Gayatri, sang gadis putih itu menunjukkan perkembangan menggembirakan. Hari ini ventilatornya sudah bisa dilepas. | Cerpen Cinta Aku Punya Rahasia Aku Jatuh Cinta 3
Dia sudah bisa bernafas spontan tanpa bantuan alat itu.
Jari-jari tangannya mulai bergerak lemah, walau belum bisa mengangkat tangan. Suaranya hingga kini belum terdengar jelas, hanya seperti gumaman, mungkin karena ETT yang sempat menerobos melalui plica vocalisnya. Akan tetapi melalui matanya dia seakan bisa berbicara. Kadang tampak sedih....kadang seperti memandang kosong dikejauhan.
Kadang dia menatapku lama saat aku memonitor keadaannya. Melalui kornea matanya yang jernih, dapat kulihat pupil matanya yang kadang membesar kadang menyempit. Seolah-olah berkata-kata dalam kesunyian. Tapi belum bisa kuterjemahkan.
Wahai gadis putihku, ceritakan laramu. Agar ringan bebanmu, dan tak membuatmu ingin kembali ke dunia orang-orang yang hilang dalam keputus-asaan.
Anehnya, lelakimu tak kunjung datang menjengukmu seperti hari-hari kemarin. Harusnya dia yang paling berbahagia atas kelahiranmu kembali. Tapi anomali ini adalah berkah bagiku. Kau bisa kumiliki utuh walau hanya dalam anganku.
"Masih pusing?"
Kau menggeleng lemah.
" Masih terasa mual?"
Kau menggeleng lagi.
"Coba diangkat tangannya mbak"
Kau hanya merespon dengan mengangkat jemarimu, tak kuasa mengangkat beban yang lebih berat.
"Maukah kau menerima cintaku?"
Kau hanya diam. Tak ada jawaban. Tentu saja, karena kau tak mendengar perkataanku barusan, karena hanya kusuarakan dalam hati. Tak mungkin kusuarakan dengan gamblang di depan prof. Herpan yang mengawasiku mengobservasimu pagi ini.
"GCS nya mulai membaik prof. 426. Respon verbalnya masih suara yang tidak terlalu jelas"
"Respon verbalnya kenapa seperti itu?"
"Mungkin karena ETT yang sempat melalui plica vocalisnya prof," jawabku tidak terlalu yakin.
"Jadi bukan karena status neurologynya ya... Hmm...coba baca-baca lagi bagaimana cara interpretasi GCS yang betul"
Suara prof Herpan yang lembut langsung menekan rasa percaya diriku hingga ke dasar palung. Angka empat sudah terbayang akan menghiasi nilai ujian praktek hari ini. Kenapa juga pertanyaan yang mudah yang tidak bisa kujawab. Kenapa bukan patofisiologi SDH yang sudah kuhafal sampai titik komanya. Kenapa bukan tatalaksana SDH juga yang ditanyakan. Kenapa?
Prof Herpan berbalik badan dan meneruskan visite hari ini dengan diikuti para perawat dan residen bedah. Mereka mengiringinya bagai dayang-dayang yang setia. Meninggalkan diriku yang mematung merutuki diri sendiri di sebelah tempat tidur Gayatri.
Kelirik gadis putihku itu. Dia melirikku. Tampak senyum samar di bibirnya. Kemudian bibirnya bergerak perlahan. Seolah-olah berkata "Semangat ya", walau tanpa suara.
Aku tersenyum kecut. Antara bahagia dan tidak. Jika aku tidak lulus stase ini dan harus mengulang lagi, maka akan memperlama waktuku mendampingi gadis putihku. Tapi dilain pihak, semakin lama juga aku lulusnya. Hhhh...koas...deritanya tiada akhir. | Cerpen Cinta Aku Punya Rahasia Aku Jatuh Cinta 3
- Bersambung -