"Aww... sakit tau!" Bentakku pada hantu anak laki-laki yang jailnya minta ampun. Dia adalah penghuni ruang tamu ini. | Cerpen Misteri Kisah Indigo Episode 1 "Teman Yang Hilang"
Dia memang super duper jail. Biasanya aku hanya diam bila ia menggangguku. Tapi kali ini tidak bisa. Dia telah merebut remot tv saat aku lagi asyik-asyiknya nonton drama korea kesukaanku. Dan alhasil. Dia mencakarku.
"Nisa! Kamu kenapa?" Tanya mama yang datang dengan wajah panik. Dan kepanikannya bertambah saat melihat darahku sudah menetes hingga mengotori sofa.
"Gak kenapa-napa ma."
"Apanya yang gak kenapa-napa! Lihat ini. Ya ampun... lukanya kok dalem banget sih. Kamu sebenarnya di cakar apa?"
"Aku di cakar haaa..." aku tidak mungkin bilang hantu yang nyakar aku. Pasti mama bilang aku halusinasi lagi. Mamaku adalah wanita karier yang gak percaya sama hal-hal gaib. Untung mama masih tercaya ada Nya Tuhan.
"Jawab nisa!" Bentak mama
"Tangan aku tadi gatel ma. Karna kuku aku pendek, jadi aku garuknya pakai garpu. Eh... aku hampir tepeleset. Jadi gak sengaja garpunya kena tangan aku." Aku terpaksa bohong.
"Ya udah. Mama ambil kotak P3K dulu ya di kamar mama." Ucap mama dan segera pergi. Untung mama gak nanya garpunya mana.
Hari ini seperti biasa aku sampai ke sekolah lebih awal. Itu semua aku lakukan untuk menghindari tatapan aneh dari semua siswa di sekolah ini. Padahal aku sudah kelas XII. Tapi tidak ada satupun siswa yang mau berteman denganku.
Reno. Dialah satu-satunya temanku. Aku gak habis fikir, kenapa cowok tercool dan terganteng di sekolah kayak Reno mau berteman denganku. Tapi sejak kemarin Reno gak masuk sekolah. Bilang orangtuanya sih dia gak pulang kerumah juga dari kemarin. Dan hal itulah yang membuatku terus gelisah memikirkannya.
"Eh... ada cewek aneh lagi ngelamun." Suara sarah membuatku tersentak. Sarah adalah teman sekelas yang selalu membullyku. Pertama dia hanya menatap aneh karna selalu melihatku marah-marah dan bicara sendiri. Kalian tahulah kenapa aku gitu. Itu semua karna hantu-hantu jail yang suka menggangguku. Tapi dia jadi suka bully aku saat Reno mendekatiku. Mungkin dia menyukai Reno.
"Eh! loe jawab yang jujur ya! Kemana Reno?! Gue yakin loe yang culik diakan?! Loekan cewek aneh dan misterius. Lagian gue heran. Kenapa sih Reno mau dekat-dekat sama cewek aneh kayak loe? Memang sih loe cantik. Tapi loekan aneh. Apa dia gak takut gitu sama loe." Ocehnya.
"Loe aja yang cewek gak takut sama gue. Kenapa dia yang cowok harus takut." Jawabku membela diri.
"Ohhh... loe udah berani jawab ya! Gak usah sok kecantikan deh!" Sarah marah. Dan kemudian mendorongku hingga aku terjatuh. Aku hanya diam. Hingga dia meninggalkan aku sendiri dengan wajah memerah karna emosi.
Siang ini. Aku duduk di tempat favorit aku. Yaitu di belakang perpustakaan. Mungkin bagi orang biasa, tempat ini hanyalah tanah kosong yang di tumbuhi rumput liar dengan tembok tinggi menjulang yang mengelilingi tempat ini. Tapi bagi orang indigo kayak aku. Tempat ini adalah taman bunga yang indah. Mungkin taman bunga ini adalah alam gaib. Dan mungkin juga itulah sebabnya kenapa gak ada satupun tanaman yang hidup disini. Dan akhirnya tempat ini terbengkalai begitu aja.
"Kamu hobi banget sih ngelamun?" Suara Reno menyentakkan aku.
"Aku gak ngelamun." Jawabku. Dan memang benar aku gak ngelamun. Aku juga gak tahu sejak kapan Reno duduk di sampingku.
"Kamu udah balik? Kamu dari mana aja sih? Kenapa gak pulang kerumah? Terus kenapa sekarang kamu gak masuk kelas?" Tanyaku
Dia hanya tersenyum tanpa sedikitpun berniat menjawab pertanyaanku.
"Kamu sendiri kenapa disini? Gak masuk kelas?" Dia malah bertanya balik. Dan sungguh itu membuatku kesal.
Hening.
Aku merajuk tapi dia tidak membujukku. Dan itulah yang menciptakan suasana hening.
"Tempat ini indah ya." Ucap Reno lirih. Aku terkejut mendengarnya. Indah? Berarti dia bisa lihat taman bunga ini?
"Ren. Loe bisa lihat taman bunga ini?" Tanyaku penasaran.
"Kita bolos yuk. Gue mau jalan-jalan sama loe." Bukannya menjawab pertanyaanku. Dia malah ngajak aku bolos.
