Aku Dan Calon Bayiku Lagi Ngidam

KAPOK, Lu ...!Aku selalu tertawa geli setiap mendengar kisah-kisah aneh seputar wanita yang sedang ngidam. Bagiku, perbuatan konyol itu sekadar usaha wanita hamil untuk menarik perhatian orang lain, khususnya sang suami. Dan pada kelanjutannya dia berharap dengan mengatasnamakansi jabang bayi yang sedang dikandungnya, apa pun yang dia minta pasti dikabulkan. | Cerpen Lucu Aku Dan Calon Bayiku Lagi Ngidam 

Reaksiku tetap sama ketika sekali waktu Tante Silvie berkisah, "Dulu ... waktu ngidam si Vivi, Tante pengen sekali mencium kepala gundul si Andi yang berumur satu tahun, anak tetangga kami yang berasal dari Medan. Soalnya, gundulnya menarik bener.

Mulus ...!""Ah, yang bener saja," kataku dalam hati. Tapi karena yang bercerita itu Tanteku sendiri, basa-basi kutimpali juga ceritanya."Kesampaian nggak ngidamnya, Tante?""Ya, Tante gendong si Andi. Tanpa sepengetahuan ibunya, lalu Tante ciumi gundulnya. Wahh, puas rasanya," jawab Tante

Silvie.Kemudian ia meneruskan, "Eh, bener kan, ketika lahir si Vivi enggak ileran."Lalu lanjutnya, "Yang pengen rujal buah justru Oom!" Maksudnya suami Tante Silvie.Lain lagi cerita Dea, temanku. Yang saat hamil maunya ngunyah hamburger Yogya. Ya, hamburger-nya harus dibeli dari Yogyakarta, tak boleh di Jakarta atau daerah mana pun. Padahal Dea tinggal di Jakarta ...Untunglah, adiknya yang di Yogyakarta menelepon dan hendak pulang ke Jakarta. Alhasil, sukseslah ia memenuhi 'keinginan' si Jabang Bayi.Meskipun begitu aku tetap tak percaya!Buktinya Mamaku yang ber-KB alias keluarga besar (aku bungsu dari enam bersaudara) mengatakan, kalau ngidam paling cuma mual-mual saja.

Tidak disertai dengan keinginan yang aneh-aneh. Makanya hingga menikah pun aku tetap tak percaya pada dongeng-dongen aneh itu. Kupikir hanya bualan yang menyertai masa-masa kehamilan.Sekitar setahun setelah menikah, saat aku mual-mual di masa kehamilan pertama, aku mulai meragukan kebenaran dugaanku tadi ...Suatu ketika aku melihat Puteri, anak terangga yang melintas sambil menikmati sepotong singkong goreng.

Mendadak saja ada keinginan sangat kuat dan tak tertahankan. Aku ingin mencicipinya!Aku hentikan ia saat balik, dan kutanyai dari mana ia membelinya. Ketika tahu ia membeli dari penjual gorengan keliling, segera kukejar ke arah yang ditunjuk. Eh, ternyata keburu pergi. Sial, padahal aku ingin sekali. Apa kurebut saja singkong goreng dari tangan si Puteri ...?Untunglah aku tak harus berbuat nekat. Sebab ternyata semua kelakuanku sebagai ibu muda dengan kehamilan pertama tak lepas dari perhatian Ibu si Puteri. Rumah kami memang hanya berjarak dua rumah saja di perumahan ini. Segera ia mencuil potongan singkong dari tangan anaknya dan dengan santun menawarkankepadaku, andai aku tidak berubah pikiran.

Tentu saja dengan cepat kuterima tawaran ibu siPuteri yang berasal dari sebuah kampung di daerah pinggiran Yogyakarta itu. Tak lupa untuk menyampaikan rasa terima kasih.Secuil singkong goreng kumakan segera sesampai di rumah. Nikmat dan lega sekali ...Beberapa hari berselang, aku melihat si Umar. Anak tetangga blok belakang. Bocah sekitar berusia tiga tahun itu asik sedang mengunyah rempeyek kacang! Aduhh, alamak ... alangkah sedapnya!Padahal di rumah aku punya sekaleng rempeyek udang, tapi yang kuinginkan adalah rempeyek kacang itu."Mar, Kakak minta dikit dong rempeyeknya ..." rayuku tak malu-malu sudah."Enggak, ahh," sahutnya cuek. Kurayu lagi mengiming-iminginya dengan makanan lain yang 'lebih berbobot' dengan harapan ia mau menukarnya.

