Bukankah kita harus bercermin terhadap diri sendiri kala menemukan seseorang yang telah menghilang lama namun tidak kembali dengan rasa yang pernah ada. Apalagi kau pernah menjatuhkan hatinya tanpa belas kasihan, dulu. | Cerpen Motivasi Aku Harus Move On Demi Masa Depanku
D. Ralysa: Aku mohon, A, meski kamu udah gak ada rasa sama aku tetep temuin aku ke sini, ya. Aku bakal bertahan sampai Januari.
D. Ralysa: Aku pengen liat rupa nyata kamu, A. Seenggaknya sekali aja.
Pasangan sempurna adalah sebuah tim namun kita selalu masing-masing. Aku marah dan kamu pergi lalu kembali sesuka hati. Aku menyerah.
Akhir Desember pun habis dan pesanku melalui akun fesbuk ke Paris Agan tak pernah dibalas lagi. Hampa, tak dapat lagi kuraba rasanya.
Aku benci air mata ini Ris. Bukankah Januari seharusnya menjadi musim semi untuk pertemuan yang kaujanjikan padaku? Setelah satu tahun kita merenda cinta bersama hanya duka yang kuterima pada akhirnya.
Januari tanpamu kulalui dengan demam Paris. Namun, memang apa pedulimu jika keberadaanku saja sudah kau anggap tiada? Ya, di depan para gadis lain yang memujamu.
Mungkin perpisahan ini bagimu adalah ego. Akan tetapi, bagiku ini tentang harga diri.
Aku dilukai. Nyeri yang tak bisa diterima dan membuatku murka padamu, keadaaan, bahkan ke orang-orang di balik akun dengan lingkar pertemanan fesbuk sama.
Cinta kita memang berawal di jagat maya, ranah semu bermimpi nyata. Antara Subang-Lampung. Namun, apa salahku menuntut agar kau tetap memenuhi janji? Meski cintamu memudar tanpa kutahu sebabnya. Aku hanya ingin melihatmu namun ternyata percuma berbicara dengan batu.
Entah bagaimana rasaku ketika Januari hampir berlalu di pergantian tahun ini. Andai kau tahu Ris, seorang bapak yang pernah kau sebut sebagai calon ayah mertua menanyakan, "Kapan kedatangan pria Lampung itu, katanya bulan ini?" Aku hanya tersenyum.
Apakah kenyataan juga menamparmu keras-keras seperti yang kurasa, dulu?
Begitu senang dulu tanggapanmu kala kukabarkan telah menceritakanmu ke orangtua, beberapa bulan sebelum tahun 2018 ini.
Tulisan terakhirmu yang kubaca menguatkan tekat untuk menganggapmu sosok fiksi, tak nyata dan seorang pria pengecut yang tidak layak untuk dirindukan.
Ya, hubungan yang selalu difiksikan akan dibawa kemana selain ke dunia khayal? Sekarang kuhargai dan maklum jika memang kau belum berani menjadi nyata untuk cinta di maya. Namun, bukan aku orangnya yang pantas kau permainkan. Aku punya nama baik dan masih memiliki kehormatan.
Keputusan terakhirku adalah memblokir akun fesbukmu. Satu-satunya media komunikasi kita. Saat itu hati belum cukup lapang dan jiwaku tak sebesar sekarang. Ironis, selama ini aku baru menyadari terlalu mencintaimu secara tidak wajar. Apakah tidak konyol berbulan-bulan aku hanya mendengar suara pria yang kucinta hanya dua kali itu pun kurang dari lima menit.
Mocca: Cinta kalian sungguh hebat dan kuat meski di ranah maya tapi hati kalian nyata. Aku bahkan gak pernah tau ada kasus sedahsyat ini di dunia nyata.
