial yang terletak di dalam restoran di samping kolam renang. Dengan candle light dinner di tengah meja membuat suasana semakin romantis.
Arnetha yang duduk berhadapan dengan Ardy, menatap heran suaminya malam itu. Ardy tersenyum simpul sambil menatap Arnetha dalam.
“Kenapa aku baru sadar malam ini, kalau ternyata istriku teramat cantik,” ucap Ardy memuji.
Arnetha tertunduk dengan senyum manis yang tersungging di bibirnya. Malam itu Ardy membuktikan apa yang dikatakannya sewaktu di rumah sakit. Satu persatu dia wujudkan untuk mendapatkan hati Arnetha.
***
“Kamu duluan ke mobil ya, Tha, aku ke toilet dulu sebentar,” ucap Ardy.
Arnetha mengangguk.
“Hei, Arnetha!” sapa Aji.
“Hai, Ji,” jawab Arnetha.
“Kamu sama siapa? Kebetulan nih, makan bareng yuk!” ajak Aji.
“Maaf, Ji, aku sudah makan,” jawab Arnetha. “Hai, siapa ini, Tha?” tanya Ardy mengejutkan Arnetha. “Eh…, ehm…, kenalkan, Dy, ini Aji teman kuliahku,” ucap Arnetha. Aji dan Ardy berdiri berhadapan dan bersalaman. Mereka saling menatap penuh arti. | Cerpen Cinta Di Satu Hati Ternyata Terdapat Dua Cinta Part 5
~ Bersambung ~