Dia bergeming, tidak mau berbagi sedikitpun. Huhh ...! Aku tak bisa menahan diri lagi. Kutangkap tangannya dan kucuil sedikit rempeyeknya, dan segera kumakan.Keruan si Umar menangis. Teriak sampai ibunya datang karena khawatir ada sesuatu yang telah menimpa anaknya ketika sedang bermain. Maka,dengan malu-malu kuceritakan persoalannya, dan mereka senyum-senyum mendengar pengakuanku.Sore hari sehabis mandi, kulihat di atas meja adakaleng biskuit. Setelah kubuka ternyata berisi penuh rempeyek kacang, masih hangat lagi.

Pembantu di rumah bilang, "Yang ngasih Ibu Umar, tetangga belakang rumah."Ah, betapa baiknya Ibu si Umar. Tapi persoalannya, aku sudah tak ingin makan rempeyek kacang lagi. Hasratku sudah tunai siang tadi.Tahun 2014 waktu hamil anak kedua, lain lagi ceritanya. Kebetulan saat itu aku ikut suami untuk bertugas dan tinggal di Sidney, Australia. Ngidamnya kok ya pengen kacang undis (kedele hitam) yang banyak terdapat di Bali, Indonesia. Untunglah ada teman dari Bali yang balik ke Sidney karena masa libur semesternya telah habis.

Hingga ibu mertuaku di Jakarta bisa menitipkan idamanku itu lewat jasa titipan paket domestik. Dengan harapan bisa disampaikan untukku sebagai oleh-oleh, sekalian saat ia balik ke Sidney.Tapi saat menjemputnya di bandara, betawa kecewanya hati. Karena bungkusan kacang undisitu harus disita oleh petugas imigrasi, dengan alasan tidak ada lisensi dan tidak dibuat oleh pabrik yang diketahui oleh pemerintah. Dianggapsebagai makanan atau barang ilegal. | Cerpen Lucu Aku Dan Calon Bayiku Lagi Ngidam 

Aku nangis,hatiku serasa terbang ...Di lain hari, saat kehamilanku mencapai usia 5 bulan, aku ingin telur bebek matang yang tawar! Aku berjibaku, keliling Sidney untuk mencarinya. Ke Mourobra, Randwick, Kingsford, Eastgarden, China Town, Sternlight dan tempat lainnya. Tapi ketemunya cuma telur bebek asin!Marylin, temanku dari Singapura malah mengasih saran istimewa. Mungkin saking kasihannya barangkali."Wis, kenapa kamu tidak coba mencarinya di taman? Kan di sana banyak bebek.""Ah, yang bener saja," pikirku.

Tapi karena saking kepenginnya telur bebek tawar, maka diantarlah aku oleh Marylin pergi ke Centenial Park, taman luas yang kolam alaminya dihuni banyak bebek.Kami berkeliling mencari di rerumputan dan pojok-pojok taman, tapi hasilnya nihil. Kemudian menunggu tak jauh dari bebek-bebek itu, dengan harapan ada bebek yang bertelur. Eh, nyaris seharian kami tunggui, tak seekor pun bebek yang bertelur.

Kami jadi berpikir, mungkinkah bebek-bebek itu telah disuntik mandul? Entahlah.Kami pulang dengan tangan hampa, sementara air liurku masih terus 'ngeces.'Saat-saat seperti itu aku jadi teringat Tante Silvie. Andai saja ia tahu bahwa aku, yang dulu diam-diam menertawakan kisah ngidamnya, kini mengalami sendiri aneka keinginan yang tak maduk akal.Mungkin ia akan bilang, "Kapookk, rasain Lu ...!"