Diantara Dimas Seto Dengan Kanjeng Dimas

"Paket."

Terdengar seseorang berseru dari luar rumah. Aku bangkit, membuka pintu. Lalu, nampak kurir ekspedisi pengiriman berdiri di depanku. | Cerpen Lucu Diantara Dimas Seto Dengan Kanjeng Dimas

"Pak Fitrah Ilhami?"

Aku mengangguk.

"Tolong tanda tangan di sini," kurir itu menyodorkan sebuah resi dan bolpoin.

Setelah tanda tangan, ia menyerahkan paketan. Atas namaku.

Agak bingung juga, perasaan aku tidak pesan apapun. Kutimang-timang paketan itu. Kayaknya baju, deh.

Oh, mungkin ini paket punya istri. Soalnya beberapa hari lalu dia minta diantar ke atm buat transfer.

"Neng, ini ada paket buat sampeyan." Aku menyodorkan bungkusan itu setelah kembali masuk ke dalam rumah.

Dia tersenyum, "Tolong bukain, Bang."

"Pakai apa bukanya?"

"Digigit."

Ya udah, aku nurut. Buka paket dengan menggigitnya. Tapi karena bungkusan itu diplester tebal, gigiku jadi sakit.

"Ya ampun digigit beneran," istriku heran. "Mikir lah, Bang. Kan bisa pake pisau."

"Neng gak ngomong dari tadi. Ini udah terlanjur gigit. Berarti pake pisau ini? Aku lanjutin gigitnya aja ya?"

Dia menepuk dahi, "Kumaha sia lah, Bang."

Akhirnya bungkusan itu terbuka. Setelah lihat ternyata isinya baju koko buat cowok. Karena kalau buat cewek namanya baju kiki.

"Loh, kok baju cowok, Neng?" tanyaku heran. "Aku pikir isinya gamis buat Neng."

"Emang sengaja. Supres buat Abang." Istri tersenyum.

"Suprise."

Dia melambaikan tangan, "Gak penting. Pokoknya kejutan gitu, deh."

Aku menatap istri lekat. Ah, berarti kemarin dia minta anter ke atm buat beliin aku baju.

"Makasih ya, Neng," ucapku lemah. Mata hampir berkaca-kaca.

Dia mengangguk. "Semoga suka ya, Bang."

Aih, tiba-tiba suasana romantis menyelimuti ruang tamu. Dan makin romantis karena diiringi lagu cinta berjudul, 'Abang Tukang Bakso' lewat hape mainan anakku.

"Eh, ngomong-ngomong Neng ngasih baju ini dalam rangka apa?"

Istri jawab, "Dalam rangka memperingati hari ulang tahun Abang."

Keningku berkerut, "Lah, ulang tahunku kan Juni nanti. Kok dikasihnya sekarang?"

"Oh, ya udah kalau gitu ganti. Dalam rangka memperingati Isro' Mi'roj," ucapnya polos.

Aku melihat jidat istri baik-baik. Mengamati barangkali ada bekas luka di dahinya. Jangan-jangan kepalanya habis kejendor pintu kemarin.

Tak ada. Tak ada bekas luka. Berarti dia masih sehat jasmani rohani. Ah, biarin dah, aku dikasih baju ini dalam rangka apa, gak penting. Yang penting sekarang punya tambahan baju baru.

"Pakai gih, Bang," ujar istri.

Aku mengangguk. Mencoba baju baru.

Lumayan. Kainnya enak dipakai. Tapi gak tau enak dikunyah apa ndak? Aku belum coba soalnya. Belum lapar.

"Gimana, Neng?" aku mematut diri dengan pakaian baru di hadapan istri.

Matanya menjelajahi tubuhku dari ujung jempol cantengan sampai ujung rambut yang udah ubanan.

"Kok beda, ya?" tutur istri dengan nada bingung.

Aku ikutan bingung. "Beda gimana?"

"Kemarin aku lihat di Instagram, Dimas Seto keren banget foto pakai baju itu, Bang."

"Dimas Seto suaminya Dini Aminarti? " | Cerpen Lucu Diantara Dimas Seto Dengan Kanjeng Dimas

Istri mengangguk, "Makanya aku beliin baju ini buat Abang biar mirip kayak Dimas Seto. Tapi kok... Ya udahlah. Terkadang realita itu tak semanis impian, kan ya?"

Neng, maafkan aku. Maaf, karena tak bisa memenuhi harapanmu. Bela-belain pesan baju, maksud hati ingin lihat suami seganteng Dimas Seto, tapi kenyataannya malah mirip Kanjeng Dimas.