Setelah waktu makan sore berakhir, seluruh anak santri langsung bergegas untuk bersiap-siap ke mesjid.
Sebagai kismu ta'lim tugasku adalah mengabsen, dan memeriksa kalau-kalau ada anak yang tidak berjamaah.
Dengan membawa sebatang stik drum, aku mengelilingi beberapa kamar, itupun di bagi lagi dengan beberapa kawan satu bagian di organisas.
Ada yng ke lantai dua dan ada yng ke lantai tiga, tergantung tugasnya msing-masing.
Tibalah aku di sebuah kamar bertuliskan Arraihan's Room
Setelah mengetuk pintu dan mengucapkan salam, aku bergegas masuk.
"Man fiddahil?" (Siapa di dalam)
Namun sepi tak ada jawaban
Mataku berkeliling menatap tiap sudut kamar dan lemari.
Hingga tertumbuk pada satu sosok yang tengah meringkuk di pojokan
"Man anti? Limadza la tusholi?" (Kamu siapa, kenapa enggak sholat?)
"Afwan ukhti, kuntu maridotan." Wajahnya Terlihat pucat. (Maaf kakak, aku sakit)
Namun aku tak begitu saja percaya, karena sudah jadi akal bulus santri pura-pura sakit agar tidak berjamaah.
"Alah, kadzibah anti, ayyu maridotin?" Mataku melotot, kontan santriwati kelas 7 itu makin mengkeret. (Bohong kamu! Sakit apa?) | Cerpen Lucu Kisah Tragedi Dari Pembalut Wanita
"Mabtun, ukhti." Jawabnya pelan (sakit perut)
"Sarobti dawa?" (Sudah minum obat)
Anak itu menggeleng.
"Ana hailah, ukhti!" Jawabnya malu-malu
"Ukhti, jangan bilng-bilang ya, aku malu."
Aku mengangguk, rupanya dia baru pertama kali dapet tàmu bulanan.
Santriwati bertubuh bongsor itu salah satu santri yang berasal dari konsulat DKI Jakarta.
"Ukhti, boleh minta pembalut, aku udah tembus." Tanyanya polos, aku mesem, maklum itu anak gede badan doang, umurnya masih seupil.
Kusodorkan pembalut bersayap tapi tak bisa terbang padanya.
Zaara pun berlari ke kamar mandi, sekitar 10 menit kemudian, aku mendengar teriakan kencang dari kamar mandi
"Ukhti unsurni!" (Kakak tolong)
Segera aku dn dua rekanku berlari ke arah kamar mandi.
"Zaara, buka." Teriakku menggedor pintu
Namun hanya tangisan yang terdengar dari dalam.
Kami pun menjadi cemas, hingga akhirnya kami berhasil membuka pintu nampaklah Zaara menangis sesegukan, Wajahnya pucat pasi.
"Kenapa?" Tanyaku penasaran
"Itu." Zaara menunjuk selangkangannya
Ya salam, ternyata dia memasang pembalut terbalik!
- Home
- CERPEN KEHIDUPAN
- CERPEN LUCU
- Kisah Tragedi Dari Pembalut Wanita