Mocca, wanita cantik nan anggun yang menemaniku setelah putus denganmu Paris. Kenapa aku bisa begitu dekat dengan cepat padanya? Karena dia menebakku dan kamu dengan mudah. Sampai bisa mengetahui bagaimana tipe pacaran kita. Mocca, teman fesbuk yang bisa melepas frustasi kehilanganmu. Tidak ada rahasia karena kami sama-sama wanita. Ah, betapa aku beruntung memiliki Mocca. Juga beberapa teman lain yang tidak menghendaki aku sakit lagi karenamu. | Cerpen Motivasi Aku Harus Move On Demi Masa Depanku
Maka aku berniat harus bahagia untuk mereka juga.Terlebih untuk diriku sendiri yang ingin merdeka darimu.
Tiga bulan bernapas tanpamu. Pikirmu aku akan menderita? Itu hanya ada ilusimu. Nyatanya hidupku lebih ringan tanpamu Ris.
D. Ralysa: Sepertinya aku siap membuka blokiran, Teh.
Awal April ini niat itu diurungkan karena suatu hal. Pesanku pada Mocca seperti biasa selalu berujung dengan menggosipkanmu dengan cewek-cewek yang tengah dekat denganmu Ris.
Konyol, 'kan? Aku bahkan mendoakan salah satu cewek di antara mereka agar bisa berpacaran denganmu.
Aku ingat, Maret lalu Mocca menawarkan apakah aku ingin membaca karyamu. Satu judul kubaca. Kenapa, Ris? Kau lagi-lagi playing victim di tulisan itu, membolak-balik fakta dan sudut pandang. Ah iya, itu hanya fiksi. Benar? Ya, sudahlah.
Aku tetap diam dan tak mau peduli. Dulu aku menomor satukanmu namun kamu tak bisa memberikan timbal balik untuk itu. Sekarang sungguh terserah.
Setelah tak pernah tahu lagi kabarmu Ris, aku berusaha belajar memaafkan diri dan mencari ketenangan hati. Serta mencoba ikhlas agar jiwaku bebas. Aku bisa dan berhasil.
Perlahan aku pun sembuh dari kegilaanku mencintaimu. Dapat tersenyum lagi bahkan kini sudah mampu menertawakan luka masa lalu. | Cerpen Motivasi Aku Harus Move On Demi Masa Depanku
Terima kasih, karena sakit darimu aku mampu belajar dewasa dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan netral sehingga hal-hal kecil tak bisa lagi mempengaruhi bahagiaku bersama pria nyata yang telah hadir kini.
D. Ralysa: Aku mohon, A, meski kamu udah gak ada rasa sama aku tetep temuin aku ke sini, ya. Aku bakal bertahan sampai Januari.
D. Ralysa: Aku pengen liat rupa nyata kamu, A. Seenggaknya sekali aja.
Pasangan sempurna adalah sebuah tim namun kita selalu masing-masing. Aku marah dan kamu pergi lalu kembali sesuka hati. Aku menyerah.
Akhir Desember pun habis dan pesanku melalui akun fesbuk ke Paris Agan tak pernah dibalas lagi. Hampa, tak dapat lagi kuraba rasanya.
Aku benci air mata ini Ris. Bukankah Januari seharusnya menjadi musim semi untuk pertemuan yang kaujanjikan padaku? Setelah satu tahun kita merenda cinta bersama hanya duka yang kuterima pada akhirnya.
Januari tanpamu kulalui dengan demam Paris. Namun, memang apa pedulimu jika keberadaanku saja sudah kau anggap tiada? Ya, di depan para gadis lain yang memujamu.
Mungkin perpisahan ini bagimu adalah ego. Akan tetapi, bagiku ini tentang harga diri.
Aku dilukai. Nyeri yang tak bisa diterima dan membuatku murka padamu, keadaaan, bahkan ke orang-orang di balik akun dengan lingkar pertemanan fesbuk sama.
Cinta kita memang berawal di jagat maya, ranah semu bermimpi nyata. Antara Subang-Lampung. Namun, apa salahku menuntut agar kau tetap memenuhi janji? Meski cintamu memudar tanpa kutahu sebabnya. Aku hanya ingin melihatmu namun ternyata percuma berbicara dengan batu.
Entah bagaimana rasaku ketika Januari hampir berlalu di pergantian tahun ini. Andai kau tahu Ris, seorang bapak yang pernah kau sebut sebagai calon ayah mertua menanyakan, "Kapan kedatangan pria Lampung itu, katanya bulan ini?" Aku hanya tersenyum.