"Mau kemana?" "Kemana aja. Gue mau ngabisin sisa waktu gue sama orang yang gue sayang." "Sayang?" Tanyaku kaget. | Cerpen Misteri Kisah Indigo Episode 1 "Teman Yang Hilang"
"Ya. Gue sayang sama loe nis. Tapi sayangnya gue gak berani ngungkapin itu." Ucap nya lirih. Ada nada penyesalan di setiap kalimat itu.
Seharian aku menghabiskan waktu dengan Reno. Hari ini adalah hari yang paling indah dalam hidupku. Tak perduli dengan tatapan aneh para manusia ataupun makhluk mengerikan yang sedari tadi menatap kami. Yang jelas, aku merasa nyaman dan hangat di dekat Reno. Walaupun aku menyadari tubuh Reno dingin. Sedingin es.
"Ren. Makasih ya buat hari ini." Ucapku saat kami menyusuri jalan menuju rumahku. Biasanya Reno tidak akan pergi kemanapun tanpa mogenya. Tapi entah kenapa satu harian ini dia tidak membawa mogenya. Tapi aku senang. Karna itu berarti lebih banyak waktu Reno yang terhabiskan untuk menintin tanganku.
"Gue juga berterima kasih karna loe udah mau menghabiskan waktu untuk gue."
Aku tersenyum. Dia tersenyum. Kami saling tersenyum dengan kaki yang terus Menyelusuri malam. Dengan di temani cahaya bulan sabit. Dan juga dengan canda tawa. Hingga gak terasa udah sampai depan rumah aku.
"Masuk gih." Ucap Reno
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum lebar. Segera aku berbalik untuk membuka pintu pagarku.
"Eh"
Aku terkejut saat tiba-tiba tangan kokoh Reno menarikku kedalam pelukannya.
"Gue cinta sama loe Nis." Ucapnya lirih
Jantungku berdebar mendengar ucapan itu. Benarkah ini? Ini gak mimpikan?
"Gue gak rela pergi dari loe Nis" ucapnya lagi. Kali ini ada nada bergetar di setiap ucapan itu. Reno menangis.
Dia semakin mempererat pelukannya. Dan aku-pun semakin membenamkan wajahku kedekapannya. Hingga aku menyadari. Tidak ada suara detak jantung di dada Reno.
Aku tidak pernah melihat Reno lagi setelah kebersamaan kami waktu itu. Dua hari ini aku terus mencari. Mencari. Mencari lagi. Hingga aku bolos sekolah. Tapi tetap saja jejak Reno tidak terdeteksi.
Hari ini aku memilih untuk masuk kelas. Aku tidak mau nanti kepala sekolah menelpon mama dan melaporkan aku sering bolos.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Selamat pagi pak!" Jawab kami serentak. Aku terkejut saat melihat ke depan. Ternyata yang masuk adalah kepala sekolah. Hatiku yang semula resah. Menjadi bertambah resah. Aku takut bapak kepala sekolah akan menegurku.
"Ada berita duka dari teman kalian. Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Semalam, tepatnya jam 09:00 malam. Teman sekelas kalian yang bernama Reno prawijaya telah di temukan. Jasadnya telah membusuk. Di perkirakan dia meninggal tiga hari yang lalu. Dan penyebab kematiannya adalah pembegalan. Dan yang lebih menyedihkan lagi. Jasad Reno di buang ke jurang oleh para pembegal tersebut."
Deg. Jantungku seperti terasa berhenti berdetak. Jadi waktu itu siapa yang mengajakku jalan? Siapa yang tertawa denganku? Siapa yang memelukku? Dan siapa dia? Pertanyaan itu menyeruak masuk di fikiranku.
Sakit.
Ya. Hatiku sakit mendengar kabar duka ini. Ada perasaan tidak rela mendengarnya pergi. Apakah ini semua benar?
Mataku semakin kabur akibat air mata yang terus menerus keluar. Aku terisak. Meremas kuat jantungku yang terasa sakit. Tak perduli dengan tatapan seisi kelas. Yang aku mau. Hanya menumpahkan rasa sakit ini lewat tangisan.
Tangisan?
Ya.
Tangisan atas kepergian Reno.
CATATAN:
Kenapa harus ada pertemuan kalau ada perpisahan?
Dan kenapa harus tercipta bahagia kalau sakit juga terciptakan?
Loe udah terlalu baik sama gue Ren. Loe satu-satunya orang yang ngerti gue selama ini.
Gue masih ingat awal pertemuan kita. Waktu itu loe gak sengaja nabrak gue pas gue lagi bawa buku-buku untuk di kembalikan ke perpustakaan. Saat itulah untuk pertama kalinya loe ngomong sama gue. Dan karna kejadian itu, loe jadi teman gue.
Loe jahat Ren.
Loe jahat karna udah mendam rasa cinta itu. Hingga selama ini gue berfikir cinta gue bertepuk sebelah tangan.
Loe jahat karna udah mendam rasa cinta itu. Hingga selama ini gue berfikir cinta gue bertepuk sebelah tangan.
Dan yang lebih jahatnya lagi. Loe ngungkapin cinta itu disaat loe akan pergi. Itu sama aja kayak loe buat hati gue melambung tinggi ke udara. | Cerpen Misteri Kisah Indigo Episode 1 "Teman Yang Hilang"
Terus loe hempasin ke bawah sampai hati gue hancur.