Apakah kenyataan juga menamparmu keras-keras seperti yang kurasa, dulu?
Begitu senang dulu tanggapanmu kala kukabarkan telah menceritakanmu ke orangtua, beberapa bulan sebelum tahun 2018 ini.
Tulisan terakhirmu yang kubaca menguatkan tekat untuk menganggapmu sosok fiksi, tak nyata dan seorang pria pengecut yang tidak layak untuk dirindukan.
Ya, hubungan yang selalu difiksikan akan dibawa kemana selain ke dunia khayal? Sekarang kuhargai dan maklum jika memang kau belum berani menjadi nyata untuk cinta di maya. Namun, bukan aku orangnya yang pantas kau permainkan. Aku punya nama baik dan masih memiliki kehormatan.
Keputusan terakhirku adalah memblokir akun fesbukmu. Satu-satunya media komunikasi kita. Saat itu hati belum cukup lapang dan jiwaku tak sebesar sekarang. Ironis, selama ini aku baru menyadari terlalu mencintaimu secara tidak wajar. Apakah tidak konyol berbulan-bulan aku hanya mendengar suara pria yang kucinta hanya dua kali itu pun kurang dari lima menit.
Mocca: Cinta kalian sungguh hebat dan kuat meski di ranah maya tapi hati kalian nyata. Aku bahkan gak pernah tau ada kasus sedahsyat ini di dunia nyata.
Mocca, wanita cantik nan anggun yang menemaniku setelah putus denganmu Paris. Kenapa aku bisa begitu dekat dengan cepat padanya? Karena dia menebakku dan kamu dengan mudah. Sampai bisa mengetahui bagaimana tipe pacaran kita. Mocca, teman fesbuk yang bisa melepas frustasi kehilanganmu. Tidak ada rahasia karena kami sama-sama wanita. Ah, betapa aku beruntung memiliki Mocca. Juga beberapa teman lain yang tidak menghendaki aku sakit lagi karenamu. | Cerpen Motivasi Aku Harus Move On Demi Masa Depanku
Maka aku berniat harus bahagia untuk mereka juga.Terlebih untuk diriku sendiri yang ingin merdeka darimu.
Tiga bulan bernapas tanpamu. Pikirmu aku akan menderita? Itu hanya ada ilusimu. Nyatanya hidupku lebih ringan tanpamu Ris.
D. Ralysa: Sepertinya aku siap membuka blokiran, Teh.
Awal April ini niat itu diurungkan karena suatu hal. Pesanku pada Mocca seperti biasa selalu berujung dengan menggosipkanmu dengan cewek-cewek yang tengah dekat denganmu Ris.
Konyol, 'kan? Aku bahkan mendoakan salah satu cewek di antara mereka agar bisa berpacaran denganmu.
Aku ingat, Maret lalu Mocca menawarkan apakah aku ingin membaca karyamu. Satu judul kubaca. Kenapa, Ris? Kau lagi-lagi playing victim di tulisan itu, membolak-balik fakta dan sudut pandang. Ah iya, itu hanya fiksi. Benar? Ya, sudahlah.
Aku tetap diam dan tak mau peduli. Dulu aku menomor satukanmu namun kamu tak bisa memberikan timbal balik untuk itu. Sekarang sungguh terserah.
Setelah tak pernah tahu lagi kabarmu Ris, aku berusaha belajar memaafkan diri dan mencari ketenangan hati. Serta mencoba ikhlas agar jiwaku bebas. Aku bisa dan berhasil.
Perlahan aku pun sembuh dari kegilaanku mencintaimu. Dapat tersenyum lagi bahkan kini sudah mampu menertawakan luka masa lalu. | Cerpen Motivasi Aku Harus Move On Demi Masa Depanku
Terima kasih, karena sakit darimu aku mampu belajar dewasa dan menjadi pribadi yang lebih kuat dan netral sehingga hal-hal kecil tak bisa lagi mempengaruhi bahagiaku bersama pria nyata yang telah hadir kini.